Marsinah Pahlawan Buruh Indonesia dalam Episode Paling Kelabu

Ia hidup di zaman kegelapan, zaman dimana keberanian berbicara harus siap menghadapi risiko kehilangan nyawa.
Marsinah pahlawan buruh Indonesia, lahir 10 April 1969, wafat 8 Mei 1993. (Foto: Istimewa)

Jakarta, (Tagar 1/5/2018) - Marsinah seorang aktivis dan buruh pabrik yang hidup di bawah pemerintahan Orde Baru, sebuah zaman paling kelam bagi kehidupan kaum buruh.

Ia lahir di Desa Nglundo, Sukomoro, Nganjuk, 10 April 1969. Ketika ia berusia 24 tahun ia sudah bekerja beberapa waktu sebagai buruh di PT Catur Putra Surya (CPS) Porong, Sidoarjo, Jawa Timur.

Suatu hari ia menghilang selama tiga hari kemudian ditemukan dalam keadaan terbunuh pada 8 Mei 1993. Jasadnya ditemukan di hutan di Dusun Jegong, Desa Wilangan, dengan tanda-tanda bekas penyiksaan. Hasil otopsi menyebutkan ia meninggal akibat penganiayaan berat.

Kemudian hari terungkap ia diculik, juga terungkap bahwa kematiannya tak lepas dari sepak terjangnya memperjuangkan haknya sebagai buruh dan juga hak semua orang sesama kaum buruh.

Ia aktif dalam aksi unjuk rasa buruh, di antaranya terlibat dalam rapat yang membahas rencana unjuk rasa pada 2 Mei 1993 di Tanggulangin, Sidoarjo. Pada 3 Mei 1993 para buruh mencegah teman-temannya bekerja. 

Komando Rayon Militer (Koramil) setempat turun tangan mencegah aksi buruh. 

Pada 4 Mei 1993 para buruh mogok total dan mengajukan 12 tuntutan, di antaranya meminta perusahaan menaikkan upah pokok dari Rp1.700 per hari menjadi Rp2.250. Tunjangan tetap Rp550 per hari mereka perjuangkan dan bisa diterima, termasuk oleh buruh yang absen.

Sampai 5 Mei 1993 Marsinah masih aktif bersama rekan-rekannya dalam kegiatan unjuk rasa dan perundingan-perundingan. Ia merupakan bagian dari 15 orang perwakilan karyawan yang melakukan perundingan dengan pihak perusahaan.

Siang hari 5 Mei tanpa Marsinah, 13 buruh yang dianggap menghasut unjuk rasa digiring ke Komando Distrik Militer (Kodim) Sidoarjo. Di tempat itu mereka dipaksa mengundurkan diri dari CPS. Mereka dituduh telah menggelar rapat gelap dan mencegah karyawan masuk kerja. 

Marsinah sempat mendatangi Kodim Sidoarjo untuk menanyakan keberadaan rekan-rekannya yang sebelumnya dipanggil pihak Kodim. Setelah itu, sekitar pukul 10 malam, Marsinah lenyap.

Tanggal 6 dan 7 Mei keberadaan Marsinah tidak diketahui oleh rekan-rekannya sampai akhirnya ia ditemukan dalam keadaan tak bernyawa pada 8 Mei 1993.

Proses pengungkapan siapa pembunuh Marsinah disinyalir penuh rekayasa, sangat kuat aroma kekuasaan melingkupinya.

Pada tahun 1993 itu juga ia memperoleh Penghargaan Yap Thiam Hien. Kasusnya menjadi catatan Organisasi Buruh Internasional (ILO).

Kisah hidupnya kemudian diangkat dalam sebuah film oleh Slamet Rahardjo, dengan judul 'Marsinah (Cry Justice)'. (af)

Berita terkait
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.