Jakarta - Belgia menjadi tim pertama yang lolos ke EURO 2020 dengan rekor sempurna setelah meraih kemenangan telak 9-0 atas San Marino di Stadion King Baudouin, Jumat 11 Oktober 2019 dini hari WIB. Pelatih Roberto Martinez menyebut kualitas manusia yang membawa Belgia ke putaran final.
Belgia menunjukkan keperkasaan selama kualifikasi Grup I. Mereka mencetak 28 gol dan hanya kebobolan satu gol sehingga tak kesulitan menembus putaran final.
Striker Romelu Lukaku menjadi pemain Belgia pertama yang mencetak 50 gol. Penyerang Inter Milan ini memborong dua gol di laga tersebut. Gol pertamanya di menit 28 membuka pesta kemenangan tuan rumah. Dirinya juga menciptakan satu assist di pertandingan tersebut.
Saya puas dengan permainan yang ditampilkan tim. Kami tetap tampil dengan disiplin tinggi. Pemain juga tidak egois
Pelatih Roberto Martinez menunjukkan kepuasannya saat Belgia memastikan lolos dengan meraih kemenangan gemilang. Menurutnya sukses tersebut tidak hanya menghadapi lawan terlemah tetapi pemain tampil penuh disiplin.
"Saya puas dengan permainan yang ditampilkan tim. Kami tetap tampil dengan disiplin tinggi. Pemain juga tidak egois," kata Martinez.
Menurut dia keberhasilan Belgia tidak hanya karena kualitas pemain tetapi yang utama adalah kualitas manusia. Dari kualitas pemain, Belgia diperkuat para bintang yang bermain di klub-klub besar. Sebut saja Eden Hazard dan kiper Thibaut Courtois yang memperkuat Real Madrid, Lukaku menjadi andalan Inter.
Sedangkan duo bek, Jan Vertonghen dan Toby Alderweireld, memperkuat Tottenham Hotspur. Dan Youri Tielemens yang membela Leicester City.
Mereka adalah generasi emas yang membawa Belgia menduduki ranking pertama FIFA. Belgia juga menduduki peringkat tiga di Piala Dunia 2018.
Tidak Egois
Namun lebih dari itu, Martinez melihat kualitas manusia di skuatnya. Meski berstatus pemain bintang dan bermain di klub-klub besar Eropa dengan bayaran mahal, namun mereka tidak egois. Pemain sama sekali tak meremehkan San Marino yang di atas kertas jauh di bawah Belgia.
Bahkan Martinez tetap menurunkan skuat terbaik. Saat sudah unggul 6-0 di babak pertama, Belgia tetap serius menghadapi rivalnya.
Tak hanya itu, para pemain membantu yuniornya agar makin matang dengan mencetak gol. Saat mendapat penalti, mereka justru memberi kesempatan kepada gelandang Yari Verschaeren untuk melakukan eksekusi. Hasilnya, pemain berusia 18 ini turut menyumbang gol dari titik penalti
"Sikap dan perilaku pemain yang sangat bagus. Saya senang bagaimana mereka memberi kesempatan kepada yang lain. Mereka mengutamakan grup ketimbang diri sendiri," kata pelatih asal Spanyol ini.
"Anda lihat sendiri bagaimana Yannick Carrasco memberikan bola kepada anak berusia 18 tahun untuk mengambil penalti. Ini adalah kualitas manusia yang membuat saya merasa sangat senang," ucapnya.
Di laga itu, Belgia sesungguhnya berpeluang mencetak gol sampai dua digit. Namun beberapa peluang gagal dimanfaatkan. Meski demikian, kemenangan sembilan gol itu sudah memuaskan Martinez. []
