Mitologi Gerhana Bulan di Asia, Amerika, Eropa

Tak hanya Indonesia yang punya mitos, legenda gerhana bulan. Ini mitologi gerhana bulan di Benua Asia, Amerika, dan Eropa.
Suku Inca berpikir, Jaguar sedang menyerang bulan ketika peristiwa gerhana bulan sedang terjadi dan itu merupakan hal yang tidak baik. (Foto: Tagar/Gemilang Isromi Nuari)

Jakarta, (Tagar 27/7/2018) - Pada 28 Juli 2018 dini hari ini pukul 01.24 sampai 05.19 Wib, di Indonesia terjadi fenomena gerhana bulan. Peristiwa langka ini menjadi momen yang ditunggu-tunggu banyak orang.

Jauh sebelumnya, gerhana bulan adalah peristiwa alam yang sangat dihindari manusia. Berbagai mitos bermunculan dalam budaya kuno di berbagai belahan benua. 

Tak hanya Indonesia yang punya mitos, legenda, maupun cerita rakyat terkait gerhana bulan. Ini mitologi gerhana bulan di Benua Asia, Amerika, dan Eropa.

Mitologi Asia

Gerhana BulanAnjing hitam surgawi legendaris bernama Tian Gou dalam cerita rakyat China kuno. (Foto: Deviant Art)


China

Dalam cerita rakyat China kuno dikisahkan adanya anjing hitam surgawi legendaris bernama Tian Gou. Pada awalnya ia dilihat sebagai hewan yang melawan kejahatan, namun kemudian malah dianggap sebagai pertanda buruk di Tiongkok kuno. Penyair China abad ke-20 Guo Moruo menulis tentang Tian Gou

Tian Gou sebenarnya anjing pemburu milik seorang pemanah bernama Hou Yi. Hou Yi seorang pemanah itu berjasa pada Dewa karena menembak jatuh sembilan matahari, dan menyisakan satu matahari di langit. Ia pun diberikan hadiah oleh Dewa, sebuah pil abadi.

Belum sempat meminumnya, sang istri bernama Chang E mencuri pil abadi tersebut. Tian Gou sempat mengendus, dan menjilat sisa pil abadi yang diminum Chang E, milik tuannya. Anjing itu kemudian mengejar Chang E yang lari dan menyembunyikan diri sampai ke bulan.

Dalam pengejaran, tubuh anjing itu kian melebar. Dalam satu gerakan, Tian Gou melompat dan menelan seluruh bulan, termasuk Chang E yang berada di bulan. Raja dan Ratu Surgawi yang mendengar peristiwa itu memerintahkan Pengawal Surgawi untuk menangkap Tian Gou, yang diketahui sebagai anjing pemburu Hou Yi.

Ratu Surgawi pun memberikannya gelar Anjing Surgawi yang bertanggung jawab menjaga Pintu Surga Selatan. Anjing hitam itu pun meludahkan Chang E dan bulan yang sempat ditelannya. Chang E pun tinggal di bulan.

Gerhana BulanSaat membicarakan gerhana, orang Korea punya cerita rakyat yang mengisahkan bagaimana anjing pemadam kebakaran (Bulgae) merujuk pada anjing yang kuat dan ganas, yang menyebabkan fenomena gerhana Matahari dan Bulan. (Foto: Pearl River)

Korea

Jauh sebelum Semenanjung Korea terbagi menjadi dua negara, yakni Korea Utara dan Korea Selatan, Korea punya mitos terkait gerhana bulan dan matahari. Saat membicarakan gerhana, orang Korea punya cerita rakyat yang mengisahkan bagaimana anjing pemadam kebakaran (Bulgae) merujuk pada anjing yang kuat dan ganas, yang menyebabkan fenomena gerhana matahari dan bulan.

Menurut cerita, dahulu kala ada seorang Raja dari Dunia Kegelapan (Gamangnara) yang ingin menerangi kerajaannya karena prihatin dengan kegelapan yang menyelimuti kerajaannya. Lantas ia memerintah anjing pemadam kebakaran yang ganas untuk mencuri matahari dan bulan.

Pertama, Bulgae mencuri matahari dengan menggigit matahari di mulutnya, namun gagal. Bulgae tak bisa menahan matahari di mulutnya, karena matahari yang terlalu panas. Tak menyerah, Raja pun meminta Bulgae lain untuk mencuri bulan, namun gagal lagi. Kali ini, karena bulan terlalu dingin yang membuat mulut Bulgae membeku.

