TAGAR.id, Havana, Kuba - Warga Kuba, pada Selasa, 23 Agustus 2022, antre di tempat-tempat penukaran mata uang untuk berkesempatan membeli dolar AS dan mata uang lainnya dari pemerintah. Hal tersebut merupakan yang pertama dalam dua tahun.
Kebijakan baru yang diumumkan pada Senin, 22 Agustus 2022, malam itu datang hampir tiga minggu setelah pemerintah negara komunis tersebut mulai membeli “hard currency” – atau mata uang asing yang nilainya tidak mudah terdepresiasi atau berfluktuasi secara besar-besaran – dengan harga 110,40 peso per satu dolar AS. Nilai ini mirip dengan yang diperjualbelikan di pasar gelap dan lebih besar empat kali dari nilai yang digunakan dalam transaksi resmi.
Dengan kebijakan baru – yang dimaksudkan membantu memerangi pasar gelap “hard currency” – individu-individu dapat membeli hingga seratus dolar tunai dalam sehari dengan tarif 123,60 peso per satu dolar di 37 lokasi penukaran mata uang atau CADECA di negara bagian yang ditunjuk.
Tarif resmi yang digunakan oleh industri dan lembaga pemerintah yang mendominasi perekonomian tetap pada kisaran 24 peso per satu dolar.
Pada awal tahun 2021, Kuba menghilangkan sistem mata uang ganda yang sudah lama ada, dan menggunakan sistem khusus konversi peso yang terutama ditujukan untuk pariwisata dan warga asing, dan mengubah semua operasi dengan menggunakan mata uang lokal.
Tetapi harga-harga naik lebih cepat dibandingkan dengan upah baru yang lebih tinggi yang diadopsi berdasarkan reformasi tersebut. Kondisi itu juga bertepatan dengan terjadinya krisis ekonomi akibat pandemi virus corona dan berkurangnya dukungan dari negarasekutu Kuba, Venezuela, yang juga sedang berjuang mengatasi krisis ekonomi.
Belum lagi sanksi ekonomi yang diterapkan AS yang membatasi jumlah uang yang dikirim ke Kuba oleh kerabat di Amerika.
Kekurangan yang semakin besar menimbulkan kenaikan harga barang yang dibeli dari penjual swasta dan devaluasi peso di tingkat akar rumput. Hal tersebut membuat dolar dan mata uang lain yang dikirim atau dibawa dari luar negeri menjadi lebih berharga. Walhasil, kondisi itu meningkatkan antrean panjang dalam proses jual beli dan memperburuk rasa frustrasi publik.
Warga Kuba dapat menggunakan kartu debit “hard currency” untuk membeli barang di toko khusus negara bagian, dan banyak yang mencari dolar atau euro untuk bepergian ke luar negeri, kadang-kadang untuk membeli barang yang kemudian dijual kembali dengan harga lebih tinggi ketika mereka kembali ke tanah air.
Para pejabat Kuba, pada Senin, 22 Agustus 2022, mengatakan berdasarkan kebijakan baru ini, penjualan “hard currency” akan dibatasi, tidak hanya dengan pembatasan 100 dolar AS (setara dengan Rp 1.477.650) per hari, tetapi juga berapa banyak lokasi penukaran mata uang yang telah dibeli dari publik sehari sebelumnya.
Di cabang penukaran mata uang yang didatangi Kantor Berita Associated Press, Direktur CADECA Regional Kenia Katiuska Mesa mengatakan kepada para pelanggan yang berkumpul bahwa 190 orang akan diizinkan menukar mata uang pada Selasa. (em/ka)/Associated Press/voaindonesia.com. []