Maskapai Jetstar Hentikan Sementara Penjualan Tiket Antara Darwin dan Bali

Jetstar memastikan keputusan tersebut menyusul ketidakjelasan mengenai jadwal pembangunan di Bandara Darwin
Ketikdakjelasan mengenai perluasan landasan Bandara Darwin membuat Jetstar menghentikan penjualan tiket Darwin-Denpasar. (Foto: abc.net.au/indonesian - Facebook: Darwin International Airport)

Oleh: Matt Garrick

TAGAR.id - Maskapai penerbangan Australia, Jetstar, untuk sementara menghentikan penjualan tiket perjalanan antara Darwin dan Denpasar, Bali, karena perbaikan di Bandara Darwin.

Jetstar memastikan keputusan tersebut menyusul ketidakjelasan mengenai jadwal pembangunan di Bandara Darwin.

"Kami untuk sementara menghentikan penjualan tiket penerbangan langsung antara Darwin dan Denpasar antara tanggal 9 Oktober sampai 8 November karena adanya kemungkinan perbaikan yang dilakukan Departemen Pertahanan," isi pernyataan dari Jetstar.

"Walau waktu dan tanggal pengerjaan landasan itu belum lagi dipastikan, kami secara proaktif menghentikan penjualan tiket di tanggal-tanggal tersebut untuk mengurangi kemungkinan jumlah penumpang yang akan mengalami gangguan.”

"Bila pengerjaan tidak dilakukan pada tanggal-tanggal tersebut, kami akan menjual kembali tiket."

Bandara Darwin dimiliki oleh Departemen Pertahanan Australia, yang berencana untuk memperbaiki landasan pacu bandara tersebut untuk angkutan militer dalam jumlah besar di masa depan.

Ini adalah satu-satunya bandara besar di Australia yang dimiliki oleh Departemen Pertahanan Australia selain bandara regional Townsville di Queensland.

warga nt berliburBanyak warga NT akan pergi berlibur ketika suhu udara di kawasan tersebut naik di musim kering. (Foto: abc.net.au/indonesian - ABC News/Michael Franchi)

Kelompok bisnis Airport Development Group (ADG), yang menyewa sebagian lahan dan menjalankan bisnis bagi penerbangan komersial sipil di sana mengatakan pembangunan "merupakan bagian dari rencana yang akan dilakukan selama 12 sampai 19 bulan mendatang."

"Masih ada ketidakpastian mengenai program pengerjaan oleh Departemen Pertahanan, dan ADG tidak bisa memperkirakan saat ini mengenai dampak terhadap jumlah penumpang," kata seorang juru bicara ADG.

ADG mengatakan bahwa mereka "bersimpati terhadap kemungkinan dampak bagi penumpang" karena bandara tersebut dioperasikan dengan pesawat sipil komersial yang berbagi lahan dengan militer.

Matt ThistlethwaiteMatt Thistlethwaite mengatakan proyek perluasan landasan akan selesai di tahun 2024. (Foto: abc.net.au/indonesian - ABC News/ Matt Garrick)

Perbaikan fasilitas militer

Perbaikan landasan pacu tersebut akan dilakukan di tengah usaha Departemen Pertahanan Australia memperbaiki semua fasilitas yang mereka miliki di bagian utara Australia.

Menteri Muda Pertahanan Australia, Matt Thistlethwaite, mengatakan perluasan landasan pacu "sangat penting bagi pergerakan pasukan pertahanan di utara".

"Sudah waktunya landasan itu diperkuat guna memastikan akan bisa digunakan untuk mendarat bagi pesawat tambahan dari Departemen Pertahanan nantinya," kata Thistlethwaite.

"Sudah ada pembicaraan antara Dephan dengan pihak pengelola bandara, guna memastikan bahwa dampaknya seminimal mungkin bagi penerbangan sipil selama pengerjaan dan juga untuk mereka yang datang ke Darwin, yang merupakan hal penting bagi perekonomian lokal."

Dia mengatakan Departemen Pertahanan ingin melakukan pembangunan landasan tersebut pada musim kemarau, yang terjadi antara bulan Mei sampai September dan kalau bisa dilakukan "malam hari atau waktu yang tidak sibuk".

"Ini proyek yang penting, kami berusaha melakukan yang terbaik dan menyelesaikan pembicaraan secepat mungkin karena kami ingin proyek dimulai sesegera mungkin," katanya.

Menteri Pariwisata Northern Territory (NT), Nicole Manison, hari ini meminta kepada Dephan dan ADG untuk menyelesaikan masalahnya "sesegera mungkin" karena maskapai penerbangan dan para penumpang memerlukan kejelasan.

Nicole ManisonMenteri Pariwisata NT, Nicole Manison. (Foto: abc.net.au/indonesian - ABC News/Kaiden Reid)

"Maskapai ingin mengetahui bagaimana pengerjaan landasan tersebut memengaruhi mereka," katanya.

"Ini sudah berlangsung begitu lama. Kami sudah bertanya kepada Dephan sejak awal tahun.

"Kami ingin memastikan bahwa proyek yang betul-betul harus dilakukan bisa diselesaikan, dan menimbulkan dampak negatif sekecil mungkin bagi turis, bagi warga setempat dan bagi maskapai."

Thistlethwaite mengatakan pengerjaan proyek ini akan diselesaikan di tahun 2024. (Artikel ini diproduksi oleh Sastra Wijaya dari ABC News)/abc.net.au/indonesian. []

Berita terkait
Pesawat Jetstar dari Melbourne Ditolak Mendarat di Bali
Seorang penumpang, Rafe Berding, menjelaskan ketika bersiap-siap mendarat di Bali, pesawat ini ditolak untuk mendarat