Menyedihkan, Masih Ada Pasar Budak di Afrika Utara

Menyedihkan. Ratusan migran ditahan dalam kondisi “pasar budak” di Afrika Utara.
Pasar budak di Libya, Afrika Utara. (Foto: newsjs.com)

New York, (Tagar 12/4/2017) – Menyedihkan. Ratusan migran ditahan dalam kondisi “pasar budak” di Afrika Utara. “Migran Sub-Sahara yang pergi ke Libya dijual dan dibeli oleh orang Libya didukung orang Ghana dan Nigeria yang bekerja untuk mereka,” kata Juru Bicara PBB dari Organisasi Internasional bagi Migrasi (IOM) Stephane Dujarric di Markas Besar PBB, New York, Selasa (11/4).

Dilaporkan, selama sepekan terakhir, IOM mengetahui beberapa kasus migran diculik sebagai imbalan uang tebusan. “IOM meningkatkan kesadaran di seluruh Afrika mengenai bahaya ini dengan menyoroti kesaksian dari migran di sejumlah stasiun lokal dan media sosial,” kata Dujarric.

Petugas operasi di Kantor IOM Nigeria, sebut Dujarric, melaporkan penyelamatan seorang migran Senegal yang dipulangkan ke rumahnya setelah ditawan berbulan-bulan. Pemuda ini, saat berusaha pergi ke utara melalui Gurun Sahara, ia tiba di Agadez (Nigeria), tempat ia diberitahu harus membayar 320 dolar AS untuk melanjutkan perjalanan ke utara menuju Libya.

Seorang penyelundup memberinya akomodasi sampai hari keberangkatannya. Ia kemudian dibawa pergi naik truk bak terbuka. Sampai di Sabha di bagian barat-daya Libya, pengemudi truk berkeras bahwa ia belum dibayar si penyelundup.

Pengemudi itu membawa para migran ke satu tempat parkir. Di lokasi ini si lelaki muda tadi menyaksikan pasar budak sedang berlangsung. “Situasinya menyedihkan. Makin dalam IOM terlibat di Libya, makin banyak kami mengetahui bahwa itu adalah kolam air mata buat terlalu banyak migran,” kata Mohammed Abdiker, pemimpin Operasi Darurat IOM.

“Apa yang kami ketahui ialah migran yang jatuh ke tangan penyelundup menghadapi gizi buruk sistematis, pelecehan seksual dan pembunuhan,” kata Abdiker lagi.

“Tahun lalu, kami mendapat laporan 14 migran meninggal dalam satu bulan di lokasi itu akibat penyakit dan gizi buruk. Kami mendengar mengenai kuburan massal di gurun,” imbuhnya.

Abdiker mengatakan, sepanjang tahun ini Penjaga Pantai Libya dan petugas lain menyelamatakan ratusan migran serta menemukan 171 mayat yang hanyut di pantai Laut Tengah.

“Migran yang pergi ke Libya saat berusaha pergi ke Eropa, tidak mengetahui kondisi penyiksaan yang menunggu mereka cuma di seberang perbatasan,” timpal Leonard Doyle, Juru Bicara Utama IOM Jenewa. “Di sana mereka menjadi komoditas untuk diperjualbelikan dan dicampakkan saat mereka tak memiliki nilai lagi.” (yps/ant)

Berita terkait
0
LaNyalla Minta Pemerintah Serius Berantas Pungli
Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, meminta pemerintah serius memberantas pungutan liar (pungli). Simak ulasannya berikut ini.