Menag Sebut Di Indonesia Banyak Pengajar tapi Sedikit yang Mampu Jadi Pendidik

Menteri Agama Nasaruddin Umar mengkritisi dunia pendidikan di Indonesia yang menurutnya masih minim pendidik sejati.
Menag Sebut Di Indonesia Banyak Pengajar tapi Sedikit yang Mampu Jadi Pendidik. (Foto: Tagar/Dok istimewa)

TAGAR.id, Jakarta - Menteri Agama Nasaruddin Umar mengkritisi dunia pendidikan di Indonesia yang menurutnya masih minim pendidik sejati saat peringatan Tri Suci Waisak 2569 Tahun Buddha.

Di depan ribuan umat Buddha yang hadir di Wihara Ekayana Arama di Jakarta Barat, Senin, 12 Mei 2025. Nasaruddin menyoroti, realitasnya kini banyak yang hanya berperan sebagai pengajar, tapi belum mencapai kedalaman makna sebagai pendidik apalagi guru sejati. Lalu apa bedanya?

“Di Indonesia banyak pengajar, tapi sedikit yang mampu menjadi pendidik,” kata Nasaruddin saat memberikan petuahnya saat perayaan Waisak di Jakarta Barat, Senin, 12 Mei 2025.

Nasaruddin kemudian membedakan definisi pengajar, pendidik, dan guru. Ia menjelaskan istilah guru berasal dari dua kata dalam bahasa Sansekerta yakni gu berarti kegelapan dan ru berarti cahaya atau obor.

“Jadi guru adalah obor yang mengusir kegelapan,” ujar dia.

Ia lalu menjelaskan, seorang pengajar hanya menyampaikan pengetahuan. Sementara pendidik memberi contoh dan menanamkan nilai.

Sedangkan guru, menurutnya, adalah profesi yang berada pada tingkatan lebih tinggi dari pengajar dan pendidik karena mampu mencerahkan hati muridnya.

“Kalau pengajar, mentransformasikan kepintarannya dari otaknya kepada otaknya orang lain, anak-anak murid tidak peduli apakah dia makan atau enggak. Tapi kalau pendidik, bukan hanya transfer of knowledge tapi mencontohkan pada dirinya apa yang diajarkan kepada muridnya. Itu pendidik,” katanya.

“Guru lebih tinggi lagi martabatnya, bukan hanya untuk mencontohkan apa yang diajarkan, tetapi bagaimana betul-betul mengusir kegelapan yang tersarang dalam hati audiensnya, muridnya, sehingga muncul pencerahan. Mencerahkan tidak peduli apa pun yang terjadi pada dirinya. Inilah guru, rela seperti lilin membakar dirinya demi untuk menerangi orang lain,” sambungnya.

Nasaruddin pun menyebut para biksu sebagai contoh nyata dari guru dalam arti spiritual, yang rela meninggalkan kenikmatan pribadi dan duniawi demi membimbing umat Buddha.

“Tidak gampang menjadi seperti Bante. Dia harus menghilangkan kesenangan pribadinya, tapi membutuhkan umatnya, untuk kita semua,” pungkasnya. []

Berita terkait
Kemenag Gelar Sidang Isbat 28 Februari 2025: Penentuan Awal Ramadhan 1446 Hijrah di Indonesia
Kementerian Agama akan menggelar Sidang Isbat untuk menentukan awal bulan Ramadhan 1446 Hijriah pada 28 Februari 2025.
Menag Nasaruddin Umar Lepas Kloter Pertama Haji 2025
Menag Nasaruddin Umar melepas keberangkatan kloter pertama jemaah haji Indonesia tahun 2025 di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur.
Kemenag Umumkan 79.219 Jemaah Haji yang Sudah Lunas Biaya 2025
Kementerian Agama mencatat 79.219 jemaah haji telah melunasi Biaya Perjalanan Ibadah (Bipih) untuk musim haji 2025.