Menanti Gerakan Gesit Menteri Sosial Tri Rismaharini

Menteri Sosoial Tri Rismaharini turun ke lapangan. Mendatangi gelandangan, pemulung dll. Suara tak sedap bermunculan. Opini Lestantya R. Baskoro.
Menteri Sosial Tri Rismaharini menyapa M Rohim saat masih tertidur beralaskan kardus. Sebelumnya ia bekerja sebagai driver ojol tetapi karena motornya ditarik leasing akhirnya menjadi pemulung di Jakarta, Rabu (6/1/2021). (Foto: Tagar/Dok. Kemensos)

Tri Rismahari mungkin dituding MPO, mencari perhatian orang. Atau, dalam bahasa lebih halusnya, melakukan pencitraan. Hanya beberapa jam setelah ditunjuk menjadi Menteri Sosial ia blusukan ke sekitar kantornya, mendatangi gelandangan, pemulung, dan sejenisnya yang selama ini memang banyak di sekitar Kementerian Sosial.

Mungkin juga kemudian ada yang menghubung-hubungan ini semua dengan tahun 2023/2024, tahun-tahun panas pemilihan presiden baru Indonesia. Dan mereka yang sudah menggadang-gadang calon presiden Indonesia baru merasa segala gerakan Risma perlu diwaspadai karena dimaknai ancaman.

Betapa menyedihkan jika semua tindakan Risma akan dilihat dari sudut ini. Kerena jika ini terjadi, maka selalu tumbuh dan hasrat untuk membenamkan Risma. Semua yang dilakukan tidak akan pernah dihargai, bahkan selalu akan dicari lubang sebesar-besarnya tidak hanya untuk dikritik, tapi, lebih penting, diburuk-burukkan dengan Ttrget yang jelas: pembusukan namanya.

Publik sudah melihat ini semua. Apa yang dilakukan Risma, hal yang sebenarnya biasa untuk tugas seorang Menteri Sosial, menjadi heboh. Peliputan media –hal yang juga biasa- kemudian diramaikan. Dan lagi-lagi dihubungkan dengan pernik pemilihan presiden beberapa tahun lagi.

Kita akan melihat segesit apa Risma akan membenahi masalah sosial yang menjadi tugas kementeriannya.

Risma adalah kekecualian tokoh perempuan Indonesia. Ia sudah membuktikan dan mempraktikkan pemimpin tidak di belakang meja. Siapa pun yang sering ke Surabaya akan melihat bagaimana tangan dingin Risma telah mengubah wajah kota itu. Sangat mudah sebenarnya melihat apalah seorang wali kota berhasil atau tidak memimpin daerahnya. Kita bisa melihat dengan mata kepala sendiri perubahan apa yang dibuat atau kemudian menanyakan apa yang dilakukannya untuk rakyatnya pada orang kecil.

Menteri Sosial silih berganti, datang dan pergi, setiap pergantian presiden dan mari kita bertanya dalam hati: apa yang dilakukan para menteri sosial itu? Padahal, jelas demikian banyak masalah sosial terjadi di negeri ini. Mungkin yang teringat pada kita -dan untuk masa mendatang- hanya seorang menteri sosial yang mengkorup dana bantuan sosial. Jejaknya adalah menyunat dana APBN yang mestinya untuk membantu rakyat kecil yang terhempas badai Covid-19 untuk dibenamkan ke kantung pribadi. Demikianlah menteri itu akan dikenang.

Kita akan menunggu semacam apa Risma akan dikenang. Kita akan melihat segesit apa Risma akan membenahi masalah sosial yang menjadi tugas kementeriannya.

Untuk bulan pertama sebagai Mensos, ia dengan cepat menjadi bulan-bulanan mereka yang mencurigai ia membidik untuk masuk bursa perebutan kekuasaan 2024. Mungkin bulan-bulan selanjutnya bukan hanya “bulan-bulanan,” tapi “matahari-mataharian,” -lebih penas, lebih keras.

Kita berharap Risma tak peduli jika itu terjadi. Ia harus tetap fokus membuktikan bahwa tidak percuma ia ditarik dan didudukkan di kursi menteri sosial. Negeri ini membutuhkan seorang menteri yang benar-benar turun ke lapangan dan bekerja dalam diam. Bukan yang berteriak-teriak tentang bahaya korupsi, tapi ia sendiri dengan rakus melahapnya. []

Lestantya R. Baskoro, Redaktur Eksekutif Tagar. 

Berita terkait
Tri Rismaharini, dari Wali Kota Surabaya ke Menteri Sosial
Presiden Jokowi mengumumkan Tri Rismaharini menjadi Menteri Sosial. Permasalahan sosial masyarakat menjadi tantangan bagi Risma.
Tri Rismaharini Ajak Jajaran Kemensos Bekerja Sepenuh Hati
Menteri Sosial minta jajaran Kementerian Sosial bekerja sepenuh hati, tulus, dan ikhlas.
Tri Rismaharini Ditunjuk jadi Mensos, Doa Addie MS Terkabul
Addie MS yang mengaku doanya terkabul ketika Tri Rismaharini dipilih untuk mengisi bangku Kementrian Sosial menggantikan Juliari Batubara.
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.