Raja pun memerintahkan banyak Bulgae lagi dan lagi untuk mencuri bulan dan matahari, namun tetap saja terus-menerus gagal.

Lantas, fenomena menjadi gelapnya matahari dan bulan saat gerhana ini diyakini rakyat Korea saat Bulgae dari Gamangnara menggigit matahari atau bulan.

Mitologi Amerika

Gerhana BulanSuku Inca berpikir, Jaguar sedang menyerang bulan ketika peristiwa gerhana bulan sedang terjadi dan itu merupakan hal yang tidak baik. (Foto: Tagar/Gemilang Isromi Nuari)

Suku Inca

Mitos yang datang dari Benua Amerika, salah satunya datang dari suku dari peradaban Amerika Selatan, Suku Inca. Mereka berpikir, Jaguar menyerang bulan ketika peristiwa gerhana bulan sedang terjadi dan itu merupakan hal yang tidak baik.

"Inca tidak melihat gerhana sebagai sesuatu yang sangat baik," kata David Dearborn, seorang peneliti di Lawrence Livermore National Laboratory di California. Ia telah menulis banyak tentang bagaimana astronomi Inca, dikutip dari  National Geographic.

Kisah serangan kucing besar yang menyerang dan memakan bulan tergambarkan dengan warna berkarat atau warna merah darah dari bulan sering berubah selama gerhana bulan total. Suku Inca takut, setelah dari bulan, Jaguar akan turun ke bumi dan memakan orang.

Karena itu tiap gerhana bulan datang, mereka mencoba mengusir Jaguar dengan menggoyangkan tombak dan membuat banyak suara, termasuk memukuli anjing mereka untuk membuat mereka melolong.

Gerhana BulanIlustrasi Suku Hupa, suku asli Amerika dari California utara tak ketakutan sama sekali dengan gerhana bulan. (Foto: Duniaku)

Suku Hupa dan Suku Luiseño

Meski sama-sama dari Benua Amerika, suku Hupa, suku asli Amerika dari California utara tak ketakutan sama sekali dengan gerhana bulan. Bahkan, mereka meyakini jika gerhana sedang terjadi, artinya bulan sedang terluka maupun sakit.

Suku Hupa bahkan meyakini bulan mempunyai 20 orang istri dan hewan peliharaan. Hewan peliharaannya adalah singa gunung dan ular. Bulan pun memberi makan hewan peliharaannya, namun ketika tak mencukupi mereka malah menyerangnya.

Ketika gerhana akan berakhir artinya para istri bulan datang untuk melindunginya, mengumpulkan darahnya dan memulihkannya kesehatannya.

Suku Luiseño dari California Selatan juga meyakini bahwa peristiwa gerhana bulan adalah isyarat bahwa bulan sedang sakit. Anggota suku pun akan menyanyikan lagu-lagu penyembuhan maupun doa untuk bulan yang sedang gelap.

Eropa

Gerhana BulanSerigala Fenrir, cerita rakyat Mitologi Norse bangsa Eropa. (Foto: Kaskus.com)
Mitologi Norse

Di Benua Eropa ada Mitologi Norse terkait fenomena gerhana bulan. Norsemen sendiri adalah nama yang diberikan kepada Viking Skandinavia yang menyerbu dan menetap di pantai benua Eropa pada abad ke-9 dan ke-10. Pada zaman dewa dulu, dua ekor Serigala Skoll dan Hati anak dari Serigala Fenrir, masing-masing mengejar Sol (matahari) dan Mani (bulan). Serigala Fenrir sendiri adalah anak dari Dewa Kenakalan Loki.

Dalam perang penentuan antara ras raksasa dan ras dewa (Ragnarok), dari Iron Wood, dua ekor serigala Skoll dan Hati dikisahkan akhirnya berhasil menangkap dan memakan matahari dan bulan. Lalu, menumpahkan darah matahari dan bulan ke bumi. Kemudian membuat bumi gelap gulita dan menyebabkan sembilan Dunia menderita musim dingin yang berkepanjangan.

Norse kemudian melihat dalam gerhana tercermin kisah malapetaka itu.

Dua serigala digambarkan oleh Stephen Hawking sebagai monster gerhana di The Grand Design dan banyak publikasi lainnya, meski ada beberapa komentator yang skeptis dengan karyanya. Eve Siebert seorang Ahli Filsuf Bahasa Inggris berpendapat bahwa puisi Old Norse pun hanya menunjukkan suatu kejadian yang kelam dan bukan kejadian yang berulang. []

Berita terkait
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.