Menghayati Tahun Baru dengan Puasa

Muslim yang taat biasanya tidak melewatkan kesempatan untuk berpuasa sunah untuk menghayati datangnya tahun baru.
Ilustrasi. (Foto: Oman Observer)

Jakarta, (Tagar 11/9/2018) - Muslim yang taat biasanya tidak melewatkan kesempatan untuk berpuasa sunah dalam rangka menyambut tahun baru hijriah. Puasa sebagai cara merenungi tahun yang telah lewat dan berharap kebaikan pada tahun yang akan datang. 

Dilansir NU Online, Muharram termasuk bulan yang dimuliakan Allah SWT. Saking mulianya, ia dijuluki syahrullah (bulan Allah). Muharram dikatakan mulia karena di dalamnya terdapat amalan sunah yang sangat dianjurkan untuk melakukannya. Amalan sunah yang dimaksud ialah puasa. Kesunahan puasa di bulan Muharram didasarkan pada hadits riwayat Abu Hurairah yang artinya:

"Seseorang datang menemui Rasulullah SAW, ia bertanya, 'Setelah Ramadhan, puasa di bulan apa yang lebih afdhal?' Nabi menjawab, 'Puasa di Bulan Allah, yaitu bulan yang kalian sebut dengan Muharram'," (HR Ibnu Majah).

Dalam hadis riwayat Muslim disebutkan, "Puasa yang paling utama setelah Ramadhan ialah puasa di bulan Allah, Muharram."

Dalam Syarah Shahih Muslim, Imam An-Nawawi mengatakan, hadis ini menjadi dalil keutamaan puasa Muharram. Sementara hadits lain yang menjelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW lebih banyak berpuasa di bulan Sya’ban, bukan Muharram, dapat dipahami melalui dua tafsiran: pertama, ada kemungkinan Rasulullah SAW baru mengetahui keutamaan puasa Muharram di akhir hayatnya; kedua, Rasulullah SAW mungkin sudah memahami keutamaannya, namun beliau tidak memperbanyak puasa di bulan Muharram dikarenakan udzur, seperti sakit, sedang di perjalanan, dan lain-lain.

Al-Qurthubi, seperti yang dikutip As-Suyuthi dalam Ad-Dibaj ‘ala Shahih Muslim menjelaskan: "Puasa Muharram lebih utama dikarenakan awal tahun. Alangkah baiknya mengawali tahun baru dengan berpuasa, sebab puasa termasuk amalan yang paling utama."

Memperbanyak puasa di bulan Muharram disunahkan karena ia merupakan pembuka tahun baru. Seyogianya tahun baru dihiasi dengan amal saleh dan puasa termasuk amalan yang paling utama. Tentu harapannya, di bulan selanjutnya, menjalankan ibadah puasa sunah ini tetap dilakukan dan tidak berhenti sampai akhir bulan Muharram. Selain awal tahun, dalam banyak hadis juga disebutkan bahwa tanggal 10 Muharram dianjurkan untuk berpuasa.

Sebab itu, Zainuddin Al-Malibari dalam Fathul Mu’in mengatakan, bulan utama untuk berpuasa setelah Ramadan adalah asyhurul hurum (bulan-bulan mulia). Sementara di antara asyhurul hurum itu bulan Muharram adalah yang paling utama, kemudian Rajab, Dzulhijah, Dzulqa'dah, Sya'ban, dan puasa Arafah. Wallahu a'lam. []

Berita terkait
0
Anak Elon Musk Mau Mengganti Nama
Anak CEO Tesla dan SpaceX, Elon Musk, telah mengajukan permintaan untuk mengubah namanya sesuai dengan identitas gender barunya