Manuskrip Alquran Berusia 205 Tahun di Pakualaman

Pakualaman memiliki 14 manuskrip Al Quran kuno, yang tertua diperkirakan berusia 205 tahun. Karena rapuh, hanya lima dari 14 naskah dipamerkan.
Kadipaten Pakualaman memamerkan lima koleksi manuskrip Al Quran. Salah satu yang dipamerkan berusia 205 tahun. (Foto : Tagar/Ridwan Anshori)

Yogyakarta - Kadipaten Pakualaman memiliki koleksi 14 manuskrip Al Quran kuno, dan yang tertua diperkirakan berusia 205 tahun. Karena kondisi sudah rapuh, hanya lima dari 14 naskah yang dipamerkan di Gedhong Danawara Kadipaten Pakualaman, Minggu 19 Mei 2019.

Kitab suci umat Islam itu telah tersimpan di Masjid Besar Pakualaman selama 150 tahun. Dalam acara itu, juga dipamerkan manuskrip Ki Sarahmadu Brajamakutha yang usianya 197 tahun.

Menurut Ketua Pelaksana Pameran M. Bagus Febriyanto, Penemuan manuskrip Al Quran itu saat penelitian dan pelacakan naskah-naskah Al Quran kuno milik Kadipaten Pakualaman. Penelitian manuskrip kuno ini merupakan kegiatan Lajnah Pentasbihan Mushaf Al Quran (LPMQ) Balitbang Diklat Kementerian Agama.

Dari koleksi yang dipamerkan, itu yang tertua.

"Pelacakan utamanya dilakukan di masjid-masjid milik Keraton Yogyakarta, seperti Masjid Pathok Negara. Periset dilakukan oleh Ali Akbar," katanya di Yogyakarta, Minggu 19 Mei 2019.

Pelacakan di masjid Pathok Negara tidak menemukan naskah kuno. Baru di Masjid Besar Pakualaman, periset menemukan 14 naskah bagian Al Quran. Setiap naskah berisi 2-3 juz atau bagian Al Quran, dengan kolofon atau tahun terbit 205 tahun yang lalu.

Naskah kuno tersebut beraksara Arab pegon atau tanpa tanda baca dan ditulis tangan, serta terdapat terjemahan bahasa Jawa. Biasanya digunakan untuk acara Khataman Al Quran. "Dari koleksi yang dipamerkan, itu yang tertua," katanya.

Lebih lanjut Bagus menjelaskan, penemuan manuskrip tersebut menunjukkan aktivitas agama Islam di Pakualaman tempo dulu, yaitu khataman Al Quran, pengajian tafsir Al Quran atau menyalin dan mengkaji makna isi Al Quran.

Pameran Langka

Pemerhati Naskah Edhi Prayitno mengatakan, pameran tersebut adalah langka karena penemuan manuskrip Al Quran dengan terjemahan hanya ada di beberapa daerah di Nusantara, salah satunya di Pakualaman ini.

Alumnus Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini mengungkapkan, manuskrip ini bisa menjadi referensi dalam bidang kajian naskah dan filologi. "Manuskrip Arab pegon biasanya ada perbedaan pendapat mengenai penulisan dan pelafalan bunyinya," jelasnya. []

Baca juga :

Berita terkait
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.