Jakarta - Dibayar mahal tetapi tak memberi kontribusi bagi tim. Itu yang dirasakan Manchester United yang harus membayar mahal gaji striker Alexis Sanchez. Namun kontribusi golnya sangat minimal.
Jangankan membantu tim meraih kemenangan, untuk mencetak gol saja, Sanchez sudah kesulitan. Ketajaman striker asal Chile sudah menurun drastis. Padahal saat didatangkan dari Arsenal pada Januari 2018, transfer Sanchez dianggap sebagai yang terbaik setelah era Sir Alex Ferguson.
Namun striker berusia 30 ini gagal menunjukkan ketajamannya. Musim lalu dari 27 kali dimainkan, Sanchez hanya mencetak dua gol dan empat assists.
Kontras dengan gaji yang diterima eks pemain Barcelona ini. Berbeda dengan Wayne Rooney yang selalu menerima gaji tertinggi di Man United karena kontribusinya yang besar bagi tim.
Di Man United, Sanchez menerima gaji 350 ribu poundsterling atau hampir Rp 6 miliar setiap pekan. Ditambah bonus dan citra diri, pemasukannya mencapai 500 ribu poundsterling atau Rp 8,5 miliar setiap pekan.
Menurut Football Italia, Man United sudah merasa berat dengan gaji yang harus dibayarkan kepada pemain yang minim kontribusi. Buntutnya, United berniat meminjamkan Sanchez ke klub Serie A Italia, AS Roma.
Meski tertarik memboyong Sanchez, namun Roma keberatan dengan gaji besar sang pemain. Man United sudah memberi solusi untuk membagi dua gaji Sanchez selama musim 2019/20.
Setidaknya Man United tak rugi besar karena membayar pemain yang tak memberi kontribusi bagi tim. Sebaliknya, Roma mendapat suntikan tenaga baru di lini depan. Hanya Roma belum memberi respons atas tawaran Man United.
Kompetisi Serie A sesungguhnya tidak asing bagi Sanchez. Kariernya di Eropa melejit saat dia memperkuat Udinese mulai 2008 sampai 2011. Sukses di Italia, dia kemudian direkrut Barcelona sebelum akhirnya ke Arsenal dan Man United. []