Kisah Orang Kristen Kebaktian di Masjid

Nabi mengizinkan orang Kristen kebaktian di masjid. Tidak seperti Rizieq Shihab tanya bidan Yesus siapa, atau UAS bilang ada jin kafir di salib.
Ilustrasi - Masjid Nabawi. (Foto: Tagar/BBC/GettyImages)

Jakarta - Nabi pernah mengizinkan orang Kristen kebaktian di masjid. Nabi sama sekali tidak mengejek dan menghina keyakinan tersebut. Tidak seperti Rizieq Shihab yang mengejek Yesus bidannya siapa. Tidak seperti Ustaz Abdul Somad yang bilang ada jin kafir pada salib.

Hal tersebut disampaikan intelektual Nahdlatul Ulama Akhmad Sahal dalam video Nabi Pernah Izinkan Orang Kristen Kebaktian di Masjid di YouTube Cokro TV, Kamis, 24 Desember 2020. 

Kisah orang Kristen diizinkan Nabi untuk melakukan kebaktian di Masjid Nabawi ini terjadi pada tahun 10 Hijriyah atau 631 Masehi, setahun sebelum Nabi wafat. Berikut ini kisah selengkapnya dituturkan Akhmad Sahal.

Andai saat ini ada seorang muslim yang mempersilakan orang Kristen melakukan kebaktian atau misa di masjid, mungkin si muslim akan dituduh sesat atau dianggap melakukan penodaan terhadap masjid. Padahal Nabi pernah melakukannya.

Andai ada orang Islam yang membantu mendirikan atau merenovasi gereja atau tempat ibadah lain, mungkin dia akan dicap sesat, dosa, atau dituduh menggadaikan aqidah. Padahal Nabi pernah menganjurkannya.

Ya, belakangan ini banyak kalangan Islam yang parno dan curiga berlebihan terhadap Kristen, alergi terhadap salib, terganggu kalau ada misa, pendirian gereja dipersulit izinnya, dan seterusnya. Padahal kalau kita pelajari bagaimana Nabi bersikap terhadap komunitas Kristen Najran pada zamannya, kita justru mendapati teladan toleransi yang sangat tinggi dari Nabi.

Peristiwanya terjadi pada tahun 10 Hijriyah atau 631 Masehi, setahun sebelum beliau wafat. Saat itu Nabi gencar mengirim sahabatnya ke pelbagai penjuru tanah Arab untuk berdakwah tentang Islam. Salah satunya ke komunitas Kristen Najran - suatu wilayah di Saudi Arabia berbatasan dengan Yaman.

Lantas apa respons kalangan Kristen Najran? Mereka melakukan kunjungan balik kepada Nabi di Madinah. Jadi kalau mereka didatangi pendakwah tentang Islam, mereka mendatangi Madinah untuk berdakwah tentang Kristen kepada Nabi. Lalu berangkatlah delegasi Kristen Najran berjumlah 60-an orang, terdiri dari pendeta, ilmuwan agama (kristolog), tokoh masyarakat Najran, dan lain-lain.

Begitu sampai Madinah, delegasi Kristen Najran ini diterima Nabi di dalam masjid. Iya, di dalam Masjid Nabawi. Nabi juga menyediakan tempat menginap untuk mereka. Lalu berlangsunglah diskusi dan perdebatan antara Nabi dan orang-orang Kristen ini, di dalam masjid. Hingga tiba saat mereka mesti melakukan kebaktian. Menariknya, Nabi mempersilakan rombongan Nasrani Najran tersebut untuk melakukan kebaktian atau beribadah di dalam Masjid Nabawi.

Sontak saja para sahabat di sekitar Nabi saat itu terkejut, dan tadinya berusaha mencegah terjadinya misa tersebut di masjid. Namun Nabi justru membiarkannya. Kata Nabi kepada para sahabat, biarkanlah mereka, biarkan mereka melakukan ibadah di dalam masjid.

Perilaku Rizieq Shihab dan Ustaz Somad itu bukan hanya bertentangan dengan akhlak Nabi.

Mereka lalu melakukan kebaktian di dalam Masjid Nabawi, dengan menghadap ke timur sebagai arah kiblat mereka. Dan setelah itu mereka pulang kembali ke Najran tetap sebagai pemeluk agama Kristen. Artinya, Nabi sama sekali tidak memaksa mereka untuk masuk Islam.

Peristiwa ini nyata terjadi, direkam dalam sejumlah kitab sejarah Islam klasik yang mu'tabarah, yang otoritatif, seperti Tarikh al-Umam wa al-Muluk, Sirah Ibn Hisyam, Sirah Ibn Ishaq, dan at-Tabaqat karya Ibnu Sa'd.

Jadi, meski umat Kristen meyakini Yesus sebagai "Anak Tuhan" dan mengimani Bunda Maria sebagai "Ibu Tuhan", Nabi sama sekali tidak mengejek dan menghina keyakinan tersebut. Tidak seperti Rizieq Shihab yang mengejek Yesus bidannya siapa? Karena sikap semacam itu menista keyakinan agama lain. Nabi juga tidak berperilaku seperti Ustaz Abdul Somad yang bilang ada jin kafir pada salib, karena itu juga menistakan simbol sakral agama Kristen.

