Meryl Rouli Saragih, Kiprah Milenial di DPRD Sumut

Meryl Rouli Saragih, anggota DPRD Sumatera Utara dari Fraksi PDIP merupakan putri ketiga dari eks Ketua DPD PDIP Sumut Japorman Saragih.
Anggota DPRD Sumut Meryl Rouli Saragih. (Foto: IG Neryl)

Medan - Meryl Rouli Saragih, anggota DPRD Sumatera Utara dari Fraksi PDIP merupakan putri ketiga dari eks Ketua DPD PDIP Sumut Japorman Saragih, yang baru saja mengundurkan diri dari jabatannya.

Meryl, dikenal sebagai anggota dewan yang datang dari kalangan muda dan milenial. Wanita cantik kelahiran 18 Mei 1990 itu, kini duduk di Komisi A DPRD Sumut, yakni membidangi Pemerintahan.

Sebelum terjun ke dunia politik, mengikuti jejak sang ayah yang sudah tiga periode menjadi wakil rakyat di gedung DPRD Sumut, Meryl dikenal aktif di dunia lembaga swadaya masyarakat, yakni mendirikan Kreasi Kreator yang sering melakukan edukasi terhadap kaum muda dan milenial.

Pernah menjadi staf salah seorang Wakil Menteri Luar Negeri dan juga seorang pengacara. Meryl menyelesaikan sarjana hukumnya di Universitas Trisakti pada 2011 dan meraih gelar magister hukum dari Universitas Pelita Harapan tahun 2015.

Meryl akhirnya menjajal kemampuan politiknya pada Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019 lalu. Dia ditempatkan di daerah pemilihan atau Dapil Sumut 2 meliputi Medan B, yakni, Kecamatan Medan Sunggal, Barat, Helvetia, Tuntutungan, Johor, Maimun, Polonia, Baru, Petisah, dan Selayang.

Aku belajar banyak dari Bapak, melihat kapasitas yang sudah dia jalankan sebagai orang tua, atasan dan wakil rakyat

Di dapil ini dia menghadapi lawan berat, terutama dari internal partai sendiri, termasuk Baskami Ginting yang kini menjabat Ketua DPRD Sumut. Meryl memang mengandalkan suara dari kalangan muda dan milenial, jalur yang selama ini dia gauli dan dorong untuk berkreasi.

Bisa jadi pengalaman sang ayah menjadi mentor sekaligus modal kuat bagi Meryl bertarung dan lolos dari dapilnya. Dikutip dari blognya, http://saragihmeryl.blogspot.com, Meryl meneladani politikus senior di PDIP Sumut itu.

“Jadi Nang, dalam hidup ini kita jangan cuma jago tambah-tambah, kurang-kurang, kali-kali…kita juga harus jago bagi-bagi. Pernyataan yang pernah diucapkan Bapak samaku. Maksudnya adalah, kita harus bisa berbagi kepada orang lain, terutama orang yang membutuhkan," tulis Meryl.

Meryl menyebut, dari ayahnya dia belajar untuk hidup generous. Bermurah hati. Bukan hanya dari sisi materil, tapi juga moril seperti waktu, pikiran, tenaga, perhatian, ilmu, networking, dan lainnya. 

"Aku belajar banyak dari Bapak, melihat kapasitas yang sudah dia jalankan sebagai orang tua, atasan dan wakil rakyat," tulisnya.

Benar saja, pandangan itu dia jalankan terutama di masa pandemi Covid-19 saat ini. Meryl dan timnya banyak membantu warga yang terdampak, secara khusus di dapilnya. 

Meryl SaragihMeryl Saragih memberikan bantuan paket sembako ke masyarakat difabel dan lansia. (Foto: IG Meryl Rouli Saragih)

Mulai dari membagi sembako kepada kaum difabel dan lansia, hingga memberikan alat pelindung diri kepada puskesmas. Meryl menyisihkan sebagian penghasilannya di dewan untuk bisa melakukan itu.

