Mengganti Lagu dan Tarian Dalam Film India

Aktor India, Farhan Akhtar, menyatakan konten yang menarik mulai menggantikan lagu dan tarian sebagai daya pikat film-film India
Aktor terkemuka India, Farhan Akhtar, saat menghadiri acara Cricket World Cup di London, 23 Mei 2019 (Foto: voaindonesia.com - AP Photo/Aijaz Rahi)

Jakarta – Aktor, sutradara sekaligus produser film Bollywood, India, Farhan Akhtar, menyatakan konten yang menarik mulai menggantikan lagu dan tarian sebagai daya pikat film-film India.

Aktor terkemuka India Farhan Akhtar, yang membintangi film "Toofaan" yang bakal segera dirilis, mengatakan, Bollywood tampaknya mulai keluar dari bayang-bayang sajian khas lagu dan tarian. Menurutnya, film-film India kini mengarah ke konten yang digerakkan oleh jalan cerita yang kuat untuk memperluas daya tariknya ke pemirsa global.

Bollywood telah lama dikenal dengan tontonan musiknya yang gemerlap, lokasi syuting yang eksotik, dan taburan bintang-bintang besar pemerannya untuk mendorong para fans memenuhi gedung-gedung bioskop. Namun film-film India kini mulai berubah, dengan para pembuat film dan aktor seperti Farhan Akhtar yang berada di garis depan dalam memimpin perubahan tersebut.

Akhtar mengemukakan, "Saya rasa akan ada campuran film-film yang sehat yang juga menyajikan lagu dan tarian. Tetapi menurut saya, kita tidak harus menganggapnya sebagai sesuatu yang berhubungan dengan kebudayaan, bahwa itulah yang menentukan film-film kita. Tidak boleh demikian. Apa yang harus menentukan film-film kita adalah kisah-kisah yang memperlihatkan kepada dunia atau masyarakat mengenai apa dan siapa kita. Itulah yang mendefinisikan kita.”

Poster film ToofaanPoster film Toofaan (Foto: voaindonesia.com - Twitter/Excel Entertainment @excelmovies)

Film mendatang aktor berusia 47 tahun itu adalah "Toofaan", sebuah film drama olahraga yang dijadwalkan dirilis di Amazon Prime pada 16 Juli. Jangkauan global platform over-the-top (OTT), yakni layanan langsung melalui internet, telah membentuk kembali Bollywood, di mana jalan cerita yang menarik, bukannya lagu dan tarian yang merupakan formula tradisionalnya, lebih diprioritaskan untuk menarik lebih banyak penonton, kata Akhtar dalam wawancaranya dengan Reuters.

"Di OTT, satu-satunya yang penting adalah kontennya dan kini Anda menyadari bahwa pertunjukan atau film Anda dapat menjangkau siapapun di dunia yang mungkin tidak memahami film-film India atau etos film-film India. Tetapi mereka datang hanya untuk menyaksikan konten yang bagus, maka mereka akan menjadi pemirsa film Anda.”

Akhtar bertemu kembali dengan sutradara Rakeysh Omprakash Mehra untuk film "Toofaan". Ia mengatakan drama olahraga itu berkisah mengenai perjalanan seorang tukang berkelahi di jalanan yang berubah menjadi seorang petinju juara. Akhtar mengatakan film tersebut diharapkan dapat menghibur banyak orang pada masa-masa sulit sekarang ini.

"Saya merasa kita menyaksikan masa-masa sangat menyakitkan di mana tampaknya ada begitu banyak kegusaran, kemarahan, kesalahpahaman. Jadi, entah bagaimana, menemukan film yang dapat melihat lebih dari itu, serta berusaha membubuhkan semacam ketenangan, akan dapat membuat orang merasa berpengharapan, terilhami, dan juga merasa positif. Itulah yang benar-benar diupayakan oleh film ini,” jelasnya (uh/ab)/Reuters/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Bikin Film Dokumenter Kashmir, Wartawan Prancis Ditangkap di India
Edward memegang visa yang berlaku hingga Desember tahun depan, namun visa tersebut tidak mengizinkannya membuat film dokumenter tentang Kashmir.
Pedoman Untuk Adegan Panas di Film Bollywood
Koordinator Pengawas Intimasi Pertama di Bollywood akan tetapkan pedoman untuk adegan panas di film India
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.