Jakarta - Kekalahan 0-1 dari Newcastle United memberi dampak besar bagi Manchester United. Kekalahan itu tidak haya membahayakan posisi tim di Liga Premier Inggris tetapi juga membuat keretakan antara pemain dan manajer Ole Gunnar Solskjaer. Bahkan dirinya juga terancam dipecat.
Solskjaer membawa Man United memasuki periode tersulit. Mereka hanya unggul dua poin dari tim yang berada di zona degdarasi. Ini merupakan start paling buruk The Red Devils selama 30 tahun terakhir
Bahkan Solskjaer tak pernah mampu membawa tim meraih kemenangan di laga tandang sejak dirinya mendapat kontrak permanen. Selama tiga laga terakhir di kandang lawan, Man United tak mampu mencetak gol. Begitu pula saat menghadapi AZ Alkmaar di Liga Europa, tak ada satupun pasukan Solskjaer yang menendang ke gawang.
Penampilan buruk di Liga Europa berlanjut di Liga Premier saat dijamu Newcastle di St James' Park, Minggu 6 Oktober 2019. Di laga itu, gawang Man United dibobol oleh anak muda yang masih berusia 19, Matthew Longstaff.
Kekalahan itu menguatkan rumor adanya keretakan di tim. Para pemain senior tak lagi mendengarkan apa yang dikatakan Solskjaer. Mereka sudah tak menaruh kepercayaan pada kemampuan sang manajer
Menurut Metro ini dibuktikan saat Solskjar ingin meniru gaya 'hairdryer' atau pengering rambut sang legenda, Sir Alex Ferguson. Saat masih menangani Man United, Ferguson kerap bersuara keras dekat telinga pemain demi memotivasi mereka di ruang ganti.
Saking dekatnya di telinga dengan suara yang keras, cara memotivasi pemain dan kadang juga makian dari Ferguson yang kemudian diistilahkan seperti hairdryer karena bisa sampai mengeringkan rambut.
Berlebihan memang istilah hairdryer itu, tetapi tidak ada yang memungkiri bila Ferguson membawa Man United meraih sukses besar. Bahkan dia menjadi manajer tersukses dan terlama dengan puluhan trofi selama 27 tahun menguasai Man United.
Mengandalkan Serangan Balik
Metode itu yang hendak ditiru Solskjaer. Hanya semburan dia bak hairdryer malah tidak digubris, bila tidak dianggap remeh pemain. Pasalnya, Solskjaer dianggap tak punya game plann yang jelas di permainan. Dia hanya mengandalkan serangan balik. Padahal, Man United memiliki skuat yang seharusnya tak perlu bertumpu pada strategi counter-attack.
Namun Solskjaer mengklaim bukan strateginya yang gagal tetapi pemain memang tidak mengikuti instruksi dia. Pembelaan itu menjadikan Solskjaer kehilangan respek di hadapan pemain.
Dirinya dinilai sebagai manajer yang enggan disalahkan. Saat berbicara di depan media, Solskjaer memang selalu membela pemain. Namun di ruang ganti, dirinya tak berhenti menuding dan menyalahkan mereka.
Terakhir usai dikalahkan Newcastle, Solskjaer menyebut penampilan pemain sebagai 'memalukan'. Dia menuding pemain yang akan membuat dirinya dipecat.
Menurut Solskjaer bila pemain masih tampil buruk seperti itu di laga-laga berikutnya, dia bakal dipecat. Dan sinyal diberhentikannya suksesor Jose Mourinho itu memang menguat. Petinggi klub, Ed Woodward, memang masih mendukung Solskjaer. Namun klub juga sudah menyiapkan rencana mengganti Solskjaer secepatnya. []