Lindungi Disabilitas, Kemensos Ciptakan GRUWI dan GRITA

Mensos Tri Rismaharini menegaskan momen AHLF akan menjunjung semangat keberpihakan negara-negara ASEAN terhadap para penyandang disabilitas.
Menteri Sosial Tri Rismaharini menegaskan momen AHLF akan menjunjung semangat keberpihakan negara-negara ASEAN terhadap para penyandang disabilitas. (Foto: Tagar/Kemensos)

TAGAR.id, Jakarta - Kementerian Sosial (Kemensos) berkomitmen kuat memperkuat keberpihakan kepada penyandang disabilitas. Hal ini sejalan dengan semangat ASEAN High Level Forum (AHLF) on Disability-Inclusive Development and Partnership beyond 2025, yang akan digelar pada 10-12 Oktober 2023 di Makassar.

Dalam berbagai kesempatan, Menteri Sosial Tri Rismaharini menegaskan momen AHLF akan menjunjung semangat keberpihakan negara-negara ASEAN terhadap para penyandang disabilitas. 

No one left behind, jadi tidak ada seorangpun yang tertinggal termasuk disabilitas,” katanya.

Sebagai bukti nyata, Kemensos telah mengembangkan inovasi terhadap berbagai alat bantu penyandang disabilitas. Di antara inovasi terbaru adalah Gelang Rungu dan Wicara (GRUWI) dan Gelang Tuna Grahita (GRITA). Ada juga tongkat adaptif yang telah dipatenkan Kemensos.


Hingga saat ini, jumlah produksi awal untuk GRUWI sebanyak 217 unit dan GRITA sebanyak 100 unit. Dari jumlah tersebut telah disalurkan GRUWI 65 unit dan untuk GRITA belum ada.


GRUWI diluncurkan oleh Mensos sebagai salah satu upaya pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas, sekaligus respons terhadap ancaman keamanan yang dihadapi penyandang disabilitas tuna rungu dan tuna wicara. Gelang ini dipicu oleh sensor gerak serta dilengkapi dengan pendeteksi denyut nadi. 

Apabila pengguna dalam kondisi darurat atau panik sehingga denyut nadi tiba-tiba tinggi, maka gelang ini akan berbunyi untuk menarik perhatian orang lain sehingga kejahatan terhadap penyandang tuna rungu dan tuna wicara serta tuna grahita bisa dicegah.

“Inovasi Kemensos itu berangkat dari kegelisahan saya yang sering mendapati kasus rudapaksa yang banyak menimpa anak-anak disabilitas rungu dan wicara,” kata Menteri Sosial Tri Rismaharini.

Baik GRUWI, GRITA maupun tongkat adaptif, merupakan hasil inovasi tim disabilitas yang dibina di sentra- sentra Kemensos. Alat tersebut berfungsi sebagai early warning system atau peringatan dini bagi penyandang disabilitas baik rungu wicara maupun intelektual, jika terjadi ancaman yang dapat membahayakan dirinya dari luar.

“Hingga saat ini, jumlah produksi awal untuk GRUWI sebanyak 217 unit dan GRITA sebanyak 100 unit. Dari jumlah tersebut telah disalurkan GRUWI 65 unit dan untuk GRITA belum ada,” kata Kepala Sentra Terpadu Inten Soeweno (STIS) Bogor, MO. Royani.

Inovasi Kemensos tersebut, sukses karena dirasakan manfaatnya oleh para penyandang disabilitas yang terlihat dari tingginya jumlah waiting list permintaan atau persiapan pengiriman ke Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) yaitu GRUWI sebanyak 75 unit dan GRITA sebanyak 90 unit.

Perhelatan ASEAN High Level Forum (AHLF) on Disability-Inclusive Development and Partnership beyond 2025, akan dihadiri 200 delegasi dari Badan Sektor ASEAN, organisasi terafiliasi ASEAN, organisasi penyandang disabilitas, mitra wicara ASEAN, serta akademisi di Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan. []

Berita terkait
Turun ke Lokasi Kegiatan, Kemensos Siapkan Sarana untuk Aksesibilitas Peserta AHLF
Salah satu lokasi yang akan dikunjungi para peseta AHLF, yaitu Taman Purbakala Leang-leang Geopark Maros-Pangkep, Provinsi Sulawesi Selatan.
Desain Kemasan Dipercantik Kemensos, Produk ‘Serua Snack’ dari Depok Kian Memikat
Di dalam ruangan seluas 1.546 meter persegi, bungkusan merah yang disusun di meja paling ujung itu tampak menarik perhatian siapapun.
Kemensos Penuhi Hak-hak Warga Rentan di Momen Hari Kemerdekaan
Suasana Khidmat perayaan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke-78 terasa hingga Timur Indonesia. Simak ulasannya.
0
Lindungi Disabilitas, Kemensos Ciptakan GRUWI dan GRITA
Mensos Tri Rismaharini menegaskan momen AHLF akan menjunjung semangat keberpihakan negara-negara ASEAN terhadap para penyandang disabilitas.