Mbah Tiwa, Jemaah Calon Haji Berusia Satu Abad

Dari 450 Jemaah Calon Haji (JCH)dari embarkasi Surabaya, terdapat satu CJH yang berusia 103 tahun. Berikut identitasnya
Mbah Tiwa saat menata pakaiannya di Asrama Haji Embarkasi Surabaya. (Foto: Tagar/Ihwan Fajar)

Surabaya - Menunaikan ibadah haji merupakan impian bagi umat Islam dunia, tak terkecuali bagi muslim Indonesia. Dengan Menunaikan ibadah haji, melengkapi rukun Islam setelah Syahadat, Salat, Zakat dan Puasa.

Di Surabaya, Asrama Haji Embarkasi Surabaya (AHES) ramai disesaki keluarga jemaah haji dari Pamekasan, Madura, Selasa malam, 9 Juli 2019. Mereka mengantar keluarganya yang tergabung dalam Kelompok Terbang (Kloter) 11.

Dari 450 jemaah haji yang tergabung dalam kloter, mata wartawan tertuju kepada seorang perempuan lanjut usia (lansia) yang begitu semangat berjalan memasuki Graha Bir Ali Asrama Haji Embarkasi Surabaya, Sukolilo, Jawa Timur (Jatim)

Siapa sangka, perempuan dengan nama Tiwa Binti Sajarin asal Desa Beruh Kabupaten Pamekasan merupakan Jemaah Calon Haji (JCH) sudah berusia 103 tahun. Nama Tiwa pun tercatat sebagai JCH tertua di Jatim berdasarkan Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat).

Dari 450 Jemaah Calon Haji (JCH) terdapat satu nama CJH yang berusia 103 tahun, yakni mbah Tiwa Binti Sajarin asal Desa Beruh Kabupaten Pamekasan

Meski usianya sudah melebihi satu abad, Mbah Tiwa begitu gesit mendorong koper. Langkah kakinya, tak seperti Lansia pada umumnya, tak ada raut kelelahan dari wajah Mbah Tiwa usai perjalanan dari Pamekasan, Madura ke Asrama Haji Embarkasi Surabaya.

Jawa TimurPetugas PPIH melakukan pemeriksaan terhadap barang bawaan jemaah haji embarkasi Surabaya. (Foto: Tagar/Ihwan Fajar)

Kepada sejumlah wartawan dengan menggunakan bahasa Madura, nenek dengan tiga anak dan 10 cucu tersebut mengaku berangkat haji sendiri tanpa sang suami yang sudah lama meninggal dunia. Mbah Tiwa mengaku berasal dari keluarga petani.

Ia tak khawatir dengan usianya yang sudah lewat satu abad. Bagi Mbah Tiwa, beribadah di Masjidil Haram, menjadi impiannya sebelum sang pencipta memanggil dirinya ke surga. Untuk biaya haji, sepenuhnya ditanggung oleh tiga orang anaknya.

Artikel lainnya: Jelang Ketibaan CJH, Asrama Haji Aceh Belum Siap

"Dua anak saya sudah lebih dulu berangkat haji. Alhamdulillah rezeki itu datang dan tahun ini saya berangkat sendiri," ungkap Mbah Tiwa saat di Gedung D2 Asrama Haji Sukolilo Surabaya, Selasa 9 juli 2019

Senyum merekah ditunjukkan Mbah Tiwa saat ditanya soal kesehatannya. Ia mengaku kondisinya sehat dan sudah siap menjalankan Rukun Islam Kelima. Mbah Tiwa pun enggan menggunakan kursi roda untuk melakukan tawaf hingga sa'i.

Jawa TimurKepala Bidang Penerimaan dan Pemberangkatan Kementerian Agama (Kemenag) Jatim, Sutarno Pertowiyono. (Foto: Tagar/Ihwan Fajar)

"Senang sekali. Ini pertama kali, semoga sehat-sehat di sana nanti," ujarnya. Mbah Tiwa mengaku sudah lupa kapan dirinya mendaftar haji. Baginya menjalankan ibadah haji tidak mengenal usia dan waktu. "Le abit. Kelopaen (Sudah lama. Saya lupa)," kata Mbah Tiwa.

