MS Kaban: Kebun Raya Bogor Cocok Jadi Wisata Konservasi

Sudah berusia 204 tahun dan menjadi tujuan wisata bagi banyak wisatawan Indonesia.
Kebun Raya Bogor. (Foto: Tagar/LIPI)

Jakarta - Mantan menteri kehutanan periode 2004-2009 sekaligus pemerhati lingkungan, MS Kaban meninjau Kebun Raya Bogor (KRB), pada Selasa, 5 Oktober 2021.

Menurut Kaban, KRB yang sudah berusia 204 tahun dan menjadi tujuan wisata bagi banyak wisatawan Indonesia dan dunia sangat cocok untuk mengembangkan wisata konservasi secara beriringan dan seimbang, saat ini KRB juga harus bertransformasi untuk mengikuti perkembangan zaman.

"Jadi Kebun Raya dikenal dunia, mau tidak mau dia akan dikunjungi sehingga peluang untuk menjadi kawasan wisata sangat terbuka. Atau menjadi kawasan wisata konservasi,” katanya.

Kaban menekankan, KRB harus tetap mempertahankan citra kawasan konservasi karena di sini terdapat perkembangan ilmu pengetahuan yang harus tetap terjaga dan terpelihara. Selain itu, terminologi wisata di KRB harus dikelola sehingga pengelolaan bisnis di sana harus tetap ada. Kaban juga melihat KRB memiliki banyak pakar dan ahli, agar kedua titik itu bisa seimbang.

“Jadi kalau saya lihatnya ini tidak dipertentangkan, tapi dia harus dicari titik keseimbangan karena konservasi dan wisata itu menjaga keseimbangan,” ujarnya.

Kaban melihat saat ini KRB sudah sangat teratur dan tertata lebih baik. Di sisi lain, nilai konservasinya masih terjaga dengan maksimal. 



Jadi Kebun Raya dikenal dunia, mau tidak mau dia akan dikunjungi sehingga peluang untuk menjadi kawasan wisata sangat terbuka. Atau menjadi kawasan wisata konservasi.



“Sebagai contoh dulu saya melihat sarang lebah dan kelalawar dan itu menandakan alam konservasi Kebun Raya Bogor berjalan baik,” tambahnya.

Menurut guru besar IPB Hermanto Siregar, harus ada parameter untuk menjaga nilai wisata dan ekonomi bisa berjalan beriringan. Karena ia melihat komersialisasi mempunyai dampak negatif dan positif, di mana ada istilah limit to growth atau titik batas.

“Misalnya batas maksimal kunjungan di KRB ini berapa agar tidak terlalu padat. Atau luasan kawasan ini berapa, yang dipakai untuk komersialisasi berapa sehingga mengganggu konservasi,” jelasnya.

Hermanto menekankan, segala hal itu harus dihitung secara cermat agar fungsi konservasi wisata bisa berjalan beriringan dan seimbang. Agar tidak ada satu fungsi yang melebihi batas dan malah memberi dampak negatif.

Soal inovasi, Hermanto selalu mendukung apa yang selama ini dikembangkan KRB. 

“Perkembangan zaman harus dibarengi dengan inovasi bisa dalam bentuk digital sehingga dapat mudah diterima lintas generasi saat ini,” ucap

Dengan luas lahan 87 hektare, KRB memiliki koleksi tumbuhan sekitar 222 suku (famili), 1.257 marga, 3.423 jumlah spesies dan 13.684 spesimen. []

Berita terkait
Menteri PUPR Tinjau Penataan Taman Anggrek Kebun Raya Bogor
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono melakukan kunjungan ke Penataan Bangunan Kawasan Taman Anggrek Kebun Raya Bogor.
Kementerian PUPR Lakukan Penataan di Kebun Raya Bogor
Kementerian PUPR melakukan kerjasama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) guna mendukung pelestarian keanekaragaman hayati.
Kementerian PUPR Selesaikan Penataan Kebun Raya Bogor
Kementerian PUPR tengah menyelesaikan tahap akhir penataan Kawasan Taman Anggrek Kebun Raya Bogor di Kota Bogor, Jawa Barat.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.