Moskow Bisa Sita Aset Perusahaan-perusahaan yang Tinggalkan Rusia

Mal "Evropeisky" di Ibu Kota Moskow pernah menjadi simbol Rusia yang terintegrasi dengan ekonomi konsumen-konsumen di dunia
Pusat Bisnis Internasional Moskow yang juga dikenal sebagai "Kota Moskow" terlihat di latar belakang, di Moskow, Rusia, 27 Februari 2016 (Foto: voaindonesia.com - REUTERS/Grigory Dukor)

Jakarta – Mal "Evropeisky" di Ibu Kota Moskow pernah menjadi simbol Rusia yang terintegrasi dengan ekonomi konsumen-konsumen di dunia. Atrium-atrium di mal itu dinamai dengan nama kota-kota terkenal, seperti London, Paris, dan Roma.

Namun, kini sebagian besar pusat perbelanjaan tujuh lantai itu menjadi sepi setelah merek-merek terkenal Barat, dari Apple hingga Victoria's Secret, menutup operasi mereka di Rusia dalam dua minggu terakhir sejak negara itu menginvasi Ukraina.

Kantor Berita Associated Press (AP) melaporkan ratusan perusahaan telah mengumumkan rencana yang sama sebagai langkah untuk membatasi hubungan dengan Rusia. Keputusan perusahaan-perusahaan multinasional untuk hengkang dari Rusia juga semakin meningkat dalam seminggu terakhir menyusul kekerasan mematikan dan krisis kemanusiaan di Ukraina yang memburuk, dan ditambah eskalasi sanksi ekonomi yang diterapkan pemerintah Barat.

presiden putinPresiden Rusia, Vladimir Putin, mendengarkan saat ia datang untuk membahas masalah penyandang cacat (Foto: voaindonesia.com/AP)

Presiden Rusia, Vladimir Putin, Kamis, 10 Maret 2022, mengatakan bahwa jika perusahaan asing menutup produksi di Rusia, dia berencana untuk "membawa manajemen luar dan kemudian mentransfer perusahaan-perusahaan ini kepada mereka yang ingin bekerja."

Rancangan undang-undang memungkinkan pengadilan Rusia untuk menunjuk administrator eksternal bagi perusahaan yang berhenti beroperasi dan setidaknya 25 persen sahamnya dimiliki asing. Partai Rusia Bersatu yang berkuasa mengatakan jika pemilik menolak untuk melanjutkan operasi atau menjual saham miliknya, saham perusahaan dapat dilelang. Mereka menyebutnya sebagai “langkah pertama menuju nasionalisasi.”

Chris Weafer dari Macro-Advisory, sebuah konsultan yang mengkhususkan diri di Rusia, mengatakan Kremlin “mengadopsi pendekatan imbalan dan hukuman untuk bisnis asing.”

Pembicaraan tentang nasionalisasi, katanya, diimbangi dengan bantuan pemerintah bagi perusahaan yang tetap tinggal. Alasan utama, menurut Weafer, adalah keinginan Kremlin untuk menghindari pengangguran massal.

sekretaris pers gedung putih jen psakiSekretaris Pers Gedung Putih, Jen Psaki, berbicara pada konferensi pers di Gedung Putih di Washington, AS, 27 Januari 2022 (Foto: voaindonesia.com - AP/Andrew Harnik)

Juru Bicara Pers Gedung Putih, Jen Psaki, mengkritik “setiap keputusan tanpa hukum Rusia untuk menyita aset perusahaan-perusahaan ini.” Ia mengatakan bahwa “pada akhirnya (keputusan itu) akan mengakibatkan lebih banyak penderitaan ekonomi bagi Rusia.” (ah/vm)/Associated Press/voaindonesia.com. []

Perusahaan Elektronik Apple Setop Penjualan iPhone di Rusia

Intel dan Airbnb Bekukan Bisnis di Rusia dan Belarus

Heineken dan Universal Music Group Hengkang dari Rusia

Produsen Mobil Jepang Setop Produksi dan Ekspor ke Rusia

Berita terkait
Invasi Terhadap Ukraina Picu Eksodus Bisnis Barat dari Rusia
McDonald dan Harian New York Times telah bergabung dengan sejumlah bisnis Barat, yang menghentikan operasi mereka di Rusia
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.