“Ini semua kami lakukan sebagai bentuk kontribusi wakil rakyat kepada konstituen yang sudah memilih dan juga mengikuti instruksi dari DPP PDIP dan DPD PDIP Sumut untuk gotong royong melawan corona,” kata dia kepada wartawan di Medan pada Maret 2020 lalu.

Sikap kritisnya terhadap jalannya pemerintahan di Sumatera Utara juga terlihat. Pengalamannya di LSM dan latar belakang pendidikan yang memadai membuatnya mampu berperan di legislatif.

Meryl pernah mengkritik Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi yang akan mengganti Festival Danau Toba tahun 2020. Menurut Meryl, ajang wisata yang sudah berlangsung sejak 2013 itu termasuk salah satu strategi untuk mempromosikan pariwisata Danau Toba. Edy bermaksud mengganti event itu karena mengaku tidak siap.

Meryl menyebut, sebaiknya festival itu tetap dijalankan tetapi dilakukan evaluasi terhadap jadwal pelaksanaan, semisal digelar saat liburan sekolah, koordinasi panitia ke pemerintah daerah untuk menyiapkan fasilitas event dan juga promosi yang gencar.

Di masa pandemi ini, kembali Meryl melayangkan kritik solutifnya terhadap Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi, terutama dalam penggunaan anggaran refocusing APBD 2020 Pemprov Sumut.

Dia meminta gubernur tidak terburu-buru menyalurkan dana refocusing tahap dua pada Juli 2020 ini. Edy dia minta terlebih dulu menerima masukan dan evaluasi dari banyak pihak termasuk DPRD. Mengingat buruknya pelaksanaan dan penggunaan dana refocusing di tahap pertama.

Pada penggunaan dana refocusing tahap pertama banyak ditemukan kebocoran terutama pada aspek bantuan sosial, dan anggaran untuk tindakan preventif pemutusan mata rantai penyebaran Covid-19 belum terlihat secara jelas.

Dari Rp 502,1 miliar sebanyak Rp 300 miliar digunakan untuk Jaringan Pengamanan Sosial (JPS) dan hanya Rp 10 miliar untuk stimulus ekonomi. Sisanya untuk belanja kesehatan sebagai tindakan penanganan penyebaran Covid-19.

Akibatnya, virus corona yang seharusnya ditahan bahkan dihentikan ternyata terus menyebar dan telah memakan banyak korban. JPS dalam bentuk bantuan sosial berupa sembako juga menambah permasalahan hingga berpotensi pada tindak pidana.

Menurut Meryl, seyogianya penggunaan dana refocusing tahap pertama, 70 persen dialokasikan untuk belanja kesehatan sebagai bentuk kesungguhan pemerintah melakukan tindakan penanganan dan pencegahan sekaligus memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

Meryl lalu menyarankan kepada gubernur agar penggunaan dana refocusing tahap dua, 60 persen dialokasikan untuk kesehatan dengan memperbaiki, melengkapi dan mengadakan berbagai fasilitas, seperti APD, tenaga medis, dan infrastruktur kesehatan.

Kemudian, 30 persen dialokasikan untuk stimulus ekonomi sebagai upaya pemerintah menggerakkan roda ekonomi dan sisanya digunakan untuk berbagai kegiatan lainnya.[]

Berita terkait
Ketua DPRD Sumut: Tangkap Pembakar Bendera PDIP
Sebanyak 19 anggota DPRD Sumatera Utara akan mendesak kepolisian menangkap pelaku yang telah membakar bendera PDIP.
Dana Refocusing Pemprov Sumut Bocor dan Salah Kaprah
Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi diminta untuk tidak terburu-buru menggunakan anggaran refocusing tahap dua pada Juli 2020.
PDIP Sumut Usul Pancasila Pelajaran Wajib di Sekolah
Ketua Fraksi PDIP DPRD Sumut Mangapul Purba menyebut bahwa Pancasila adalah dasar, falsafah dan ideologi bangsa Indonesia.
0
JARI 98 Perjuangkan Grasi untuk Ustadz Ruhiman ke Presiden Jokowi
Diskusi digelar sebagai ikhtiar menyikapi persoalan kasus hukum yang menimpa ustaz Ruhiman alias Maman.