Jakarta - Memang membutuhkan modal yang cukup besar, tapi Anda juga perlu tahu hasil dari investasi ini yang sangat menggiurkan karena kayu jati yang memiliki struktur keras serta guratan apik bahkan sangat awet ini memiliki pangsa pasar yang besar baik lokal maupun internasional.
Mungkin tidak semua investor melirik jenis investasi yang satu ini, yakni tanaman jati karena beberapa hal dimulai dari modal awal yang cukup besar hingga perawatan serta kebutuhan akan lahan.
Selain itu, bunga ini juga terus berkembang tiap bulannya. Jadi, sebaiknya, perhatikan betul tentang sumber modal untuk investasi jati ini karena investasi jenis ini tergolong investasi jangka panjang. Jika modal awal memiliki bunga yang tinggi, maka bisa dipastikan hutang akan terus membengkak.
Banyak furniture yang terbuat dari kayu jati Indonesia dijual di pasar internasional. Memang benar, minat konsumen akan kayu jati yang semakin meningkat, membuat tren investasi tanaman jati juga meningkat.
Oleh sebab itu, jika Anda ingin melakukan investasi ini, sebaiknya memang secara mandiri atau bergabung dengan kelompok atau asosiasi tertentu yang sudah terdaftar.
Selain itu, Anda harus paham bahwa investasi tanaman jati adalah investasi jangka panjang yang bisa memakan hingga 7 tahun untuk bisa memanen tanaman atau pohon jati tersebut.
Inilah beberapa hal yang harus diperhatikan saat investasi tanaman jati ini seperti;
Pilih Lahan Strategis
Pilihlah lahan yang tepat dan strategis. Anda bisa gunakan lahan di samping atau belakang rumah. Bisa juga dengan sewa atau beli.
Carilah lahan di daerah sedikit pelosok jika ingin dapat harga miring. Tapi, perhatikan faktor keamanan karena investasi ini juga rawan pencurian.
Membeli Bibit
Untuk memulai bisnis ini, tentunya Anda harus membeli bibit pohon jati yang harganya juga cukup mahal. Jika Anda memiliki uang 25 juta, kira-kira bibit pohon yang bisa dibeli sebanyak 1.250 buah. Jumlah bibit bisa disesuaikan dengan luas lahan.
Harga Terus Naik
Harga kayu jati terus naik di pasaran dan cenderung tidak turun. Ini dikarenakan jumlah permintaan akan kayu jati tetap stabil bahkan bisa juga meningkat lantaran banyak produsen mebel atau furniture yang mulai merambah pasar luar negeri.
Karena harganya terus naik, harga bibit juga naik begitu juga harga tanah atau lahan terus naik.
Untung Sudah Pasti
Kabar gembiranya, keuntungan atau nilai profit saat masa panen sudah bisa dipastikan. Artinya, profit yang bisa diambil ketika masa panen tidak akan berubah-ubah.
Untuk kayu jati diameter 50 cm dan tinggi 30 meter, harga per pohon bisa mencapai Rp 130 juta. Tentu ini angka yang fantastis untuk satu pohon. Harga tersebut juga cenderung stabil.
Jadi, jika Anda ingin berinvestasi jangka panjang yang memiliki peluang besar serta mendapatkan keuntungan yang berlipat, investasi tanaman jati bisa jadi pilihan yang tepat.
Itulah Peluang Investasi tanaman jati. Ada juga yang berani mengambil pinjaman dengan besaran bunga pinjaman tertentu untuk modal awal. Hanya saja, sekali lagi ini investasi jangka panjang dimana pinjaman berbunga bisa terus berkembang.[]
(Erlangga)
Baca Juga:
- 6 Cara Memulai Investasi Properti, Solusi Cuan Jangka Panjang
- 4 Keuntungan Membuka Bisnis Kos-Kosan
- 3 Ide Bisnis Menarik Bagi Para Pengusaha Muda
- Yuk Pahami, 3 Cara Membuat Bisnis Plan untuk UKM