Jakarta - Kasus long Covid pada anak harus diwaspadai karena sudah mulai banyak laporan mengenai hal tersebut. Hal itu disampaikan oleh Konsultan Spesialis Anak, Ida Safitri Laksanawati dalam webinar yang digelar Yayasan Lentera Anak, Kamis, 2 September 2021.
"Sekitar 12 persen terjadi pada anak usia 2 sampai 11 tahun yang masih terus mengeluhkan keluhan-keluhan masih lemaslah, batuk, sampai lima pekan. Kemudian anak yang lebih besar dia juga masih mendapatkan keluhan-keluhan yang serupa," kata Ida.
Namun, gejala-gejala yang menetap atau berkepanjangan pada anak itu umumnya ringan, tidak berat. Ida menyebutkan gejala-gejala yang timbul akibat long Covid pada anak, di antaranya ialah kesulitan untuk tidur, merasa kelelahan, merasa sulit untuk berkonsentrasi, dan lainnya. Mengenai permasalahan kesulitan berkonsentrasi, Ida mengatakan hal itu harus dicermati oleh tenaga pendidikan atau orang tua karena anak-anak sudah melakukan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas.
Pencegahan dengan menerapkan prokes secara terus menerus, konsiten dibarengi dengan pemberian vaksnasi menjadi upaya komprehensif untuk menekan laju penularan Covid-19 pada anak.
"Anak-anak yang tercatat bahwa mereka pernah terpapar kemudian seperti ada hambatan dalam pembelajaran, mungkin itu bagian dari long Covid. Tapi ya tentu ada hal (pemeriksaan lanjutan) yang harus diikuti," ujar Ida.
Sebenarnya, upaya pencegahan paparan Covid-19 terhadap anak tidak jauh berbeda dengan orang dewasa, yaitu penerapan protokol kesehatan (prokes) dan 5M secara terus-menerus, serta dengan pemberian vaksinasi kepada orang dewasa dan juga anak usia 12-17 tahun dapat menjadi upaya komprehensif untuk menekan laju penularan Covid-19 pada anak.
"Pencegahan dengan menerapkan prokes secara terus menerus, konsiten dibarengi dengan pemberian vaksnasi menjadi upaya komprehensif untuk menekan laju penularan Covid-19 pada anak," kata Ida.
Anak-anak juga memiliki risiko paparan yang sama terhadap Covid-19 dengan orang dewasa. Namun, tingkat keparahan dan risiko terjadinya kematian pada anak lebih rendah daripada orang dewasa atau lansia.
"Anak-anak memiliki risiko paparan yang sama terhadap Covid-19 dibanding orang dewasa. Tapi kita tahu tingkat keparahan dan risiko terjadinya kematian atau fatalitas lebih rendah," ujarnya. []
Baca Juga:
Tips-tips Isoman Pasien Covid-19 dari Dokter Tirta
Opini: Ekonomi Indonesia Pada Masa Pandemi Covid-19
Pemerintah Sangat Terlambat Menangani Wabah Covid-19
Penemu Vaksin Covid Sarah Gilbert Akui Hanya Ingin Berbagi