Pemberangkatan Kloter 11 Embarkasi Surabaya, di jadwalkan pada Rabu 10 Juli 2019 pukul 01.00 WIB dari Bandara Internasional Juanda, Sidoarjo, Jatim.

Tips Mbah Tiwa Sehat dan Berumur Panjang

Meski usianya sudah melewati satu abad, Mbah Tiwa membagikan tips bagaimana menjaga fisiknya agar tetap bugar, sehat, serta berumur panjang. Resep mbah Tiwa agar tetap sehat dan bugar yakni sering minum jamu ramuan Madura yang terbuat dari rempah-rempah seperti kunyit, temulawak, dan jahe.

Tak hanya itu, mbah Tiwa juga rutin mengonsumsi telur, madu, dan susu dan terkadang juga mendapatkan suntikan vitamin  dari dokter. "Minimal seminggu sekali, kalau tidak bisa tiap hari," beber dia.

Mbah Tiwa berharap kesehatannya terus terjaga selama menjalankan ibadah haji di tanah suci Mekkah, Arab Saudi. "Mander kuat, sehat, aamiin (semoga kuat, sehat)," tutup Mbah Tiwa.

Sementara Kepala Bidang Penerimaan dan Pemberangkatan Kementerian Agama (Kemenag) Jatim, Sutarno Pertowiyono membenarkan ada jemaah haji di embarkasi Surabaya yang sudah berusia 103 tahun.

Sutarno menyebutkan, sosok jemaah haji yang sudah berusia lebih dari satu abad itu yakni Tiwa Binti Sajarin.

Jemaah haji ini asal Pemekasan, Madura dan masuk dalam Kloter 11 Embarkasi Surabaya.

PPIH Menyita Barang Bawaan Jemaah Haji

Sementara  itu, Asrama Haji Embarkasi Surabaya melakukan pemeriksaan ketat terhadap barang bawaan jemaah haji dengan menggunakan mesin X-Ray. Ratusan koper yang disortir oleh petugas PPIH untuk selanjutnya diperika secara bersama dengan pemilik koper. []

Petugas mendapati beberapa 2596 rokok, obat-obatan herbal dan bahkan aspal yang disembunyikan oleh dalam kaleng minuman larutan.

Menanggapi barang bawaan kloter 9 dan 10 jemaah haji, Sutarno  Pertowiyono mengaku masih ada saja jemaah haji yang tetap membandel dengan membawa sejumlah barang yang dilarang saat akan berangkat melaksanakan ibadah haji.

Ia mengatakan, Kemenag sudah menyampaikan barang apa saja yang dilarang untuk dibawa oleh jemaah haji saat manasik haji. Dalam aturan jemaah haji hanya bisa membawa rokok maksimal 2 slop atau 200 batang. Untuk obat-obatan yang dikonsumsi jemaah haji, harus memiliki resep dokter.

Artikel lainnya: ‎Empat CJH Tegal Gagal Terbang

"Lebih dari itu, akan menjadi barang sitaan negara," bebernya.

Sutarno berharap CJH yang hendak berangkat menuju Embarkasi Surabaya agar betul-betul memperhatikan barang apa saja yang diperbolehkan dibawa, dan berapa jumlahnya. Menurutnya ini merupakan hal dasar yang harus dipahami oleh setiap CJH.

“Ini kan masih kloter 9 dan 11, masih tersisa banyak kloter yang belum berangkat ke Embarkasi Surabaya. Kami mengimbau kepada CJH untuk betul-betul memperhatikan barang bawaan, dan tentu juga kesehatannya,”sambung Sutarno.

Terkait nasib dari barang-barang sitaan dari jemaah haji, Sutaeno mengatakan akan dimusnahkan atau disumbangkan.

"Ini kaitannya sudah menjadi kepanitiaan. Bisa saja disumbangkan, bisa juga dihancurkan. Seperti obat-obatan yang terlarang ini kan otomatis dimusnahkan," pungkasnya. []

Berita terkait
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.