Limbah Medis Covid-19 Mengancam Kesehatan Manusia dan Lingkungan

Limbah ini berpotensi menimbulkan luka bakar, luka tertusuk jarum suntik, dan kuman penyakit terhadap para petugas kesehatan.
Ilustrasi. (Foto: Tagar/Ist)

Jakarta - Pandemi Covid-19 yang belum berakhir ini menyumbang puluhan ton limbah medis yang terdiri dari bekas jarum suntik, alat uji, dan botol vaksin. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa  hal ini mengancam kesehatan manusia dan lingkungan.

Menurut laporan WHO yang dirilis pada Selasa, 7 Februari 2022 barang-barang bekas yang sebagian dapat menularkan virus corona itu berpotensi menimbulkan luka bakar, luka tertusuk jarum suntik, dan kuman penyakit terhadap para petugas kesehatan.

WHO juga memperingatkan masyarakat yang dekat dengan tempat pembuangan sampah yang dikelola dengan buruk harus waspada, karena kesehatan mereka bisa terganggu akibat terpengaruh melalui udara yang terkontaminasi dari pembakaran sampah, kualitas air yang buruk, atau hama pembawa penyakit.

Laporan tersebut juga menyerukan reformasi dan investasi termasuk melalui pengurangan penggunaan kemasan yang menyebabkan tumpukan plastik dan bahan yang dapat didaur ulang.

Diperkirakan sekitar 87.000 ton alat pelindung diri (APD) telah dipesan melalui portal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) hingga November 2021. Sebagian besar APD diperkirakan berakhir sebagai limbah.

Dilansir dari Reuters, laporan WHO juga menyebutkan sekitar 140 juta alat uji berpotensi menghasilkan 2.600 ton sebagian besar sampah plastik dan limbah kimia.

Selain itu, diperkirakan bahwa sekitar 8 miliar dosis vaksin yang disalurkan secara global telah menghasilkan tambahan 144.000 ton limbah dalam bentuk botol kaca, jarum suntik, jarum, dan kotak pengaman.

Dalam laporan tersebut, WHO tidak menyebutkan contoh spesifik di mana lokasi penumpukan limbah paling mengerikan terjadi, WHO hanya merujuk pada tantangan seperti pengolahan dan pembuangan limbah resmi yang terbatas di pedesaan India serta sejumlah besar lumpur tinja dari fasilitas karantina di Madagaskar.

WHO mengungkapkan, sebelum pandemi, sekitar sepertiga fasilitas kesehatan tidak dilengkapi untuk menangani beban limbah yang ada. []


Baca Juga

Jangan Asal Buang! Limbah Medis di Jakarta Capai 12 Ribu Ton

Dinkes Kota Bekasi Bina Pengelolaan Limbah Medis

Limbah Medis Meningkat Pesat Selama Pandemi, Ini Risikonya

 Rapat Terbatas Bahas Pengelolaan Limbah B3 Medis Covid-19 







Berita terkait
Limbah Medis Covid-19 Harus Ditangani Secara Serius
Persoalan ini sesuai arahan Presiden Jokowi agar penanganan limbah medis selama masa pandemi dilakukan secara serius, sistematis dan cepat.
Rp 1,3 Triliun Untuk Fasilitas Pengelolaan Limbah Medis Covid-19
Dana yang tersedia diintensifkan untuk mempercepat ketersediaan fasilitas pengelolaan limbah medis Covid-19 di seluruh daerah di Tanah Air
Teknologi Pengolah Limbah Medis Skala Kecil dan Mobile
BRIN mengembangkan teknologi pengolah limbah medis berskala kecil dan bersifat mobile tingkatkan kapasitas pengolahan limbah medis Covid-19