Meta Didesak Batalkan Rencana Instagram untuk Anak-anak

Pemuka agama di AS desak Mark Zuckerberg untuk menghentikan total rencananya mengembangkan Instagram Kids
Logo Facebook dan Instagram (Foto: dw.com/id)

Jakarta - Pemuka agama di Amerika Serikat (AS) mendesak Direktur Meta (d/h Facebook), Mark Zuckerberg, untuk menghentikan total rencananya mengembangkan Instagram Kids, karena dinilai membahayakan keselamatan dan kesehatan mental anak-anak.

Sejak September 2021 silam Meta, induk perusahaan Facebook dan Instagram, sudah menunda proyek pengembangan platform berbagi foto untuk anak-anak Instagram Kids. Kini, pemuka agama mendesak agar pengembangannya dibatalkan secara permanen.

Permintaan itu dikirimkan lewat sebuah surat oleh lembaga advokasi, Fairplay dan Children's Screen Time Action Net.

"Setelah melalui meditasi dan doa, kami meyakini platform media sosial yang membidik jiwa-jiwa yang belum dewasa, mempraktikkan penambangan data yang tidak etis dan terinspirasi oleh keuntungan adalah bukan alat untuk kemaslahatan umum anak-anak,” tulis ke70 pemuka agama di Amerika Serikat, Senin, 7 Februari 2022.

Meta dihujani kecaman setelah kebocoran dokumen internal yang dilakukan oleh mantan pegawai Facebook, Frances Haugen, mengungkap rencana perusahaan untuk menggarap target pengguna media sosial di bawah umur.

Direktur Instagram, Adam Mosseri, Desember lalu dipanggil Senat AS untuk ditanyai soal aspek keamanan online bagi anak-anak dalam proyek Instagram Kids. Jaksa agung di sejumlah negara bagian juga memanggalang aliansi untuk menghadang rencana Meta.

Meta yag dipimpin Mark Zuckerberg berdalih, dokumen yang dibocorkan dipakai untuk membuat gambaran miring terkait kinerja perusahaan. Ia juga bersikukuh gagasan membuat Instagram khusus anak-anak justru dibuat untuk menciptakan ruang online yang aman bagi pengguna di bawah umur.

Logo InstagramIlustrasi Instagram. (Foto: Antara/Pixabay)

Eksploitasi anak-anak

Sebagaimana platform media sosial lain, Instagram melarang anak di bawah 13 tahun untuk membuat akun dan menggunakan layanan beragi foto itu. Namun Meta mengakui ada banyak anak-anak di kelompok umur tersebut yang mendaftar dengan tanggal lahir palsu.

Instagram Kids diklaim dikembangkan untuk mengatasi masalah tersebut. Nantinya, platform yang baru akan memberi orang tua kuasa untuk mengawasi atau membatasi akun anaknya. Akses juga dibatasi untuk anak di atas usia 10 tahun.

Platform media sosial lain seperti TikTok dan YouTube juga mengembangkan versi anak-anak untuk menjamin konten yang sesuai dengan usia pengguna.

Namun begitu, organisasi perlindungan hak anak, Campaign for a Commercial-Free Childhood melontarkan kritik, Meta berusaha memanfaatkan ketakutan anak-anak tertinggal oleh tren media sosial. Mereka mengkhawatirkan perkembangan mental anak akan ditentukan oleh algoritma media sosial, ketimbang arahan orang tua.

Dalam penelitiannya, lembaga pmbela hak anak-anak, Fairplay for Kids, menemukan Facebook masih mengumpulkan informasi tentang pengguna di bawah umur. Data itu diolah untuk menentukan jenis iklan yang paling tepat untuk pengguna.

Namun, dalam praktiknya algoritma ini bisa menyasar anak yang mengidap anoreksia dengan iklan produk diet atau bocah dengan tingat kepercayaan diri yang rendah dengan unggahan yang menglorifikasi bentuk tubuh tertentu, lanjut lembaga tersebut [rzn/as (rtr,ap)]/dw.com/id. []

Facebook Didesak Batalkan Rencana Instagram Versi Anak-anak

Australia Usul Facebook Izin Orang Tua untuk Pengguna Anak-anak

Facebook Ungkap Fitur Kontrol Baru bagi Anak-anak dan Remaja

Pengguna Facebook dan Instragam Bisa Sembunyikan Jumlah Like

Berita terkait
Facebook Didesak Batalkan Rencana Instagram Versi Anak-anak
Anggota parlemen AS dari Partai Demokrat mendesak Facebook agar membatalkan rencana program Instagram versi anak-anak
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.