Jika Libya Operasikan Sistem Peringatan Dini Korban Banjir Bandang Tak Akan Besar

Sebagian besar kematian dalam bencana banjir bandang yang meluluhlantakkan beberapa kota di Libya akhir pekan lalu sebenarnya dapat dicegah
Warga mencari korban selamat di Derna, Libya, Rabu, 13 September 2023. (Foto: voaindonesia.com/AP/Yousef Murad)

TAGAR.id - Lebih dari 5.500 orang tewas dan 10.000 lainnya hilang dalam banjir bandang di Libya awal pekan ini. Badan PBB Urusan Cuaca (WMO - World Meteorological Organization) menyesalkan tidak adanya sistem peringatan dini yang beroperasi dan sedianya dapat menyelamatkan banyak nyawa.

Direktur WMO, Petteri Taalas, mengatakan sebagian besar kematian dalam bencana banjir bandang yang meluluhlantakkan beberapa kota di Libya akhir pekan lalu sebenarnya dapat dicegah jika saja ada sistem peringatan dini yang layak dan beroperasi di daerah itu.

“Jika ada layanan meteorologi yang beroperasi normal, pihak berwenang dapat mengeluarkan peringatan, sementara pihak manajemen darurat dapat memulai proses evakuasi lebih cepat, sehingga kita dapat mencegah jatuhnya sebagian besar korban,” jelasnya.

Berbicara dalam konferensi pers di Jenewa, Kamis, 14 September 2023, saat tim SAR masih berupaya keras mencari korban yang selamat dan sekaligus mengevakusi ribuan mayat dari balik puing-puing reruntuhan bangunan dan pinggir pantai, Taalas mengatakan Pusat Meteorologi Nasional Libya sebenarnya telah mengeluarkan peringatan 72 jam sebelum banjir tiba. Peringatan itu disebarluaskan ke semua otoritas pemerintah lokal melalui email dan media. Belum jelas apakah pihak berwenang kemudian menindaklanjuti peringatan itu hinga ke warga masyarakat atau tidak.

WMO telah sejak lama mempromosikan perlunya sistem peringatan dini yang lebih baik dan lebih luas di seluruh dunia untuk membantu mempersiapkan diri menghadapi dampak bencana alam.

Badai Daniel yang sangat kuat mencapai puncaknya hari Minggu (10/9), memicu hujan deras antara 150-240 milimeter dan banjir dahsyat di banyak kota di Libya timur pada hari Minggu, 10 September 2023. Badai berkecepatan 70-80 kilometer per jam itu menumbangkan menara-menara listrik dan pepohonan, sehingga menyulitkan komunikasi antar kota.

Kota Derna adalah yang paling parah terkena dampaknya, di mana dua bendungan tua di pegunungan kota itu runtuh, mendorong air bah hingga setinggi tujuh meter memasuki pusat kota dan menyapu seluruh warganya.

tim penyelamat banjir libyaTim penyelamat dari tentara Mesir membawa mayat korban melewati lumpur di antara bangunan yang hancur akibat badai dan hujan lebat di Derna, Libya, 13 September 2023. (Foto: voaindonesia.com/REUTERS/Ahmed Elumami)

Urgensi Sistem Peringatan Dini Banjir

Zurich Flood Resilience Alliance (ZFRA) mengatakan untuk membuat sistem peringatan dini khusus banjir yang efektif, maka terlebih dahulu harus dipahami dampak risiko pada suatu komunitas, dan mengajak warga masyarakat dan pemangku kepentingan untuk terlibat lebih jauh guna mengurangi dampak itu. Lalu, kumpulkan dan kaji data tentang profil risiko bencana, kerentanan dan kapasitas yang ada dalam komunitas itu. Setelah kajian itu lengkap, bangun sistem yang ilmiah, hemat biaya, sesuai konteks, terukur dan berkelanjutan, yang dapat menciptakan peringatan yang akurat, tepat waktu dan berguna.

