Menlu AS Antony Blinken Diperkirakan Kunjungi China Dalam Waktu Dekat

Menjadwal ulang lawatan yang dibatalkan pada Februari 2023 lalu di tengah-tengah ketegangan terkait dengan sebuah balon mata-mata China di AS
FILE - Menteri Luar Negeri (Menlu) AS, Antony Blinken, saat menghadiri pertemuan dengan Menlu China Wang Yi di Nusa Dua Bali, 9 Juli 2022. (Foto: voaindonesia.com/Stefani Reynolds/Pool Photo via AP)

TAGAR.id - Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS), Antony Blinken, diperkirakan akan mengunjungi Beijing dalam beberapa pekan mendatang, menjadwal ulang lawatan yang dibatalkan pada Februari 2023 lalu di tengah-tengah ketegangan yang mencakup penerbangan sebuah balon mata-mata China di AS.

Para pejabat yang berbicara dengan syarat anonim membahas rencana baru itu dengan wartawan, tetapi tidak memberikan informasi mengenai waktu persisnya bagi kunjungan ke China itu.

The Financial Times melaporkan kunjungan itu dapat berlangsung bulan ini. Ketika ditanya mengenai isu itu hari Senin, Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS, Vedant Patel, mengatakan kepada wartawan pada sebuah pengarahan bahwa belum ada pembaruan terbuka mengenai perjalanan Blinken ke China, tetapi AS berharap dapat “menjadwalkan kembali kunjungan itu jika kondisinya memungkinkan.”

Daniel KritenbrinkDaniel Kritenbrink, Asisten Menteri Luar Negeri AS untuk Urusan Asia Timur dan Pasifik, di Capitol Hill, Washington, 28 Februari 2023. (Foto: voaindonesia.com/AP/Jacquelyn Martin)

Pejabat tinggi Departemen Luar Negeri AS urusan Asia Timur, Daniel Kritenbrink, dan direktur senior Dewan Keamanan Nasional untuk urusan China, Sarah Beran, berada di China awal pekan ini untuk apa yang disebut Patel sebagai “diskusi yang terus terang dan produktif” dengan para pejabat China.

Kementerian Luar Negeri China menyebut pembicaraan itu “komunikasi yang terus terang, konstruktif dan bermanfaat dalam mendorong peningkatan hubungan China-AS dan mengelola perbedaan dengan baik.”

Patel menyoroti perlunya para pejabat AS dan China bertemu langsung, baik d Beijing maupun di Washington, dengan mengatakan tidak ada pengganti bagi dialog tersebut “untuk melanjutkan diskusi kita.”

Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin, menekankan perlunya negara-negara besar untuk memiliki jalur komunikasi yang terbuka pekan lalu menjelang konferensi keamanan di Singapura. Mitranya, Menteri Pertahanan China Jenderal Li Shangfu, menolak bertemu dengan Austin di sela-sela konferensi, dan meskipun keduanya berjabatan tangan pada forum itu, Austin mengatakan “tidak ada pengganti bagi keterlibatan yang substantif.” (uh/ab)/VOA/voaindonesia.com. []

Berita terkait
AS Yakin Tidak Perlu Tingkatkan Persenjataan Nuklir untuk Hadapi Rusia dan China
START Baru adalah pakta terakhir yang mengatur mengenai batasan senjata nuklir strategis AS dan Rusia