Longsor Cisolok Sukabumi, 5 Meninggal, 31 Orang Hilang

60 keluarga mengungsi dan 30 unit rumah tertimbun tanah.
Longsor yang menimpa ruang kelas Mts. Nahdlatuth Thullab itu, terjadi pada minggu(25/11) malam akibat curah hujan yang tinggi. karena kejadian tersebut siswa kelas 1 dan 2 diliburkan hingga proses pembersihan dan pembenahan selesai. (Foto : Antara/Budi Candra Setya)

Jakarta, (Tagar 1/1/2019) - Sedikitnya 5 orang meninggal, 31 orang hilang dan 60 keluarga mengungsi akibat tanah longsor di Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

"Petugas masih terus melakukan pencarian," kata Camat Cisolok, Asep Walaudding, dikutip dari CNN Breaking News, Selasa (1/1).

Longsor di Cisolok terjadi pada pukul 17.30 WIB, masyarakat dikagetkan gemuruh ketika ingin menunaikan shalat Maghrib pada Senin (31/12) sore. Data sementara yang diperoleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Selasa (1/1) siang, sebanyak 30 unit rumah tertimbun tanah.

Proses evakuasi korban dan penanganan terhadap kerugian fisik yang terjadi di lokasi longsor ini terus dilakukan BNPB yang meibatkan BPBD Kabupaten Sukabumi bersama Basarnas. Diikuti juga unsur SAR, TNI dan Polri.

Untuk mempermudah evakuasi korban yang diduga masih tertimbun, alat berat juga diturunkan. Selain itu, keberadaan warga mencari keluarganya yang menjadi korban bencana tanah longsor mempercepat proses penanggulangan bencana ini.

Kepala BNPB Sutopo Purwo Nugroho sebelumnya mengatakan sejumlah ganjalan dihadapi tim evakuasi korban longsor Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

"Saat ini kegiatan pencarian serta evakuasi korban terdampak longsor dihentikan, karena kondisi di lapangan diguyur hujan dan listrik padam," ucap Sutopo melalui keterangan tertulis yang diterima Tagar News, Selasa (1/1).

Akibatnya, kata Sutopo, seluruh jaringan komunikasi (handphone) terganggu. Namun kini, masalah itu telah ditanggulangi. Tiap anggota evakuasi korban longsor dibekali handy talkie (HT).

"Komunikasi dengan tim di lapangan hanya bisa menggunakan radio komunikasi (HT)," tandas Sutopo.

Berita terkait