Semarang - Di saat orang membutuhkan dana (uang), baik itu di hari Lebaran atau tahun ajaran baru, banyak tawaran aplikasi pinjaman uang. Tawaran yang dikirimkan lewat pesan di telepon genggam tersebut kebanyakan dari perusahaan fintech (financial technology).
Fintech adalah sarana peminjaman uang yang dirasa lebih mudah daripada bank, karena hanya melalui aplikasi. Meskipun begitu, masyarakat perlu berhati-hati saat meminjam dari fintech, karena aturannya jauh berbeda dengan bank atau badan peminjaman konvensional.
Terlepas dari hal itu, dengan semakin meningkatnya usaha fintech, perusahaan jenis ini membutuhkan banyak pekerja di beberapa bidang. Itu akan menjadi informasi yang bagus bagi pencari kerja.
Direktur Eksekutif Asosiasi Financial Technology (AFTECH) Indonesia Aji Satria Sulaiman mengatakan lowongan kerja di industri fintech masih terbuka lebar, dan justru semakin terbuka lebar. Aji mengutarakan hal itu beberapa bulan yang lalu.
Menurut dia, saat ini tiga ahli di bidang ini banyak dicari dan berperan sangat penting bagi pertumbuhan industri fintech, yaitu
1. Data science atau big data
Para ahli di bidang ini penting karena bertugas melakukan analisa terhadap banyaknya data yang masuk ke dalam sistem. Saat ini meski data-data yang telah masuk sangat banyak, namun data tersebut belum banyak dimanfaatkan secara optimal untuk menciptakan produk baru.
Nantinya data tersebut juga akan digunakan untuk memprediksi perilaku ekonomi setiap individu, misalnya untuk keperluan pinjaman atau pemilihan pengambilan kredit di industri fintech lending.
2. Bidang user interface (UI) atau user experience (UX)
Saat ini industri fintech sangat mengandalkan penggunaan teknologi berbasis aplikasi, sehingga dengan cara itu akan membuat pengguna atau konsumen merasa nyaman dan dimudahkan.
3. Bidang manajemen risiko finansial dan perbankan
Saat ini industri fintech membutuhkan mereka yang ahli di bidang itu sebab dari berbagai macam fintech, yang paling banyak berkembang salah satunya adalah fintech yang bergerak di bidang lending and borrowing atau pinjam meminjam dan pemberian kredit.
Aji menambahkan khusus yang ketiga sebenarnya Indonesia sudah punya, banyak kurikulumnya juga di institusi pendidikan. Sedangkan nomer 1 dan 2 masih sangat kekurangan. []
Baca juga: