TAGAR.id, Riga, Latvia - Monumen ini dinilai sebagai pengingat akan pendudukan Soviet dan nasib banyak orang yang dideportasi dan ditindas. "Kita tidak butuh monumen macam ini," kata Presiden Latvia.
Sebuah bangunan obelisk terbuat dari beton dengan bintang-bintang khas Uni Soviet pada bagian atasnya dihancurkan di Ibu Kota Latvia, Riga, pada hari Kamis, 25 Agustus 2022. Ini adalah bagian sentral dari monumen Victory Memorial yang dibuat untuk memperingati kemenangan Tentara Merah atas Nazi Jerman pada Perang Dunia II.
Dua alat penggali yang dilengkapi dengan palu pneumatik meruntuhkan obelisk setinggi 79 meter itu dan disambut tepuk tangan banyak orang yang menonton langsung. Selama berhari-hari sebelumnya, sejumlah patung perunggu berukuran besar telah dipindahkan dari area monumen itu.
Setelah invasi Rusia ke Ukraina, Latvia mengeluarkan dekrit bahwa semua hal yang memuliakan rezim totaliter harus sudah dihancurkan pada 15 November. Termasuk monumen kemenangan Soviet yang didirikan pada 1985 ini.
"Monumen ini adalah sebuah pengingat tetap akan pendudukan atas kami dan terkait nasib banyak orang: deportasi, penindasan, dan sebagainya. Kita tidak butuh monumen macam ini," kata Presiden Latvia, Egils Levits, dalam siaran langsung saat pembongkaran.
Sementara Wali Kota Riga, Martin Stakis, menyebut pembongkaran itu sebagai "momen bersejarah bagi Riga dan seluruh Latvia."
Invasi Rusia ke Ukraina pada akhir Februari 2022 telah mendorong pihak berwenang di beberapa negara Eropa Timur untuk mempercepat penghapusan simbol era Soviet. Parlemen Latvia melakukan pemungutan suara pada bulan Mei untuk menghancurkan monumen kemenangan ini, dan dewan kota Riga mengikuti langhkah ini.
Monumen kontroversial
Beberapa anggota komunitas etnis Rusia di Latvia, yang membentuk 30% populasi di negara itu, telah memprotes pembongkaran monumen Victory Memorial. Setiap tahunnya pada tanggal 9 Mei, ribuan etnis Rusia berkumpul di monumen untuk memperingati kemenangan atas Nazi Jerman pada tahun 1945.
Namun kebanyakan orang Latvia juga melihat tanggal ini sebagai awal masa pendudukan Soviet yang berlangsung hingga tahun 1991.
Monumen ini memang telah kontroversial sejak awal pendiriannya. Ide aslinya adalah sebuah petung seorang perempuan dengan bayi yang menunggu pria kembali dari perang disensor demi tema yang lebih berkesan Uni Soviet.
Kritik juga membanjir karena salah satu pematung monumen yang bernama Levs Bukovskis pernah bertugas di unit Waffen SS Nazi selama perang.
Sekelompok aktivis berusaha untuk menghancurkan monumen ini dengan dinamit pada tahun 1997 tetapi dinamit itu tiba-tiba meledak dan menewaskan dua orang.
Serangan balik dari Rusia
Monumen Riga dibongkar seminggu setelah negara tetangga mereka yakni Estonia merobohkan tugu peringatan era Soviet di Narva, sebuah kota dengan jumlah minoritas berbahasa Rusia yang signifikan.
Sejumlah kalangan menuduh Rusia menggunakan monumen-monumen semacam itu untuk menimbulkan ketegangan. Ada kekhawatiran bahwa Moskow mungkin mencoba mengeksploitasi perbedaan antara minoritas berbahasa Rusia dan pemerintah nasional di Estonia dan Latvia untuk mengacaukan negara mereka.
Sebelumnya, peruntuhan monumen era Soviet oleh Estonia mendorong kelompok peretas asal Rusia, Killnet, menggempurkan serangan siber terhadap fasilitas publik dan swasta negara itu pada minggu lalu.
Estonia menyebut bahwa itu serangan siber "paling luas" yang dihadapinya sejak 2007, tetapi mereka juga mengatakan serangan itu "tidak efektif." [ae/hp (AP, AFP, dpa)]. []