Kunjungi Korban Kekerasan Seksual, Danny Pomanto Minta RT/RW Punya Ponsel

Pentingnya mewaspadai potensi munculnya masalah sosial di lingkungan terdekat.
Wali Kota Makassar Moh. Ramdhan 'Danny' Pomanto mengunjungi gadis korban kekerasan seksual berusia 14 tahun di Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A), Kota Makassar, Senin (15/1). (Foto: Tagar/Rio Anthony)

Makassar, (Tagar 15/1/2019) - Wali Kota Makassar Moh. Ramdhan 'Danny' Pomanto menyampaikan pentingnya mewaspadai potensi munculnya masalah sosial di lingkungan terdekat.

Danny menilai, hal itu untuk mendeteksi dini masalah sosial yang kerap melibatkan anak di bawah umur, misalnya kekerasan dan kejahatan yang dialami anak-anak. Tindakan itu, lanjutnya, dapat diterapkan melalui program unggulan Pemkot Makassar, Jagai Anakta.

Danny menyampaikan hal tersebut ketika mengunjungi gadis korban kekerasan seksual berusia 14 tahun di Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A), Kota Makassar, Senin (15/1).

"Intensitas program Jagai Anakta semakin dibutuhkan. Karena menjaga anak baik sebagai korban kekerasan maupun sebagai pelaku kekerasan menjadi hal yang sangat penting, melibatkan peran-peran orangtua," terang Danny.

Gadis korban kekerasan seksual yang dikunjungi Danny diketahui mendapat kekerasan seksual setelah bertemu dengan pelaku lewat perkenalannya dengan seseorang melalui media sosial.

Terhadap unsur RT atau RW dan orangtua korban kekerasan seksual, Danny berharap membekali diri dengan smartphone untuk mendeteksi masalah sosial yang saat ini makin banyak motifnya.

Danny mengaku akan memberi bantuan terutama proses pemulihan mental, serta mengembalikan korban yang masih usia sekolah itu ke lingkungan sekolah. Menurutnya, korban kekerasan seksual tidak boleh putus sekolah.

Sebab, dari sekolah lah anak-anak yang rentan ini bisa mendapatkan pelajaran untuk memilah dan mengetahui perilaku-perilaku yang negatif.

"Kita imbau kepada anak-anak kita agar jangan mudah tertipu oleh informasi-informasi dari media sosial yang terkadang tidak benar, menyesatkan, dan menjerumuskan mereka," tutupnya.

Berita terkait