Kemitraan multi-sektor yang digalang Zurich Flood Resilience Alliance itu mengajarkan pembuatan sistem pemantauan berbiaya rendah, yang dikembangkan dengan komputer mikro murah seperti Raspberry Pi, dengan mempertimbangkan bagaimana dan siapa yang menganalisa data yang masuk, dan menyebarluaskannya dalam waktu singkat.

Beberapa hal yang perlu diingat ketika berkomunikasi dan menyebarluaskan peringatan atau informasi apapun adalah: apakah warga punya akses pada teknologi, faktor literasi dan bahasa lokal. Jangan sungkan melakukan latihan dan mengkaji hasil latihan sehingga dapat mengindentifikasi kesenjangan antara strategi yang disiapkan dan praktik di lapangan, tambah ZFRA.

Selanjutnya, lihat seberapa cepat dan bermanfaatnya peringatan bencana ketika disebarluaskan dengan telpon – baik lewat pesan teks atau pesan suara – juga radio, televisi, sirene dan pengeras suara, papan pengumuman di jalan-jalan, kode warga bendera atau lampu, hingga pengerahan para sukarelawan untuk mendatangi langsung setiap rumah dari pintu ke pintu.

Kota Derna LibyaKota Derna, Libya, 14 September 2023. (Foto: voaindonesia.com/REUTERS/Ayman Al-Sahili)

Dikoyak Konflik dan Bencana, Warga Libya Bayar Harga Sangat Mahal

Stephanie Williams, peneliti senior di Brookings Institution di Washington DC yang juga menjabat sebagai Penasihat Khusus PBB untuk Libya mengatakan bencana yang terjadi minggu ini bukan hanya bencana akibat krisis iklim, tetapi juga konflik yang berlarut-larut.

“Konflik dan perpecahan yang terjadi selama bertahun-tahun berkelindan dengan penyimpangan administratif dan tata Kelola. Ini semua menyatu dan menciptakan situasi yang sangat dahsyat saat ini. Ketidakstabilan politik akan membuat banyak orang saling menyalahkan nanti,” jelasnya.

Surat kabar Arab News milik pemerintah Arab Saudi mengatakan “kematian dan kehancuran yang mengejutkan di Libya akibat intensitas badai itu juga mengungkap kerentanan Libya setelah konflik panjang antara pemerintah yang berkuasa dan yang bersaing selama lebih dari satu dekade.”

Analis politik senior di International Crisis Group, Claudia Gazzini mengatakan kepada surat kabar New York Times bahwa “selama sepuluh tahun terakhir Libya diselimuti satu perang ke perang lain, dari satu krisis politik ke krisis politik lain. Ini berarti selama sepuluh tahun terakhir ini tidak banyak investasi pada infrastruktur negara.”

Analis di Middle East Institute di Washington DC, Malak Eltaeb, mengatakan pada VOA bahwa konflik dan kerusuhan telah membuat layanan sosial menjadi sangat lemah dan upaya memelihara fasilitas yang ada – seperti bendungan – telah gagal. Tidak ada strategi mitigasi, sistem peringatan dini, atau rencana evakuasi.”

Sebagian besar korban tewas dan hilang dalam bencana banjir bandang di Libya berasal dari kota Derna, sekitar 900 kilometer timur Tripoli. (em/jm)/Associated Press/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Badai Daniel Akibatkan Kematian dan Kehancuran Kota Derna di Libya
Setidaknya 700 jenazah telah dikuburkan, otoritas ambulans Derna menyebutkan jumlah korban tewas saat ini mencapai 2.300 orang
0
Jika Libya Operasikan Sistem Peringatan Dini Korban Banjir Bandang Tak Akan Besar
Sebagian besar kematian dalam bencana banjir bandang yang meluluhlantakkan beberapa kota di Libya akhir pekan lalu sebenarnya dapat dicegah