Masalah Kantong Plastik dan Denda Rp 20.000

Asperindo menyebutkan 200 juta kantong plastik digunakan per bulan. Masalah itu berujung pada denda Rp 20.000.
Sampah berjubel di sejumlah sudut kota di Yogyakarta belum lama ini. Indonesia termasuk negara penghasil sampah terbesar kedua setelah China. (Foto: Tagar/Ridwan Anshori)

Yogyakarta - Indonesia menjadi negara penyumbang sampah plastik terbesar kedua setelah China. Toko ritel atau jejaring menjadi penyumbang terbesar.

Menurut data Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (Aprindo) pada 2016, rata-rata menghasilkan 200 juta kantong plastik per bulan. Aprindo memutuskan kebijakan kantong plastik tidak gratis alias berbayar per kantong Rp 200.

Regional Corporate Communication Manager Alfamart Jateng-DIY Muhammad Afran menjelaskan, sebagai bagian dari Aprindo, Alfamart mendukung kebijakan Aprindo.

"Bukan masalah ekonominya Rp 200 perak. Tapi edukasinya, bagaimana kantong plastik bisa diminimalisir," kata Afran di Yogyakarta, Senin 27 Mei 2019.

Managemen Alfamart juga memberlakukan larangan bagi karyawan untuk mengonsumsi air minum kemasan sekali pakai. Langkah ini sebagai upaya mengurangi produksi sampah plastik.

Saat meeting ketahuan bawa air minum kemasan sekali pakai? Langsung didenda Rp 20.000. Bawa tempat masing-masing seperti gelas isi ulang.

Selain itu, kata dia, jika ada karyawan yang diketahui berbelanja balik ke kantor dengan membawa kantong plastik juga dikenai didenda. "Kita mulai dari internal kita sendiri. Artinya kita edukasi diri kita sendiri sebelum ke orang lain," ungkapnya," kata dia.

Dia menyadari sampah plastik sangat membahayakan bagi kelangsungan hidup ke depan. Binatang laut banyak yang mati karena makan sampah plastik ini.

"Ada kura-kura mati, dibelah perutnya ternyata penuh sampah plastik. Sampah plastik itu kejam, tidak bisa diurai sampai 400 tahun sekali pun. Ada penelitian soal itu," jelasnya.

Di bagian lain, Kasubdit Barang dan Kemasan, Direktorat Pengelolaan Sampah, Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI, Ujang Solihin Sidik mengatakan, sampah telah menjadi masalah serius di Indonesia. "Indonesia termasuk negara penghasilan sampah plastik terbesar di dunia," katanya di UGM Yogyakarta belum lama ini.

Menurut dia, hasil survei dan riset sampah plastik KLHK 2015 dan 2018, mencatat jumlah pemakaian kantong belanja plastik di 32 ribu retail modern anggota Aprindo pada 2016 sebesar 9,85 miliar lembar pe tahun.

Temuan tersebut menunjukkan masih tingginya masyarakat yang menggunakan kantong plastik. "Tentu itu menambah produksi sampah oleh masyarakat," ungkapnya.

Di sisi lain, komposisi sampah plastik yang besar tersebut, tidak sebanding dengan upaya daur ulang yang dilakukan. "Jumlah yang didaur ulang hanya 11-12 persen dari total sampah. Sisanya masuk ke tempat pembuangan akhir (TPA)," tegasnya. 

Baca juga: Bahaya Kantong Plastik Masuk Kurikulum, Ini Ancamannya Bagi Manusia

Berita terkait
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.