Lansia yang Paling Banyak Mengalami Long COVID

Orang lanjut usia (Lansia) berisiko lebih tinggi untuk mengalami efek jangka panjang setelah terjangkit Covid-19
Nancy Rose, yang tertular Covid-19 pada 2021 dan hingga saat ini masih mengalami gejala seperti susah mengingat, berhenti sejenak ketika merapikan meja di rumahnya di Port Jefferson, New York, AS, pada 25 Januari 2022. (Foto: voaindonesia.com - AP/John Minchillo)

TAGAR.id, Jakarta - Hasil penelitian baru di Amerika Serikat (AS) memberi bukti baru bahwa long COVID bisa terjadi bahkan pada pasien yang sudah divaksinasi. Dan bahwa orang lanjut usia (Lansia) berisiko lebih tinggi untuk mengalami efek jangka panjang setelah terjangkit Covid-19.

Dalam penelitian terhadap para veteran yang diterbitkan pada Rabu (25/5), sekitar sepertiga pasien yang mengidap Covid-19 setelah divaksinasi, menunjukkan tanda-tanda long COVID.

Laporan terpisah dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC - Centers for Disease Control and Prevention) mendapati bahwa hingga setahun setelah tertular virus corona awal, 1 dari 4 orang dewasa berusia 65 tahun ke atas mengalami setidaknya satu masalah kesehatan yang mungkin masuk ke daam kategori long COVID, dibandingkan dengan 1 dari 5 orang dewasa yang berusia lebih muda.

Long COVID mengacu pada satu dari lebih 20 gejala yang terus ada, kambuh atau muncul pertama kali setidaknya satu bulan setelah penularan virus corona. Gejala-gejala ini bisa mencakup kelelahan, sesak napas, dan pembekuan darah.

Vaksin virus corona, yang membantu mencegah infeksi awal dan penyakit serius, memberi perlindungan terhadap long COVID, tetapi semakin banyak hasil penelitian yang menunjukkan bahwa perlindungan itu tidak sesuai dengan apa yang sebelumnya diharapkan para ilmuwan.

Studi veteran yang terbit dalam Nature Medicine meninjau catatan medis umumnya veteran pria kulit putih, yang rata-rata berusia 60 tahun. Dari 13 juta veteran, hampir 3 juta di antaranya telah divaksinasi hingga Oktober tahun 2021 lalu. Sekitar 1 persen dari jumlah tersebut, atau hampir 34.000 orang, mengidap Covid-19.

Penulis utama penelitian itu, Dr Ziyad Al-Aly, mencatat bahwa penelitian dilakukan sebelum varian omicron yang sangat menular muncul pada akhir tahun. Ia mengatakan tingkat infeksi pada orang yang sudah divaksinasi tampaknya meningkat. (ka/rs)/Associated Press/voaindonesia.com. []

Biden Perintahkan Penelitian Nasional Baru untuk Teliti Long COVID

WHO Umumkan Definisi Klinis Pertama tentang Long COVID

25% Pasien Covid-19 di Amerika Alami Gejala Long Covid

Kasus Long Covid pada Anak Harus Diwaspadai

Berita terkait
Biden Perintahkan Penelitian Nasional Baru untuk Teliti Long COVID
Presiden Biden memerintahkan penelitian nasional baru tentang Covid-19 yang berkepanjangan, biasa disebut long COVID
0
Jawaban Jokowi Saat Ditanya Pilih Puan Maharani atau Ganjar Pranowo Capres 2024
Apa jawaban Presiden Jokowi ketika wartawan bertanya kepadanya: pilih siapa capres untuk Pilpres 2024, Puan Maharani atau Ganjar Pranowo.