Menag Ajak Dai dan Media Bumikan Moderasi Beragama

Menag Yaqut Cholil Qoumas mengajak para dai untuk turut membumikan gerakan moderasi beragama sebagai spirit untuk penguatan bangsa.
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas. (Foto: Tagar/Kemenag)

Jakarta - Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mengajak para dai untuk turut membumikan gerakan moderasi beragama sebagai spirit untuk penguatan bangsa. Hal ini disampaikan Menag saat menghadiri Temu Dai Media di Jakarta, Minggu, 26 Desember 2021.

Menurut Menag, moderasi beragama yang digulirkan Kementerian Agama adalah salah satu upaya untuk merawat karakter keberagamaan yang moderat, toleran, dan saling menghormati. 

"Mari kita jadikan dakwah sebagai spirit menjaga dan merawat harmoni Indonesia. Kita buktikan bahwa Indonesia adalah kiblat Islam yang meneduhkan dan visioner," ujar Menag.


Mari kita sama-sama speak-up dan speak-out yang kencang dan intensif tentang pentingnya mempraktikkan Islam Wasathiyah.


Menag juga mengajak para dai untuk menjadikan Indonesia sebagai laboratorium kerukunan umat beragama yang mampu menjadi kiblat perdamaian di dunia. 

"Semua ini diperlukan sinergitas dan keterlibatan para dai dalam menjabarkan nilai-nilai Islam rahmatan lil ‘alamin," ucapnya.

Lebih lanjut Menag meyakini bahwa para ulama di Indonesia mengamalkan Islam yang ramah dan teduh, namun sering memposisikan diri sebagai kelompok silent majority

"Mari kita sama-sama speak-up dan speak-out yang kencang dan intensif tentang pentingnya mempraktikkan Islam Wasathiyah (jalan tengah)," ucapnya.

Tampak hadir dalam temu dai media ini, Menteri Agama periode 2014 -2019 Lukman Hakim Saifudin, Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar, Staf Khusus Menteri Agama Wibowo Prasetyo, dan para Tenaga Ahli Menteri Agama.

Sementara itu, Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kamaruddin Amin mengatakan bahwa media merupakan mitra dakwah yang sangat relevan. Sebab, di era digital ini, penyampaian dakwah melalui media sangat efektif.

"Saat ini generasi Z yang jumlahnya mungkin lebih dari 50% akrab dengan media sosial. Mereka menerima banyak informasi agama dari mulai wacana konservatif hingga liberlisme dan Islamisme. Mereka memerlukan penetrasi sehingga informasi yang diterima bisa dicerna ulang," kata Kamaruddin.

Berita terkait
Kemenag Cairkan Rp 142,3 Miliar Kekurangan Tukin Guru
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas, mengatakan kekurangan pembayaran tukin guru dan pengawas PAI dipastikan selesai di tahun 2021.
Menag: Moderasi Beragama Solusi Masalah Sosial Keagamaan
Menag Yaqut Cholil Qoumas menyebut bahwa penguatan moderasi beragama bisa menjadi solusi atas munculnya permasalahan sosial keagamaan.
Kemenag Cabut Izin Operasional Pesantren Manarul Huda Antapani
Kemenag juga menutup pesantren Tahfidz Quran Almadani yang juga diasuh HW
0
Emma Raducanu dan Andy Murray Optimistis Bertanding di Wimbledon
Raducanu, 19 tahun, akan melakukan debutnya di Centre Court ketika dia bermain melawan petenis Belgia, Alison van Uytvanck