Moeldoko Yakin Jokowi-Ma'ruf Menang di Atas 60 Persen

Moeldoko Yakin Joko Widodo-Ma'ruf Amin akan menuai kemenangan pada Pilpres 2019.
Kepala Staf Keperesidenan Moeldoko di sela-sela perayaan Hari Jadi ke-11 Bawaslu di Kantor Bawaslu, Jakarta, Selasa (9/4/2019). (Foto: Antara/M Risyal Hidayat)

Jakarta - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko yakin pasangan capres-cawapres nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin akan menuai kemenangan pada Pilpres 2019.

Bahkan, kata dia, tanda-tanda kemenangan semakin jelas, paslon 01 pun ia prediksi akan menuai angka di atas 60 persen dalam suara nasional.  Moeldoko mengungkapkan hal itu saat berada di Djakarta Theater, Jalan M.H Thamrin, Menteng, Jakarta Pusat pada 17 April 2019.

Cerah ini, jelas tanda-tanda kemenangan begitu kan. Optimis di atas 60%. 

Moeldoko menjelaskan, sejauh ini belum ada yang dibahas terkait dengan deklarasi kemenangan. Ia mengatakan, kedatangannya ke Djakarta Theater untuk mengikuti perkembangan quick count Pilpres 2019.

"Hari ini tidak ada yang dibahas. Kita hanya mengikuti saja. Hari ini belum tau akan ada deklarasi, tapi yang jelas, kita ingin mengikuti perkembangan di perhitungan cepat," jelasnya.

Ia menilai, sejauh ini kinerja Komisi Pemilihan Umum (KPU) patut diacungi jempol. Meski terdapat beberapa masalah terkait Pemilihan Umum, namun hal itu menurutnya, masih dalam batas toleransi.

"Alhamdulillah ya semuanya saya monitor ya telah berjalan dengan baik. KPU punya prestasi yang luar biasa. Ada sedikit-sedikit masalah di beberapa tempat saya ikuti terus ya, tetapi masih dalam batas toleransi," ucap Moeldoko.

"Karena memang yang dikelola oleh KPU cukup besar dengan area 800.000 Tempat Pemungutan Suara (TPS), itu tidak mudah ya," sambungnya.

Semuanya, kata dia, perlu ada evaluasi ke depan. Sehingga, proses demokrasi 5 tahunan ini makin sempurna dari waktu ke waktu. "Tapi secara umum semuanya telah berjalan dengan baik lah," pungkasnya.

Baca juga:

Berita terkait
0
Penduduk Asli Pertama Amerika Jadi Bendahara Negara AS
Niat Presiden Joe Biden untuk menunjuk Marilynn “Lynn” Malerba sebagai bendahara negara, yang pertama dalam sejarah Amerika Serikat (AS)