Bahaya Kantong Plastik Masuk Kurikulum, Ini Ancamannya Bagi Manusia

Saking gentingnya informasi bahaya sampah plastik masuk kurikulum pendidikan
Instalasi seni paus sperma yang dibuat oleh seniman Biboy Royong untuk Greenpeace di Pantai Naic, Filipina. Karya seni sebagai bagian kampanye bahaya sampah plastik di lautan (Foto: Greenpeace Filipina/Vince Cinches)

Jakarta (14/12/2018) - Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengaku pemerintah akan menanamkan bahaya sampah plastik sejak usia belia melalui kurikulum pendidikan.

Bahaya sampah plastik itu akan masuk dalam mata pelajaran melalui beragam cara yang dapat dinikmati dengan mudah oleh pelajar.

Belum lama ini sejumlah hewan laut berisi sampah plastik ditemukan mati di sejumlah perairan Indonesia. Salah satunya paus sperma yang ditemukan di perairan Wakatobi, Papua. Di dalam perut paus itu terdapat 5,9 kilogram sampah plastik

Menurut laporan BTN Wakatobi, sampah plastik yang ditemukan di dalam perut paus tersebut berupa 115 gelas plastik (750 gr), 19 plastik keras (140 gr), 4 botol plastik (150 gr), 25 kantong plastik (260 gr), 2 sandal jepit (270 gr), 1 karung nilon (200 gr) dan 1000 lebih tali rafia (3.260 gr).

Sampah plastik memang berbahaya. Tidak hanya pada hewan, tetapi juga pada manusia. Berikut Tagar News sajikan beragam bahaya sampah plastik, terutama benda yang banyak dipakai manusia, yaitu kantong plastik.

Bahaya Sampah Plastik

Berita terkait
0
Ini Alasan Mengapa Pemekaran Provinsi Papua Harus Dilakukan
Mantan Kapolri ini menyebut pemekaran wilayah sebenarnya bukan hal baru di Indonesia.