Indeks saham LQ45 memiliki kapitalisasi dan frekuensi perdagangan yang tinggi sehingga banyak diminati investor
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) secara aktif terus melakukan inovasi dalam pengembangan dan penyediaan indeks saham yang dapat digunakan oleh seluruh pelaku pasar modal baik bekerja sama dengan pihak lain maupun tidak. Saat ini BEI memiliki 34 indeks saham, namun yang banyak dikenal publik adalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan LQ45.
Indeks LQ45 sebagai salah satu indikator indeks saham di BEI dapat dijadikan acuan sebagai bahan untuk menilai kinerja perdagangan saham. Diantara saham–saham yang ada di pasar modal Indonesia, saham LQ45 yang ada yang paling banyak diminati oleh para investor. Hal ini karena saham LQ45 memiliki kapitalisasi tinggi serta frekuensi perdagangan yang tinggi sehingga prospek pertumbuhan dan kondisi keuangan saham baik.
Baca Juga: Deretan Saham Meroket Saat IHSG Menguat Level 5000
Apa itu indeks saham LQ45
Indeks saham LQ45 merupakan indeks yang mengukur performa harga dari 45 saham-saham yang memiliki likuiditas tinggi dan kapitalisasi pasar besar serta didukung oleh fundamental perusahaan yang baik.
Indeks saham ini mulai diluncurkan pada Februari 1997 dengan mengukur nilai likuiditasnya dari nilai transaksinya di pasar secara reguler. Kemudian untuk menyesuaikan dengan perkembangan pasar saham dan lebih memperkuat kriteria likuiditas, di bulan Januari 2005, jumlah hari untuk perdagangan dan frekuensi kegiatan transaksi dimasukkan sebagai ukuran likuiditas
Indeks sahan LQ45 ini dibentuk untuk melengkapi IHSG. Selain itu tujuannya memberikan sarana yang obyektif dan terpercaya bagi analisis keuangan, investor, manajer investasi, serta pengamat pasar modal.
Kriteria saham yang bisa masuk indeks LQ45
Terdapat kriteria untuk mengukur saham apa saja yang bisa masuk ke dalam indeks LQ45. Yakni, sudah tercatat di Bursa Efek Indonesia sekurang-kurangnya tiga bulan. Termasuk dalam 60 saham sesuai nilai transaksi di pasar saham reguler.
Dari 60 saham yang tercatat, 30 saham yang memiliki nilai transaksi terbesar otomatis masuk dalam perhitungan saham indeks LQ45.
Untuk mendapatkan total 45 saham, selanjutnya dipilih 15 saham berikutnya dengan berdasarkan kriteria hari transaksi pada pasar reguler, frekuensi transaksi, serta kapitalisasi pasarnya.
Dari 30 sisanya, akan dipilih 25 saham dihitung sesuai hari perusahaan melakukan transaksi pada pasar reguler. Kemudian, dari 25 saham, dipilih 20 berdasarkan dari frekuensi kegiatan transaksi di pasar reguler. Dari 20 saham, dipilih 15 saham dengan mempertimbangkan kapitalisasi pasarnya, yang nantinya akan didapat 45 saham dalam perhitungan indeks LQ45.Adapun metode yang digunakan dalam memilih 15 saham tersebut yakni:
Dari 30 sisanya, akan dipilih 25 saham dihitung sesuai hari perusahaan melakukan transaksi pada pasar reguler. Kemudian, dari 25 saham, dipilih 20 berdasarkan dari frekuensi kegiatan transaksi di pasar reguler. Dari 20 saham, dipilih 15 saham dengan mempertimbangkan kapitalisasi pasarnya, yang nantinya akan didapat 45 saham dalam perhitungan indeks LQ45.
Selain likuiditas dan kapitalisasi pasarnya, kriterianya juga dapat dilihat dari kondisi kesehatan keuangannya dan prospek pertumbuhan perusahaan.
Simak Pula: Analis Ini Prediksi Saham BTN Bisa Mencapai Rp 1.350
BEI akan secara rutin memonitor pertumbuhan kinerja dari komponen tiap saham yang masuk dalam perhitungan indeks LQ45. Selama tiga bulan sekali akan ada evaluasi berdasarkan pergerakan urutan dari saham-saham di dalamnya. Sementara pergantian saham ini akan terjadi setiap enam bulan, yaitu di Februari dan Agustus.[]