Untuk Indonesia

Mengapa Ba'asyir Dibebaskan?

Jokowi kabarnya membebaskan Abu Bakar Ba'asyir, atas saran Yusril Ihza Mahendra. - Ulasan Eko Kuntadhi
Kuasa hukum capres Joko Widodo dan Ma'ruf Amin, Yusril Ihza Mahendra (kanan) mengunjungi narapidana kasus terorisme Abu Bakar Ba'asyir (tengah) di Lapas Gunung Sindur, Bogor, Jawa Barat , Jumat (18/1/2019). Abu Bakar Ba'asyir akan dibebaskan dengan alasan kemanusiaan karena usia yang sudah tua dan dalam keadaan sakit serta memerlukan perawatan. (Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya)

Oleh: Eko Kuntadhi*

Jokowi kabarnya membebaskan Abu Bakar Ba'asyir, atas saran Yusril Ihza Mahendra. Alasannya karena kemanusiaan. Tahanan kasus teroris itu memang usianya sudah 81 tahun. Sakit-sakitan. Bahkan kemarin pemerintah memfasilitasi Ba'asyir untuk berobat di luar penjara.

Kenapa itu dilakukan Jokowi? Pertimbangan pertama, adalah kemanusiaan. Orang tua seperti Baasyir, seberapapun garangnya dia, kini memasuki usia uzur. Energinya sudah berkurang jauh.

Pertimbangan kedua, menurut saya, karena kepentingan menjaga stabilitas.

Saat ini gerombolan jihadis dunia sudah ngebet masuk Indonesia. Mereka menunggu momentum yang pas. Jika saja Ba'asyir sebagai seorang pentolan mereka meninggal di penjara, itu cukup menjadi alasan untuk mereka bergerak.

Basis Abu Bakar Ba'asyir ini di Ngruki, Solo.

Lihat saja. Sebelum isu pembebasan Ba'asyir ini mencuat, Solo sudah agak panas. Kemarin di acara Tablig Akbar 212 di Solo, penjagaan dilakukan sangat ketat. Tapi jemaah sengaja memprovokasi polisi. Mereka merekam provokasi itu lalu diviralkan.

Jumat kemarin malah ada demo besar memprotes konblok yang tanpa disengaja berbentuk bersilang mirip salib. Bayangkan. Gerombolan aneh itu memprotes Pemda Solo karena konblok.

Sebelumnya gerombolan yang sama juga ditangkap karena membuat kerusuhan di Rutan Solo. Polanya selalu mencari keributan dan menciptakan momemtum.

Apa tujuannya? Membakar isu dan emosi atas nama agama.

Bayangkan jika Ba'asyir sebagai pentolannya meninggal di penjara? Ini akan menjadi amunisi isu yang akan dikobarkan terus-menerus.

Akan jauh lebih baik jika orang tua itu pulang ke rumah. Menghabiskan sisa usianya di tengah keluarga. Setidaknya pendekatan ini bisa memberikan perspektif lain bagi pengikutnya.

Kabarnya kelompok Ba'asyir juga berkonflik dengan kelompok Aman Abdurahman. Kedua orang ini sama-sama ideolog di kalangan gerombolan garis keras. Ucapannya diikuti seperti titah oleh para pengikutnya.

Sementara pemerintah tahu, sebagai kekuatan, pesona Ba'asyir di kalangan gerombolan radikal mulai menyusut. Pelan-pelan tergeser oleh Aman. Tapi bukan berarti tidak ada orang yang tetap memilih Ba'asyir sebagai amirnya.

Gerombolan Aman masih garang beraksi. Gerombolan Ba'asyir sudah jauh digerogoti. Tapi jika Ba'asyir meninggal di penjara, isu tersebut justru dijadikan amunisi bersama untuk melancarkan aksinya. Meninggalnya Ba'asyir di penjara malah merekatkan gerombolan yang tadinya terpecah itu.

Pemerintah Jokowi memang terus-memerus diganggu dengan gerakan kelompok ini. Cara menanganinya serba salah. Jika ditangani dengan lembut, mereka makin menjadi-jadi.

Jika ditangani dengan keras, justru itu memicu kekerasan yang lebih besar. Bahkan kekerasan itu yang dikehendaki mereka agar bisa mengobarkan perlawanan yang jauh lebih serius.

Dengan terjadi kekerasan, menjadi alasan juga bagi gerombolan di Indonesia untuk jualan ke teman-temannya di luar negeri agar masuk ke sini. Makanya jangan heran jika pola mereka selalu bikin geregetan. Memancing untuk terjadinya kerusuhan.

Salah satu cara menanganinya, tetap dilakukan pendekatan keras dan tegas tapi lebih senyap. Agar mereka tidak memanfaatkan untuk membangkitkan sel tidurnya. Sementara yang ditampilkan ke publik harus menunjukkan pendekatan yang lebih manusiawi.

Menangani gerakan teroris memang perlu kejelian. Pendekatannya harus kombinasi manis antara apa yang tampak dan apa yang tidak tampak.

Jika salah pendekatan, masa depan bangsa ini menjadi taruhannya.

*Penulis adalah Pegiat Media Sosial

Berita terkait
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.