Lockdown Bantu Bersihkan Polusi Udara dan Sungai di India

Pandemi virus corona di India memaksa negeri itu memperpanjang masa lockdown dengan hasil sampingan udara yang bersih
Burung-burung terbang di atas perairan sungai Yamuna di dekat jembatan Signature, di New Delhi, India, pada Hari Bumi, 22 April 2020 (Foto: voaindonesia.com/Reuters).

Jakarta - Perpanjangan masa lockdown di India untuk menghambat wabah virus corona membuahkan bonus mengejutkan yaitu udara yang lebih bersih.

Menurut data yang dirilis Pusat Riset Energi dan Udara Bersih,  22 April 2020, pada akhir hari pertama pemberlakuan lockdown, 25 Maret 2020, tingkat rata-rata partikel berbahaya yang disebut PM 2,5 menurun 22 persen, sementara tingkat nitrogen dioksida (NO2) yang berasal dari pembakaran bahan bakar fosil – menurun 15 persen dibanding dengan hari-hari sebelumnya.

“Ini sungguh luar biasa,” kata Anumaita Roychowdhury, direktur eksekutif Pusat Sains dan Lingkungan d New Delhi. Menurutnya, penurunan polutan udara ini diakibatkan oleh berkurangnya kendaraan yang beroperasi di jalanan, berhentinya aktivitas pembangunan gedung, dan penutupan pabrik-pabrik.

Aliansi Global untuk Kesehatan dan Polusi dalam laporannya pada Desember 2019 menyebutkan, India merupakan negara dengan tingkat kematian akibat polusi tertinggi di dunia. Setiap tahunnya, lebih dari dua juta orang di negara itu meninggal akibat berbagai gangguan kesehatan terkait polusi. India juga memiliki enam kota yang masuk daftar 10 kota paling terpolusi di dunia.

Lockdown ternyata tidak hanya membersihkan udara, tapi juga membantu membersihkan sungai-sungai di India.

Badan Pengawas Polusi New Delhi melaporkan, Sungai Yamuna yang mengalir sepanjang New Delhi kualitasnya membaik selama lockdown. Laporan itu menyebutkan, berkurangnya sampah yang dibuang ke sungai, dan menurunnya limbah dari 28 klaster industri, berperan besar dalam peningkatan kualitas sungai.

Sungai Gangga, yang sering dimanfaatkan untuk ritual keagamaan, bahkan dinyatakan bersih untuk kegiatan mandi di sejumlah kawasan.

Namun, banyak aktivis lingkungan mengingatkan, perbaikan kualitas lingkungan ini kemungkinan bersifat sementara, karena pada akhirnya pemerintah mencabut kebijakan lockdown, dan aktivitas ekonomi yang hiruk pikuk kembali berlangsung.

India memiliki hampir 20.000 kasus C-19, Maret 2020, yang telah dikukuhkan, dan lebih dari 600 kematian. Kebijakan lockdown ketat kemungkinan akan dicabut pada 3 Mei. [ab/uh]/voaindonesia.com. []

Berita terkait
India Terapkan Aturan Ganjil Genap Atasi Polusi
Kualitas udara yang memburuk membuat pemerintah kota New Delhi akan memberlakukan aturan ganjil genap kendaaraan untuk atasi polusi
Kabut Beracun Memburuk Tiap Jam, India Umumkan Darurat Polusi Udara
Ibu kota India umumkan darurat polusi udara. Kabut beracun di kota itu memasuki hari ketiga terus memburuk tiap jam.
Marathon Terancam Dibatalkan, Polusi di India Capai Tingkat Berbahaya
Pencemaran di ibu kota India mencapai tingkat berbahaya. Tim dokter meminta penyelenggaraan lari maraton di kota itu pada bulan ini dibatalkan.
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.