Mengupas Asal Usul Nama Jalan di Kota Bandung

Penamaan nama jalan di Kota Bandung memiliki sejarah yang tidak lepas dari penjajahan Belanda. Yuk dibaca ulasannya.
Mengupas Asal Usul Nama Jalan di Bandung. (Foto: Instagram/bandung.rekomendasi)

Jakarta - Bandung, kota sejuta cerita dengan daya tarik yang selalu bikin rindu setiap orang. Keramahtamahan masyarakatnya, destinasi wisata mulai dari kuliner hingga belanja berhasil membuat wisatawan nusantara (wisnus) serta wisatawan mancanegara (wisman) betah berlama-lama menghabiskan waktu di sana.

Selain itu, jalanan di Kota Bandung sangat menarik ditelusuri, nuansa Eropa kental terasa, khususnya Belanda. Jalan Asia Afrika salah satu jalan favorit di kota yang memiliki julukan Kota Kembang itu. 

Ternyata, ada sejarah di balik nama jalan di Kota Bandung. Berikut Tagar ulas dari berbagai sumber beberapa nama jalan di Bumi Parahyangan.

1. Jalan Braga

Kota Bandung hingga akhir Abad XIX memiliki pola permukiman dengan memisahkan kawasan hunian secara sosial dan morfologis. 

Kawasan hunian orang Eropa (Europeesche Zakenwijk) berada di sebelah utara, rel kereta api dan kawasan bagi non Belanda berada di sebelah selatan. 

Salah satu yang terkenal adalah Jalan Braga yang selalu ramai dikunjungi para wisatawan. Ada cerita di jalan yang dulunya dikenal sangat sepi dan menyeramkan. 

Dulunya, Braga sering menjadi lokasi perampokan maupun penculikan. Masyarakat kemudian memberi nama Jalan Culik, kemudian berubah menjadi Jalan Pedati (Pedatiweg), sampai akhirnya menjadi Jalan Braga (Bragaweg). 

2. Jalan Tamblong

Dulu sekitar tahun 1874, ada enam keluarga Tionghoa yang berdomisili di Bandung. Tam Long adalah orang Tionghoa pertama yang tinggal menetap di Kota Kembang. Kemudian namanya diabadikan menjadi Jalan Tamblong. Sebelumnya, dikenal dengan nama Jalan Akip Prawira Suganda. 

Tam Long berprofesi sebagai tukang mebel dan dikenal dengan nama Keluarga Tam Long. Jalan Tamblong membentang dari ujung Jalan Sumatra hingga Jalan Lengkong Besar.

3. Jalan Banceuy

Banceuy salah satu jalan di Bandung dekat jalan Asia Afrika. Sebelumnya bernama bantjeuyweg, sejak tahun 1871 diubah menjadi Jalan Banceuy. 

Jalan yang terkenal di Kota Kembang ini dapat diartikan dari kamus bahasa sunda menjadi kampung yang bersatu dengan istal (kandang kuda). 

Penamaannya pada saat itu diadaptasi berdasarkan fenomena sosialogis, dulu di Banceuy sempat dijadikan tempat peristirahan dan tempat mengganti kuda, khususnya dalam keperluan transportasi dan penyampaian benda-benda pos.

Di Jalan Banceuy juga dapat ditemui pabrik kopi yang legendaris bernama Kopi Aroma. Wisatawan dapat melihat proses pembuatan kopi dan langsung membelinya.

4. Jalan Wastukencana

Jalan Wastukancana yang kini sering disingkat menjadi Wastu. Sebelumnya bernama Engelbert Van Bevervoordeweg, pelopor dunia penerbangan ketika itu. 

Engelbert meninggal pada tahun 1918, pesawatnya jatuh di Bandara Sukamiskin. Pemerintah Belanda membuat patung pada tahun 1920 untuk mengenang jasa-jasanya. 

Patung Engelbert diletakkan di sebuah tikungan jalan yang sekarang menjadi Jalan Wastu Kencana. Setelah Indonesia merdeka, patung tersebut dipindahkan ke Museum Bronbeek di Arnhem, Belanda. []

5. Jalan Siliwangi

Jalan Siliwangi salah satu jalan yang legendaris di Bandung. Dulunya mempunyai nama Dr. De Greerweg. Nama Siliwangi diambil dari Prabu Siliwangi. 

Prabu Siliwangi adalah Raja Pajajaran yang terkenal karena kepemimpinannya dapat menjadikan masyarakat Pajajaran sejahtera, adil, dan makmur.

Tujuan Jalan Siliwangi dibangun adalah untuk memperlancar hubungan antara bagian barat dan timur daerah kota Bandung. 

6. Jalan Cihampelas

Jalan Cihampelas memiliki pola penamaan yang terbentuk dari aspek hidrologis dan biologis. Nama Cihamepelas berasal dari kata Ci yang berarti Cai dalam bahasa indonesia berarti air, sedangkan hampelas merupakan pohon yang daunnya kasar seperti kertas amri (ampelas), biasa digunakan untuk menghaluskan besi atau kayu.

Pertama, Cihampelas dapat diartikan air yang memiliki khasiat untuk menghaluskan kulit atau membersihkan hal lain. Kedua, sebuah daerah yang aliran sungainya terdapat banyak pohon hampelas.

7. Jalan Asia Afrika 

Jalan Asia Afrika dulu disebut dengan nama Grootepostweg, berarti jalan yang membentang sepanjang 1.000 km melintasi pulau jawa. Pembangunannya menelan nyawa, sekitar 10 ribu masyarakat pribumi menjadi korban. 

Pengorbanan para pribumi akhirnya membawa hikmah dengan munculnya Groote Postweg kemudian terlahir Kota Bandung Modern.

8. Jalan Buah Batu

Bandung dulunya adalah sebuah danau yang sangat besar dan luas. Seiring berjalannya waktu, air danau menyusut kemudian muncul sembulan daratan yang diselingi cekungan tergenang air.

Di antara sekian banyaknya cekungan terdapat telaga yang mengandung anak bebatuan. Di tepi telaga juga ditumbuhi pohon mangga, dikenal dalam bahasa sunda dengan sebutan buah. Karena hal itu kemudian daerah ini disebut dengan Buah Batu atau disingkat Bubat.

9. Jalan Lengkong

Jalan Lengkong pada masa kolonial bernama Groote Lengkong dan bermakna lekuk. Dulunya, kawasan Lengkong merupakan sebuah teluk besar. 

Kemudian ada salah satu daerah yang masih tergenang, yakni Lengkong. Karena sebab itulah daerah ini dikenal dengan nama Jalan Lengkong. []

Berita terkait
Lima Rekomendasi Wisata Alam di Bandung
Lima rekomendasi wisata Aaam Bandung ini bisa Anda kunjungi untuk menghabiskan waktu liburan tiba.
Manfaatkan Sisa Libur Lebaran, Wisata Kota Bandung
Tujuh wisata kota Bandung, Temani Masa Liburan
Lima Pilihan Wisata di Bandung Saat Musim Hujan
Saat Musim hujan, Bandung bisa menjadi pilihan bagi siapa saja yang ingin menghabiskan waktu untuk liburan.