Mitos-mitos Investasi yang Masih Banyak Dipercaya Orang

Padahal belum tentu mitos itu benar. Inilah mitos-mitos tentang investasi yang tidak boleh dipercaya.
Mitos investasi (Foto: Tagar/Pexels/Andrea Piacquadio)

Jakarta - Investasi sekarang ini mulai banyak digandrungi masyarakat, namun masih banyak orang yang belum berani memulai investasi karena berbagai alasan. Investasi sebenarnya menjadi salah satu medium untuk mengatasi inflasi yang setiap tahun mengingkat.

Ada kebohongan tentang investasi yang dipercaya oleh sebagian besar orang. Itu sebabnya banyak orang takut berinvestasi, bahkan ada mitos-mitos terkait investasi yang membuat orang takut untuk memulainya. 

Padahal belum tentu mitos itu benar. Inilah mitos-mitos tentang investasi yang tidak boleh dipercaya.


Sangat Beresiko

Banyak orang yang bilang bahwa investasi sangat berisiko tinggi. Kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan berlimpah hanya isapan jempol belaka. Padahal, hal tersebut tidaklah benar. 

Risiko dalam investasi beragam sesuai dengan produknya. Investasi menggunakan asas high risk high taker. Semakin banyak keuntungannya, semakin besar risikonya.


Uang Cepat Habis

Ada yang bilang kalau investasi, semua uang yang dimiliki atau yang diinvestasikan bisa lenyap semuanya. Ini sama sekali tidak benar. Uang yang diinvestasikan tidak akan benar-benar habis, yang ada meningkat. 

Kecuali menggunakan produk investasi bodong yang menipu. Penting untuk periksa terlebih dahulu produk investasi yang akan digunakan. Jangan sampai terjerumus ke investasi bodong.


Investasi Itu Rumit

Siapa bilang investasi itu rumit? Ini adalah kebohongan yang sering dipercaya. Calon investor tidak perlu repot-repot datang ke kantor bursa untuk membuka saham. 

Industri investasi sekarang ini mempermudah peluang bagi siapa saja yang ingin berinvestasi melalui reksa dana, investasi saham online, dan tabungan emas. Investor hanya perlu menyetorkan dana secara berkala ke rekening investasi yang dimiliki. Jadi, investasi itu mudah.


Makan Waktu Banyak

Banyak orang beranggapan investasi membutuhkan banyak waktu, karena harus melihat perkembangan harga saham. 

Ini adalah pemahaman yang keliru. Bedakan antara berinvestasi dengan trading atau perdagangan saham. Anda hanya perlu sekali waktu untuk melihatnya, bahkan bisa juga tidak memantaunya sama sekali.


Butuh Modal Besar

Sebagian besar orang mengira butuh banyak modal untuk mulai investasi. Ini adalah kebohongan investasi terbesar. Ada platform investasi yang membutuhkan modal kecil. Hanya membutuhkan modal Rp100 ribu untuk membuka rekening saham. Selain itu, hanya dibutuhkan uang Rp50 ribu untuk membuka tabungan emas di pegadaian.[]


(Egy Setya Ramadhan)

Baca Juga:

Berita terkait
Kisah Investor John Templeton, Pendiri Templeton Growth Fund
Templeton menjadi seorang miliarder dengan merintis penerapan reksadana terdiversifikasi secara global.
Profil John B. Neff, Investor Kawakan Dunia Asal Amerika
John B. Neff, CFA, adalah seorang investor Amerika, manajer reksa dana, dan dermawan.