Luncurkan Maskot Pilkada, Pastika Minta Masyarakat Bali Buktikan Berbudaya

Masyarakat di Pulau Dewata diajak untuk bisa membuktikan bahwa mereka merupakan masyarakat yang berbudaya, termasuk dalam kehidupan berpolitik.
PELUNCURAN MASKOT PILKADA BALI: Sejumlah seniman menampilkan kisah pawayangan Sri Rama saat peluncuran maskot pilkada Bali di Denpasar, Sabtu (28/10). Maskot Pilkada Bali yaitu Kayonan yang bertuliskan Asta Brata yang memiliki filosofi ajaran kepemimpinan dalam cerita pawayangan yang diberikan oleh Sri Rama kepada Gunawan Wibhisana sebelum memegang tampuk kepemimpinan Alengka Pura. (Foto: Ant/Wira Suryantala)

Denpasar, (Tagar 28/10/2017) – Masyarakat di Pulau Dewata diajak untuk bisa membuktikan bahwa mereka merupakan masyarakat yang berbudaya, termasuk dalam kehidupan berpolitik.

"Kami mengimbau partai politik, tokoh-tokoh agama, tokoh masyarakat, TNI, Polri dan seluruh elemen masyarakat untuk senantiasa menjaga iklim Bali tetap kondusif sejak, sebelum dan selama tahapan pilkada berjalan. Mari berikan pendidikan politik yang cerdas dan berbudaya kepada masyarakat," kata Pastika saat menyampaikan sambutan pada Peluncuran Maskot dan Jingle Pilkada Bali 2018 di depan Monumen Bajra Sandhi, Denpasar, Sabtu (28/10) petang.

Hal itu, menurut dia, demi terbangunnya demokrasi yang substansial yakni demokrasi yang didasari kaidah demokrasi yang sehat sesuai aturan hukum, sekaligus membawa manfaat nyata bagi kesejahteraan rakyat.

"Mari kita buktikan bahwa kita di Bali masih dan tetap melaksanakan kehidupan bermasyarakat, termasuk pilkada berlandaskan filosofi menyama braya, filosofi yang menghargai perbedaan sebagai sebuah dinamika dalam kebersamaan dan persaudaraan," ucapnya.

Terkait dengan acara tersebut, lanjut Pastika, menunjukkan komitmen dan kesiapan KPU untuk memulai tahapan pesta demokrasi.

"Peluncuran maskot dan jingle pilkada, ini langkah awal menyosialisasikan pesta demokrasi dan kesiapan KPU menyelenggarakan pilkada secara demokratis," ujarnya.

Mantan Kapolda Bali itu juga mengingatkan jajaran KPU agar bersungguh-sungguh dalam melaksanakan tugas dan menjadi tanggung jawab bersama berbagai komponen untuk menyukseskan pelaksanaan pilkada.

Kayonan Asta Brata

Acara peluncuran maskot Pilkada Bali 2018 ditandai dengan penancapan Kayonan yang berisikan simbol-simbol Asta Brata oleh Ketua KPU RI Arief Budiman, Gubernur Bali Made Mangku Pastika, dan Ketua KPU Provinsi Bali Dewa Kade Wiarsa Raka Sandi.

Dalam acara tersebut juga diisi dengan doa bersama, peluncuran jingle Pilkada Bali 2018, dan penampilan fragmentari yang mengisahkan tentang Asta Brata serta penyerahan piagam bagi perwakilan pemilih pemula dari sembilan kabupaten/kota di Bali.

Kayonan yang di dalamnya terdapat simbol-simbol asas kepemimpinan "Asta Brata" ditetapkan Komisi Pemilihan Umum Provinsi Bali menjadi maskot pemilihan kepala daerah di Bali tahun 2018.

"Kayonan itu adalah simbol dari dunia, simbol dari kehidupan, simbol dari kita melihat masa depan. Kami menggagas filosofi Asta Brata ini yang kemudian dikemas dalam Kayonan," kata Ketua KPU Provinsi Bali Dewa Kade Wiarsa Raka Sandi saat menyampaikan sambutan pada acara Doa Bersama serta Peluncuran Maskot dan Jingle Pilkada Bali 2018 di Monumen Bajra Sandhi, Denpasar, Sabtu (28/10).

Terkait dengan filosofi Asta Brata, dia melihat bahwa tantangan Bali ke depan dikaitkan dengan sifat kepemimpinan dalam Asta Brata sangat relevan.

"Untuk menentukan maskot tersebut, KPU Provinsi Bali telah melakukan FGD dengan sejumlah akademisi, seniman, budayawan, dan tokoh masyarakat, serta ke semua majelis agama. Kami berharap pemimpin yang dihasilkan dalam pilgub nanti memiliki sifat-sifat Asta Brata," ucapnya.

Peluncuran maskot tersebut ditandai dengan penancapan kayonan oleh Ketua KPU RI Arief Budiman, Gubernur Bali Made Mangku Pastika, dan Ketua KPU Provinsi Bali Dewa Kade Wiarsa Raka Sandi.

Sementara itu, Ketua KPU RI Arief Budiman mengatakan bahwa acara tersebut menjadi penanda penyelenggaraan pilkada di Bali dimulai.

Ia sangat mengharapkan agar dalam pelaksanaan pilkada serentak pada tahun 2018 jangan sampai ada lagi kampanye hitam, kampanye negatif, dan menggunakan isu SARA.

"KPU tidak bisa bekerja sendiri, masyarakat juga tidak bisa hanya menggantungkan pada KPU. Kami memerlukan dukungan dari berbagai pihak," ucapnya.

Arief Budiman sangat berharap agar pelaksanaan pilkada di Bali dapat berjalan dengan aman dan damai.

Menurut dia, satu saja kericuhan pilkada akan menjadi kegagalan dalam pelaksanaan pilkada yang akan berlangsung serentak di 171 daerah di Indonesia.

Pilkada 2018, lanjut dia, sekaligus akan menjadi sejarah penyelenggaraan pilkada terbesar di Indonesia, baik terbesar dari sisi jumlah pemilih maupun penggunaan anggaran.

Asta Brata diambil dari kisah Ramayana yang berisikan delapan asas pedoman atau pegangan pemimpin. Delapan pedoman itu, yakni Surya Brata (pemimpin dapat menyinari seluruh rakyatnya tanpa terkecuali), Candra Brata (pemimpin dapat memberikan cahaya dalam kegelapan yang dihadapi rakyatnya), dan Bayu Brata (pemimpin hendaknya mempunyai sifat luhur dan mengetahui segala pikiran rakyatnya sehingga mengerti kesukaran hidupnya).

Berikutnya, Agni Brata (seorang pemimpin dapat mengobarkan api semangat bekerja bagi rakyat untuk mencapai kemajuan), Indra Brata (seorang pemimpin selalu memberikan kesejahteraan pada rakyat), Yama Brata (seorang pemimpin seyogianya mengikuti sifat Dewa Yama dalam menegakkan hukum dan memberikan hukuman yang adil).

Selanjutnya, Kuwera Brata adalah seorang pemimpin yang hemat dan cermat dalam menggunakan sumber daya finansial dan sumber daya alam untuk menyejahterakan rakyat. Terakhir, Baruna Brata, yakni seorang pemimpin hendaknya mempunyai pandangan yang luas seperti samudra. (ant/yps)

Berita terkait
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.