LSM dan Media Palsu Pro-India Menjelek-jelekkan Pakistan

Pakistan tuntut PBB dan Uni Eropa untuk menyelidiki LSM dan media Pro-India palsu yang menjelek-jelekkan Pakistan
Menteri Luar Negeri Pakistan Shah Mehmood Qureshi berpidato di depan Dewan Hak Asasi Manusia PBB pada 10 September 2019 di Jenewa. (Foto: voaindonesia.com - AFP/Fabrice Coffrini)

Jakarta - Pakistan mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Uni Eropa untuk melakukan penyelidikan setelah munculnya sebuah laporan baru yang mengungkap kampanye disinformasi global selama 15 tahun. Kampanye tersebut diduga dirancang untuk melayani kepentingan India dan "menjelek-jelekkan" Pakistan. Tuduhan ini dibantah oleh New Delhi.

Laporan investigasi itu diterbitkan pada hari Rabu, 9 Desember 2020, oleh EU DisinfoLab, sebuah organisasi non-pemerintah yang berbasis di Brussel yang berupaya meningkatkan kesadaran tentang disinformasi.

Laporan mendalam itu merinci bagaimana jaringan lembaga kajian dan LSM yang sudah lama tidak berfungsi namun diakui PBB dihidupkan kembali dan digunakan bersama setidaknya 750 kantor "media palsu" untuk menyebarkan disinformasi.

“Kampanye itu bahkan membangkitkan orang yang sudah mati,” kata laporan yang diberi judul Indian Chronicles. “Jaringan ini aktif di Brussel dan Jenewa dalam memproduksi dan memperkuat konten untuk melemahkan -terutama- Pakistan.”

EU DisinfoLab mengatakan tujuan kampanye yang terus berlangsung ini adalah untuk mempengaruhi pengambilan keputusan di Dewan Hak Asasi Manusia PBB (UNHRC) dan Parlemen Eropa.

"Ruang lingkup dan tingkat operasi India melawan Pakistan dalam perang hibrida mereka sekarang tampak jelas disaksikan dunia," kata Menteri Luar Negeri Pakistan Shah Mehmood Qureshi kepada wartawan, Jumat, 12 Desember 2020.

“Pakistan menyerukan kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa dan UNHRC untuk segera memulai penyelidikan dan membatalkan daftar 10 LSM palsu yang dibuat India untuk memfitnah Pakistan,” kata Qureshi (my/pp)/voaindonesia.com. []

Berita terkait
India dan Pakistan Kembali Kontak Senjata di Kashmir
Dua pasukan Pakistan dan seorang prajurit India tewas setelah kontak senjata di Kashmir pada Kamis, 26 Desember 2019.
0
Banyak Kepala Daerah Mau Jadi Kader Banteng, Siapa Aja?
Namun, lanjut Hasto Kritiyanto, partainya lebih mengutamakan dari independen dibandingkan politikus dari parpol lain.