Toba Samosir, (Tagar 2/9/2018) – Direktur Jenderal Perhubungan Darat (Dirjen Hubdat) Budi Setiyadi melakukan peluncuran kapal Ro-Ro 300 Gross Tonage (GT) di Pantai Pasir Putih Desa Parparean II, Kecamatan Porsea, Sumatera Utara.
Kapal yang diberi nama Ihan Batak itu dikerjakan di Cirebon, Jawa Barat, kemudian dilanjutkan pengerjaannya setelah diangkut lewat jalur darat ke Porsea.
Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Ihan Batak ini merupakan kapal pertama yang dibangun di kawasan Danau Toba. Dirjen Budi mengatakan bahwa, “Usulan nama ini dari Bupati dan tokoh masyarakat setempat. Akan ada pembangunan kapal dua lagi dalam waktu dekat. Namun kapal kedua akan diperkecil karena ukuran dan biaya operasional lebih besar kalau kapalnya sebesar ini.”
Dirjen Budi Setiyadi berharap pelayaran yang berkeselamatan di daerah Danau Toba menjadi hal utama yang diingat oleh masyarakat, operator, maupun pemerintah daerah. (Foto: Humas Ditjen Perhubungan Darat)
Dirjen Budi menyatakan hal yang terpenting adalah bagaimana cara masyarakat dan pemerintah daerah setempat memperbaiki aspek keselamatan pelayaran di Danau Toba.
“Kejadian kemarin (kapal tenggelam) adalah momentum bagi kita semua. Maka keselamatan pelayaran harus dilakukan dengan mengubah budayanya,” tegas Dirjen Budi.
Kontrak KMP Ihan Batak berlaku sejak 28 Agustus 2017, dengan jadwal pembangunan memakan waktu selama 15 bulan. Pembangunan KMP Ihan Batak pun sudah hampir rampung dan mencapai 90%, diprediksikan pada akhir Oktober sudah siap diserahterimakan.
Pada Desember 2018, KMP Ihan Batak ditargetkan sudah dapat beroperasi dan melayani penumpang guna Angkutan Natal Tahun Baru mendatang.
Desember 2018, KMP Ihan Batak ditargetkan sudah dapat beroperasi dan melayani penumpang guna Angkutan Natal Tahun Baru mendatang. (Foto: Humas Ditjen Perhubungan Darat)
Darwin Siagian, Bupati Toba Samosir atas nama masyarakat sekitar Danau Toba menyambut baik adanya kapal ini.
“Ihan Batak adalah ikan asli yang ada di Danau Toba, masih ada tapi sekarang sudah sulit. Nantinya kapal ini akan melayani rute Ajibata-Simanindo dan sudah bisa dipakai saat Natal. Mari kita tokoh adat dan tokoh masyarakat membantu program pemerintah ini,” ujar Darwin saat memberikan kata sambutan pada acara tersebut.
Dirjen Budi berharap pelayaran yang berkeselamatan di daerah Danau Toba menjadi hal utama yang diingat oleh masyarakat, operator, maupun pemerintah daerah.
“Masuk kapal langsung catat manifest dan pakai life jacket. Marilah kita bersama ciptakan sistem keselamatan pelayaran yang baik karena tahun depan ada target 1 juta wisatawan yang akan datang ke Danau Toba, jadi harus kita ciptakan fasilitas yang berkeselamatan,” tegas Dirjen Budi.
Sebelumnya, Dirjen Budi melakukan sosialisasi keselamatan di Pelabuhan Ajibata. “Atas seizin Bapak Menteri Perhubungan, setelah tim Ad-Hoc Danau Toba bekerja satu bulan dan memperbaiki semua aspek keselamatan pelayaran di sini terutama dari aspek dermaga, kapal, sumber daya operator maupun masyarakatnya, juga budayanya. Hari ini saya datang kembali untuk mengecek pelaksanaan pembangunan di Ajibata yang sudah mencapai 26 persen,” jelasnya saat ditemui di Pelabuhan Ajibata, Sabtu (1/9) siang.
Di Pelabuhan Ajibata, Dirjen Budi Setiyadi membagikan life jacket dan life buoy sebanyak 300 buah kepada Bupati Toba Samosir dan awak KM Leo Star. (Foto: Humas Ditjen Perhubungan Darat)
Di Pelabuhan Ajibata, Dirjen Budi membagikan life jacket dan life buoy sebanyak 300 buah kepada Bupati Toba Samosir dan awak KM Leo Star. “Dari Pak Bupati akan meneruskan kembali pada masyarakat untuk meningkatkan upaya keselamatan pelayaran Danau Toba,” ucap Dirjen Budi seusai sosialisasi di Ajibata.
Menurut Dirjen Budi, Kepala Dinas Provinsi Sumatera Utara dalam waktu dekat akan memperbaiki tarif penyeberangan sehingga operator juga diharapkan untuk menyiapkan iuran wajib untuk Jasa Raharja. (Pitra Setiawan)
