Disebut Sebagai Robot Tak Berhati, Din Syamsuddin Bela Rocky Gerung

Din Syamsuddin menyoroti pernyataan Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko yang menyebut Rocky Gerung sebagai robot tak berhati.
Cendikiawan Din Syamsuddin. (Foto: Instagram/Din Syamsuddin)

TAGAR.id, Jakarta - Mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin menyoroti pernyataan Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko yang menyebut Rocky Gerung sebagai robot tak berhati. 

Hal ini disampaikan Moeldoko merupakan buntut Rocky Gerung yang menyebut Presiden Jokowi sebagai 'Bajin*** To**l'. belum lama ini.

Pernyataan Rocky Gerung, menurut Din merupakan kritikan terhadap Pemerintah termasuk Presiden Jokowi. Kritikan merupakan hal yang wajar. Dia menilai respons Moeldoko terlalu berlebihan.


Saya berkeyakinan reaksi apalagi mengadukan Rocky Gerung ke kepolisian justru akan semakin menambah simpati dan dukungan terhadap Rocky Gerung.


"Rocky Gerung, sebagai warga negara dan cendekiawan, memiliki hak dan kewajiban untuk mengkritik Pemerintah termasuk Presiden. Seyogyanya para pejabat, termasuk KSP Jenderal TNI (Purn) Moeldoko tidak usah bereaksi apalagi menunjukkan kekuasaan. Lebih baik mereka mawas diri, mengevaluasi apakah kritik Rocky Gerung benar atau salah?," kata Din, Kamis, 3 Agustus 2023. 

Din meminta Pemerintah termasuk Moeldoko tidak alergi terhadap kritikan Rocky Gerung. Menurutnya, Pemerintah harusnya bisa mengoreksi diri tidak menunjukkan arogansi dan dapat diselesaikan dengan dialog.

"Kalau dibalas bahwa Rocky Gerung adalah robot tak berhati, nanti dapat dibalik apakah para pejabat itu berotak dan berhati sehingga alergi terhadap kritik. Atau mereka patut diduga terbelenggu oleh syahwat kekuasaan, karena sedang menikmati kekuasaan itu. Pernyataan KSP Moeldoko bahwa beliau akan memasang badan terhadap Presiden hanyalah ekspresi adu otot, bukan adu otak. Si alam demokrasi sebaiknya dikembangkan adu otak, dalam dialog bila perlu debat," ujarnya.

Lebih jauh, Din menyebut, Pemerintah saat ini sudah menyimpang dari UUD 1945. Dia lalu mengajak berbagai pihak untuk dialog menilai pernyataan yang disampaikan Rocky Gerung benar atau tidak.

"Saya dan banyak rakyat warga negara bersepakat dengan kritik Rocky Gerung terhadap Pemerintah termasuk Presiden yang sudah kebablasan menyimpang dari UUD 1945. Ayo berdiskusi apakah itu benar atau tidak? Bahwa frasa dari pengamat ke pengamat berbeda dalam menyimpulkan penyimpangan rezim adalah ciri pribadi masing-masing," imbuhnya.

Din lalu mengingatkan, bahwa para pejabat dan pemangku kekuasaan memiliki amanat dari rakyat. Mereka juga digaji dari uang rakyat yang harusnya juga membela kepentingan rakyat.

"Sebaiknya para pemangku amanat dan kekuasaan bersungguh-sungguh mengemban amanat, ingat mereka menerima gaji yang berasal dari uang rakyat, maka harus berpihak kepada rakyat. Janganlah alergi terhadap kritik, dan setiap kritik dianggap serangan terhadap pribadi, lupa bahwa diri mereka terikat dengan jabatan," bebernya.

Cendekiawan Muslim ini juga menilai langkah sejumlah pihak yang melaporkan Rocky Gerung ke polisi berlebihan. Menurutnya, banyak pihak yang akan mendukung Rocky Gerung.

"Saya berkeyakinan reaksi apalagi mengadukan Rocky Gerung ke kepolisian justru akan semakin menambah simpati dan dukungan terhadap Rocky Gerung. Kalau Jenderal Moeldoko akan pasang badan bagi atasannya, maka banyak dari kami termasuk saya akan pasang otak untuk Rocky Gerung. Saya akan berada di samping Rocky Gerung, dan akan mengajak rakyat untuk mendukungnya. Bismillah," tandasnya. []

Berita terkait
Putra Sulung Jadi Caleg, Din Syamsuddin Bakal Turun Gunung Dukung PAN
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah 2005-2010 Din Syamsuddin mengaku akan mendukung Partai Amanat Nasional (PAN) di Pemilu 2024.
Din Syamsuddin Sebut JK Sediakan Pesawat Khusus untuk Jenazah Azyumardi
Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Din Syamsuddin mengatakan, jenazah Azyumardi akan dipulangkan dengan pesawat milik JK.
Din Syamsuddin Sebut Akar Masalah Bangsa Adalah Kediktatoran Konstitusional
Ketua Dewan Nasional Pergerakan Indonesia Maju, Din Syamsuddin menyebut akar masalah bangsa ini adalah kediktatoran konstitusional.