Melirik Track Recordnya, Bisakah Ma'ruf Amin Diandalkan Memimpin Indonesia?

Melirik track record-nya, bisakah Ma'ruf Amin diandalkan memimpin Indonesia? "Oh ya, kompeten sekali," ucap Masduki dengan lugas.
Ketua MUI Bidang Informasi dan Komunikasi Masduki Baidlowi. (Foto: panjimas.com)

Jakarta, (Tagar 14/8/2018) - Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma’ruf Amin dipilih Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mendampinginya di Pilpres 2019. Jokowi beralasan, jika dirinya dengan Ma'ruf berpasangan, maka dapat melengkapi kategori calon pemimpin Indonesia, yakni nasionalis-religius.

Sejak menjadi Ketua Umum MUI, pada tahun 2015, Ma'ruf dikenal sebagai sosok pemimpin yang mengayomi seluruh pengurusnya.

"Dia itu sosok kebapakan mengayomi seluruh pengurus-pengurus MUI yang ada, tetapi yang lebih penting dari itu bahwa dia itu punya visi yang kuat untuk membawa dan memimpin MUI ke depan," ungkap Ketua MUI Bidang Informasi dan Komunikasi Masduki Baidlowi kepada Tagar News, di Jakarta, Selasa (14/8).

Kalau soal kompeten, menurut Masduki, tak perlu meragukan lagi kemampuan dari Ma'ruf. "Oh ya, kompeten sekali," ucap Masduki dengan lugas.

Ma'ruf kini memang duduk memimpin MUI, juga Rais Aam PBNU, yang notabene organisasi keagamaan. Namun, perjalanan panjangnya dulu duduk di lembaga pemerintahan, serta dunia politik tak bisa dianggap sepele.

"Dia adalah penasihat presiden di dua periode sebelumnya, beliau juga pernah menjadi anggota DPR, bahkan dulu di zaman Orde Baru. Beliau pernah menjadi anggota DPRD DKI, dan juga beliau di dalam organisasi-organisasi kemasyarakatan bahkan di parpol juga pernah di PKB," papar Masduki.

Pengalamannya, tentu membuatnya punya pandangan luas baik keagamaan, kebangsaan, maupun kenegaraan.

"Karena beliau bagus pandangan keagamaan dan kebangsaannya juga bagus, pandangan kenegaraannya juga bagus sekali, lalu kemudian pandangan ekonominya, juga luar biasa dan beliau punya track record yang cukup matang di pemerintahan selama ini," sambung Wakil Sekretaris Jenderal PBNU ini.

Terpilih menjadi calon wakil presiden incumbent Jokowi, langkah awal Ma'ruf Amin mulai mendapat cibiran. Salah satunya soal pernyataan dan sejumlah fatwa yang pernah ia keluarkan dulu, ketika menjadi Ketua Komisi Fatwa. Akan tetapi, menurutnya MUI tak menjadikan masalah terkait hal tersebut.

"Ya tidak masalah pernyataan Ma'ruf dalam kapasitas beliau sebagai Ketua Komisi Fatwa, saya kira tidak ada masalah jadi saya kira jalan saja tidak ada masalah," imbuhnya.

MUI akan tetap mendukung langkah Ma'ruf untuk menjadi cawapres Jokowi, dengan cara-cara yang tidak melanggar aturan MUI. Sebab, pengurus MUI tahu, pria kelahiran Tangerang, 11 Maret 1943 itu, dapat diandalkan untuk mendampingi Jokowi memimpin Indonesia lima tahun ke depan.

"Beliau punya track record yang bisa diandalkan, untuk memimpin negeri ini," tandas Masduki.

Berutung Memiliki Ma'ruf

Terpilihnya Ma'ruf membuat Romdani, salah satu warga Nahdliyin DKI Jakarta, ikut menyuarakan pendapatnya. Meski sempat kecewa, sebab Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD tak dipilih. Tapi, ia mengerti dengan sikap Jokowi yang akhirnya memilih Ma'ruf, salah satunya untuk menangkal isu radikal dalam agama.

"Perlu diketahui bahwa Jokowi harus mengambil sikap, dikarenakan tidak ingin NKRI dirongrong oleh oknum-oknum yang radikal," tutur Romdani kepada Tagar News melalui pesan WhatsApp, di Jakarta, Selasa (14/8).

"Kita masih beruntung MUI memiliki Kiai Ma'ruf yang notabene Kiai NU, jika tidak, kemungkinan besar MUI dikuasai oleh ulama-ulama yang radikalis, yang ingin merongrong NKRI," lanjut dia.

Sebagai warga biasa, Romdani juga mengamati bahwa ada pro dan kontra terhadap keputusan Jokowi yang memilih Ma'ruf. Semisal fatwa yang pernah ia terbitkan juga usia Ma'ruf yang sudah menginjak 75 tahun, yang dipermasalahkan oleh oknum-oknum lawan.

"Kini banyak warga yang kontra terhadap Jokowi dengan memanfaatkan sisi Kiai Ma'ruf, begitupun dengan Ahoker yang belum bisa menerima karena fatwa yang dianggap menyebabkan Ahok masuk penjara," ucap Romdani.

"Dan, kenapa dengan usia, bagaimana dengan Mahatir Muhammad yang mereka elu-elukan, serta mereka yang selalu menjual agama? Khalifah Utsman (bagi umat muslim) beliau jadi pemimpin ketika usia lebih tua dari Ma'ruf," terangnya.

Namun, terlepas dengan permasalahan itu, dia tak mempermasalahkan usia maupun fatwa yang pernah diterbitkan kiai tersebut. Dia menilai, Ma'ruf adalah tokoh yang kompeten dan bisa mengimbangi Jokowi.

"Menurut pribadi saya, beliau seorang cendekiawan muslim, ekonom dan nasionalis. Beliau cukup kompeten, beliau paham akan ekonomi. Karena seorang wakil berfungsi sebagai penyeimbang, pelengkap dan penyelaras," tandasnya. []








Berita terkait
0
Jurus Jitu PLN Tekan Emisi dan Dongkrak Bauran Energi Bersih
PT PLN (Persero) gencar menerapkan teknologi substitusi baru bara dengan biomassa ( co-firing) untuk bahan bakar pembangkit listrik tenaga uap.