Masjid Agung Medan Suguhi Te Em Je Tiap Subuh dan Ashar

Pengurus Masjid Agung Medan menyediakan minuman Teh Manis Jemaah (TE-Em-Je) di teras masjid tiap usai waktu Salat Subuh dan Ashar.
Masjid Agung Medan. (Foto: Masjid Agung Medan)

Medan - Kebijakan Pengurus Masjid Agung Medan yang menyediakan minuman Teh Manis Jemaah (TE-Em-Je) di teras masjid, mendapat respon positif dari jemaah yang melakukan ibadah di tempat tersebut. Minuman Te-Em-Je tersedia tiap usai waktu Salat Subuh dan Ashar.

Ketua Bidang Kemakmuran Masjid Badan Kesejahteraan Masjid (BKM) Agung Medan H Yuslin Siregar mengatakan, pihaknya bersyukur program keumatan itu disambut gembira oleh jemaah.

Ini sepenuhnya dari swadaya pengurus BKM selaku pelayan jamaah.

Menurutnya, Kegiatan tersebut merupakan terobosan dari generasi muda yang bekerja di sekitar kawasan Masjid Agung, di Jalan Pangeran Diponegoro Medan.

"Alhamdulillah, jemaah sesudah shalat Ashar bisa mengambil sendiri minuman teh manis panas dari tempat yang disediakan," kata Yuslin ketika memberikan keterangan pers kepada wartawan, Kamis, 8 Agustus 2019.

Penyediaan teh manis panas sesudah shalat Ashar yang telah berjalan selama tiga pekan diakui Yuslin tak menggunakan dana tabungan infak atau anggaran BKM. Pihaknya justru membuka diri bagi para donatur yang ingin memberikan donasi bagi kebutuhan dan kenyamanan jamaah.

"Alhamdulillah ini sepenuhnya dari swadaya pengurus BKM selaku pelayan jamaah," kata Yuslin.

Yuslin didampingi fungsionaris lainnya H Indra Utama, H Donal Sidabalok, H Daud Syah Munthe, H Abdullah Matondang, Ir H Mahmuzar Nasution alias Totok dan H Syofyan Yahya mengakui di BKM hakekatnya adalah pelayan. Setiap saat harus memberikan keamanan dan kenyamanan bagi jamaah dalam beribadah.

"Jadi BKM itu harus bertindak sebagai pelayan agar jamaah yang ke masjid nyaman berwuduk karena air cukup, suasana Masjid sejuk, ambalnya bersih dan wangi, kalau mereka haus ada minuman dan bagi yang berkebutuhan juga disediakan nasi bungkus umat secukupnya sesudah shalat," ucap Yuslin.

Sebagai salah satu ikhtiar dalam memakmurkan masjid, peran serta fungsi seorang takmir akan lebih menentukan. Fungsi takmir tak ubahnya seperti pelayan para jamaah masjid, bukan penguasa masjid.

"Takmir itu statusnya adalah pelayan jamaah, takmir bukan penguasa masjid sehingga kita setiap saat Insya Allah berupaya membuat jamaah yang beribadah ke Mesjid Agung merasa aman, nyaman dan menyenangkan," kata dia.

"Selain itu, memakmurkan masjid dengan berbagai kegiatan yang positif memang tidak mudah tapi bukan tidak bisa. Makanya harus didorong strategi-strategi yang dirumuskan oleh takmir dan pengurus masjid yang lainnya," ucap Yuslin.

Sebagai pelayan jamaah masjid, seorang takmir harus memberikan perhatian yang lebih secara ikhlas khususnya dalam hal melayani segala kebutuhan yang berkaitan langsung dengan upaya pemakmuran masjid.

Selain Te-Em-Je, fungsionaris BKM mengadakan program atau menyediakan "Nasi Ummat Masjid Agung, Silahkan Ambil dan Isi". Kenapa disebut demikian, karena melalui program ini siapa pun yang membutuhkan dapat mengambil nasi bungkus tersebut, kemudian siapa pun yang ingin ikut berinfak dengan menyediakan nasi bungkus dapat mengisi ke rak (tempat) yang tersedia.

Untuk kemudahan kepada para donatur, BKM dapat menerima sumbangan berupa dana sebesar Rp 12.500 untuk satu bungkus nasi, atau mau berinfak dalam bentuk nasi bungkus.

"Program nasi bungkus ini merupakan sarana menunjukan bahwa Islam adalah kebersamaan dan kekeluargaan. Suasana kebersamaan semakin kuat. Geliat dakwah pun berjalan penuh semangat. Diharapkan program berbagi Nasi Bungkus ini dapat mempererat tali ukhuwah umat Islam dan menjadikan contoh guna memakmurkan Masjid," ujarnya.

Baca juga:

Berita terkait