Oleh: Phil McNulty - Chief football writer di Etihad Stadium
TAGAR.id – Lagi-lagi Manchester City kalah di Liga Primer Inggris, kali ini ditumbangkan Brentford di kandang sendiri pada 12 November 2022 dengan skor akhir 1-2.
Dua gol Brentford dicetak oleh Ivan Toney di menit 16 dan 90+8, sedangkan gol City pada menit 45+1 dicetak oleh Foden.
Dengan kekalahan ini City (32 poin) gagal menggusur Arsenal (34 poin, tersisa satu laga) dari puncak klasemen, bahkan memperkokoh Meriam London di puncak jika menang lawan Wolves pada laga tandang 12 November 2022.
Ivan Toney menanggapi diabaikannya skuad Piala Dunia Inggris dengan memberikan penampilan dua gol yang memenangkan pertandingan dalam kemenangan di Liga Premier Brentford yang memang pantas menang di kandang Manchester City.
Toney kehilangan satu tempat di Qatar tetapi menunjukkan arti penting bagi Brentford dengan penampilan serba luar biasa yang membuat juara bertahan Liga Premier tertegun saat The Bees merebut ketiga poin dengan kemenangan pada menit ke-98.
Itu sepenuhnya pantas untuk pendekatan positif Brentford karena mereka menolak untuk mengambil langkah mundur dari peluit pertama, bahkan setelah pemain Manchester City Phil Foden mengembalikan kesetaraan dengan tendangan setengah voli kaki kiri beberapa detik sebelum jeda.
City, mau tidak mau, meningkatkan tempo setelah turun minum, Ilkay Gundogan kehilangan peluang bagus untuk membuat mereka unggul, tetapi Brentford terus menjadi ancaman saat jeda dengan Ederson dua kali harus menyelamatkan dari Toney yang selalu berbahaya.
Dan itu adalah kesimpulan yang tepat untuk tambahan waktu 10 menit itu, terutama untuk cedera kepala pada Aymeric Laporte, ketika Brentford menangkap City saat istirahat untuk Toney menyapu umpan silang Josh Dasilva - striker hampir menyelesaikan hat-trick beberapa detik kemudian saja untuk Kevin de Bruyne untuk membersihkan garis.
Pep Guardiola dan pemain Manchester City (Foto: marca.com)Brentford menunjukkan jalannya
Brentford menunjukkan bahwa keberanian dapat dihargai di Manchester City, bahkan tidak membutuhkan keberuntungan nyata untuk memberikan kemenangan luar biasa lainnya di bawah manajer Thomas Frank.
Pendekatan penghindaran risiko Leicester City di kandang sang juara baru-baru ini mendapat tanggapan negatif, sikap mereka yang angkuh terlihat semakin tidak bijaksana ketika mereka kalah 1-0.
Brentford pergi untuk Manchester City dari peluit pertama, mungkin mencatat kerentanan yang melihat mereka hanya mengikis kemenangan atas Fulham dengan penalti menit terakhir akhir pekan lalu.
Toney digagalkan oleh Ederson bahkan sebelum dia membuka skor dan dengan Rico Henry yang luar biasa memberikan kecepatan dan ancaman di sayap, Brentford tidak mengubah pendekatan mereka bahkan setelah gol penyeimbang Foden tampaknya telah mengubah permainan.
Brentford mungkin telah menangkap City pada hari libur tetapi Frank menghasilkan rencana permainan yang membuat Erling Haaland diam untuk sekali sementara menimbulkan ancaman konstan yang akhirnya membawa pemenang akhir yang dramatis itu.
Adegan gembira di peluit akhir dapat dimengerti dan benar-benar layak. Tidak ada yang bisa menyesali perayaan Brentford mereka.
Tidak ada jalan keluar untuk Manchester City
Manchester City baru saja merangkak melewati garis melawan Fulham dengan penalti waktu tambahan dari Haaland tetapi kali ini tidak ada jalan keluar dan mereka tidak pantas mendapatkannya.
City memulai dengan linglung, kebobolan peluang awal, dan mereka masih setengah terjaga bahkan setelah Toney menyundul Brentford di depan.
Tampaknya mereka kembali ke jalurnya setelah penyamarataan Foden tetapi untuk semua tekanan mereka yang meningkat, tidak ada kefasihan merek dagang mereka karena mereka dibuat frustrasi oleh ketahanan dan tekad pertahanan Brentford.
Itu bisa menjadi jauh lebih buruk tetapi untuk kiper Ederson dan itu bukan kejutan besar ketika Brentford menggerebek begitu dalam ke waktu tambahan untuk mengambil poin, City terjebak dalam kekacauan di belakang saat Lebah melaju ke depan.
Ini adalah hasil yang merusak harapan City untuk mempertahankan gelar mereka dan mengirim mereka ke jeda panjang untuk Piala Dunia dengan kemungkinan terburuk. (bbc.com dan sumber lain). []
