Klaim Menang, Pendukung Appi-Cicu Lakukan Konvoi

Klaim menang, pendukung Appi-Cicu lakukan konvoi. Mereka mengabaikan larangan konvoi dari Penjabat Gubernur.
Klaim Menang, Pendukung Appi-Cicu Lakukan Konvoi | Iring-iringan kendaraan pendukung Appi-Cicu pada ruas jalan di Makassar, Kamis 28/6/2018. (Foto: Tagar/Rio Anthony)

Makassar, (Tagar 29/6/2018) - Pendukung pasangan calon wali kota-wakil wali kota Makassar, Munafri Arifuddin-Andi Rachmatika Dewi (Appi-Cicu), melakukan konvoi kemenangan. Hal ini dilakukan Kamis (28/6) setelah pengumuman hasil hitung sendiri dan pernyataan bahwa calon tunggal Appi-Cicu menang melawan kotak kosong.

Para pendukung pasangan nomor urut satu ini berkumpul di depan Monumen Mandala, kemudian berkonvoi menuju rumah Munafri Arifuddin di Jalan Chairil Anwar.

Dalam perjalanan di antara mereka menyalakan petasan, serta membunyikan klakson kendaraan, sambil berteriak, "Appi Walikotaku.... Hidup Appi!"

Aksi konvoi ini menimbulkan kemacetan di beberapa ruas jalan di Kota Makassar.

Alviad yang berada di antara pendukung kelihatan bingung ketika ditanya terkait aksi konvoi. Ditanya hendak ke mana dan apa tujuan konvoi, ia menjawab tidak tahu.

"Saya tidak tahu mau ke mana tujuan konvoi ini, hanya ikut-ikutan saja," katanya.

Doni, teman Alviad menimpali, "Kami konvoi karena kami merasa pasangan jagoan kami, Munafri Arifuddin-Andi Rachmatika Dewi menang dan mengalahkan kotak kosong."

Ditanya kemenangan nomor urut satu berdasarkan perhitungan apa, Doni sempat terlihat bingung kemudian mengatakan, "Kata teman saya, nomor satu menang."

Setelah itu ia berlalu.

Konvoi Appi-CicuKonvoi pendukung Appi-Cicu di Makassar. (Foto: Tagar/Rio Anthony)

Konvoi Dilarang

Sehari sebelumnya Penjabat Gubernur (Pj) Soni Sumarsono menyatakan larangan melakukan konvoi untuk menjaga keamanan dan kententraman serta kenyamanan masyarakat di Sulawesi Selatan, khususnya di Makassar.

"Saya mengimbau kepada seluruh pendukung tak terkecuali, untuk tidak merayakan kemenangan secara berlebihan yang dapat mengganggu ketertiban umum dan menimbulkan kerawanan. Tunggu saja hasil perhitungan manual oleh Komisi Pemilihan Umum," ujar Soni.

Ternyata imbauan tersebut diabaikan pendukung Appi-Cicu. Mereka tetap melakukan konvoi, merayakan Appi-Cicu yang menurut mereka, menang dalam pemilihan wali kota Makassar.

Tumbangkan Kotak Kosong

Hasil hitung cepat beberapa lembaga survei menunjukkan kemenangan kotak kosong dengan angka 53 persen lebih. Tapi, tim pemenangan Appi-Cicu meyakini mereka telah menumbangkan kotak kosong. Mereka yakin Appi-Cicu adalah pemenang dalam kontestasi pemilihan walikota dan wakil walikota Makassar.

Farouk M Betta Ketua DPRD Kota Makassar sekaligus ketua tim pemenangan Appi-Cicu menjelaskan landasan kemenangan mereka. Yaitu berdasarkan hasil real count data C1 dari 2670 tempat pemungutan suara (TPS) yang tersebar di 15 kecamatan.

Menurutnya, hasil hitung manual dari data C1 yang dikirim para saksi yang tersebar di 2670 TPS di penjuru kota Makassar, Appi-Cicu berhasil menggungguli kotak kosong dengan presentase 51,45 persen, sedangkan kotak kosong 48,55 persen.

"Kami ingin menyampaikan bahwa hasil penghitungan final di pusat tabulasi kami menegaskan pasangan Appi-Cicu berhasil keluar sebagai pemenang. Data yang kami hitung, dari total 2670 TPS yang ada di Makassar berdasarkan Form C1 yang dimiliki saksi di lapangan," ujar Farouk di posko pemenangan Appi-Cicu di Jalan Balaikota, Makassar, Kamis (28/6).

Ia menambahkan, Rabu malam data yang masuk masih pada kisaran 93 persen, menjelang sore hari Kamis, keseluruhan data C1 terhitung sudah mencapai 100 persen.

Keterlambatan penginputan data internal Appi-Cicu, menurut Farouk karena keterlambatan penginputan data dari tiga kecamatan, yaitu Manggala, Sangkarrang dan Tamalate.

"Kecamatan Sangkarrang itu daerah kepulauan, jadi data C1-nya agak terlambat, sedangkan dua kecamatan lainnya telat masuk, TPS-nya banyak sehingga perhitungannya agak lambat," katanya. (rio)

Berita terkait
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.