Untuk Indonesia

Kisruh Duit di Kubu Prabowo

Makin parah aja situasi di internal kubu pendukung Prabowo. - Tulisan Denny Siregar
Calon Wakil Presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno menyampaikan presentasi laporan dana kampanye di media center pemenangan Prabowo-Sandi di Jalan Sriwijaya, Jakarta, Senin (31/12/2018). Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno merilis dana penerimaan dan pengeluaran kampanye Pilpres 2019, per Desember 2018 dengan total dana kampanye sebesar Rp 54 miliar dan yang sudah digunakan Rp 46,6 miliar. Sedangkan sumbangan dana kampanye berasal dari Sandiaga Uno sebesar Rp 39,5 miliar dan dari Prabowo sebesar Rp 13 miliar. (Foto: Antara/Galih Pradipta)

Oleh: Denny Siregar*

Makin parah aja situasi di internal kubu pendukung Prabowo....

Menurut kabar dari dalam, situasi internal sedang panas-panasnya, bahkan condong ke pecah koalisi. Apa masalahnya? Duit lah. Apa lagi coba ?

Semakin hari logistik mereka semakin menipis. Uang Sandi sudah mulai habis. Sandi juga harus menghadapi marahnya Prabowo karena janji untuk memenuhi logistik Pilpres belum terpenuhi. Dan Sandi melemparkan masalah itu ke PKS, PAN dan Demokrat yang "tidak setor duit".

Sindiran Sandiaga Uno ini langsung ditanggapi oleh Demokrat melalui Andi Arief. "Justru sebaliknya, Sandiaga Uno berjanji membantu dana kampanye. Partai Demokrat gak ambil pusing dengan janji Sandiaga Uno."

PKS lebih ngamuk lagi. "Tidak ada kewajiban partai koalisi membantu dana kampanye. Kalau tidak ada PKS, Prabowo dan Sandi tidak akan jadi Capres-Cawapres," kata Hidayat Nur Wahid.

PAN juga ngeles. Mereka sibuk mengurusi Pileg daripada Pilpres. Ya iyalah. PAN sedang berjuang untuk lolos Parliamentary Treshold yang menetapkan syarat minimal 4 persen. Sedangkan PAN sendiri baru punya 2,3 persen. Jadi, "Gak mikir Pilpres!!"

Yang sibuk memang Sandi, karena dia sudah banyak berjanji kesana kemari bahwa dia datang bawa uang. Prabowo juga gak mau tahu, karena "dulu janjinya bawa duit... Mana? Mana??" Tapi tidak ada kabar lemparan hendpon seperti yang sering didengar. Masih aman-aman saja.

Memilih Sandi sebagai Cawapres, memang bisa dibilang blunder Prabowo karena akhirnya Capres dan Cawapres semua dari Gerindra. Jadinya partai koalisi tidak merasa punya kewajiban apa-apa.

Coba dulu AHY yang dijadikan Cawapres, kan gak sesak napas. Minimal AHY bisa bilang ke bapak dan emaknya kalau lagi tongpes, "Pah, Mah, emmm... begini. Koalisi butuh dana tambahan lagi...." Namanya anak, kan gak tega.

Ya nasib Sandi lah kalau lagi pusing gak keruan, ditagih dari mana-mana. Saking pusingnya dia salah mau cium tangan, eh jadi cium jenggot. Mau wudhu, eh malah dikobok.

Naseb nasebbb... Mau bikin kopi, eh kopinya habis. Terpaksa seruput imajiner....

*Denny Siregar penulis buku Tuhan dalam Secangkir Kopi

Berita terkait
0
David Beckham Refleksikan Perjalanannya Jadi Pahlawan untuk Inggris
David Beckham juga punya tips untuk pesepakbola muda, mengajak mereka untuk menikmati momen sebelum berlalu