Sebenarnya perilaku Rizieq Shihab dan Ustaz Somad itu bukan hanya bertentangan dengan akhlak Nabi, juga melanggar ajaran Alquran. Alquran jelas-jelas melarang muslim mencela Tuhan dan sesembahan agama lain, karena itu bisa berakibat Tuhan orang Islam balik dihina dan dinista.

Tapi nyatanya Rizieq dan Somad malah menghina Yesus. Padahal Nabi menyilakan orang Kristen beribadah di masjid, di dalam masjid. Ini jangan diartikan setuju dengan ajaran Kristen. Nabi tentu sangat tidak menyetujui keyakinan dan akidah orang Kristen, dan sebaliknya mereka juga tidak menyetujui keyakinan Nabi.

Namun kendati berbeda secara aqidah, Nabi tetap menghormati keyakinan agama Kristen tersebut. Sikap toleran Nabi ini diperkuat dengan adanya perjanjian antara Nabi dengan kaum Kristen Najran yang disusun setelah pertemuan tersebut. Perjanjian ini pernah dibahas Prof Quraish Shihab di berbagai kesempatan.

Yang menarik dalam perjanjian itu Nabi menyatakan akan membela melindungi kaum Kristen Najran, melindungi gereja mereka, melindungi cara hidup dan ibadah mereka. Pokoknya melindungi dan membela mereka. Sebagaimana perlindungan Nabi terhadap keluarga beliau dan terhadap umat Islam.

Nabi mengajarkan agar umat Islam tidak parno, curiga yang overdosis.

Hal lain yang penting untuk dicamkan dari perjanjian Nabi dengan kaum Kristen Najran tersebut adalah penegasan bahwa umat Islam harus membantu umat Kristen saat mereka memperbaiki gereja atau merenovasi gereja bila memang itu dibutuhkan.

Bayangkan, itu anjuran Nabi lho. Dan bantuannya bukan berupa utang yang dibebankan kepada orang Kristen tersebut, melainkan betul-betul bantuan cuma-cuma, demi kemaslahatan penganut Kristen, dan demi menunaikan janji Rasulullah kepada mereka.

Isi dari perjanjian ini menurut saya luar biasa. Dan perlu ditegaskan di sini, kendati janji Nabi tersebut disampaikan kepada kaum Nasrani Najran, tapi sejatinya ia tidak hanya mengikat atau terbatas buat mereka saja, namun buat semua kaum Nasrani di manapun di dunia ini, dan berlaku sepanjang masa.

Pelajaran apa yang kita bisa petik dari sikap penghormatan Nabi terhadap kaum Nasrani Najran tersebut? Pertama, Nabi mengajarkan umat Islam menghormati keyakinan agama lain, untuk menghormati apa yang dianggap sakral oleh para penganut agama lain tersebut.

Nabi tentu saja tidak setuju dengan peribadatan orang Kristen, orang Kristen Najran tadi. Tapi toh Nabi mempersilakan mereka melakukan misa di masjid. Ini kan bentuk penghormatan yang dahsyat terhadap keyakinan mereka, terhadap apa yang mereka anggap sakral. Dan lagi-lagi ini bukan hanya berlaku untuk penganut agama Kristen sebenarnya, tapi juga agama-agama lain.

Pelajaran kedua, Nabi mengajarkan agar umat islam tidak parno dan curiga yang overdosis dengan rumah ibadah agama lain, dengan gereja, dengan sinagoge, dan lain-lain.

Ini penting ditegaskan karena belakangan ini terdapat beberapa muslim yang merasa terganggu kalau ada komunitas agama lain melakukan ritual atau ibadah di lingkungan mereka sendiri. Merasa imannya terancam kalau ada rumah ibadah agama lain didirikan di sekitarnya.

Jangankan mengizinkan orang Kristen beribadah di masjid seperti yang dilakukan Nabi. Orang Kristen melakukan kebaktian di tempatnya sendiri saja tidak jarang mendapatkan intimidasi, dengan berbagai dalih dan alasan. Jangankan membantu renovasi gereja seperti dianjurkan Nabi. Banser dan Ansor menjaga gereja menjelang Natal saja sering dihujat, sering dituduh apalah, menggadaikan aqidah dan seterusnya.

Di sini Nabi mengajarkan orang Islam memang harus meyakini agamanya yang paling benar. Tapi pada saat yang sama, mereka juga harus mengakui hak pemeluk agama lain untuk meyakini bahwa agama merekalah yang paling benar.

Saya kira inilah esensi dari lakum diinukum wa liyadiin, untukmu agamamu, untukku agamaku. []

Berita terkait
Penampakan Suasana Saat Malam Natal di Kudus Citywalk
Suasana di Kudus Citywalk, Kudus, Jawa Tengah, saat malam Natal membuldak. Warga datang ke pedestrian ala Malioboro hanya sekedar swafooto.
Jelang Natal Menkominfo Lakukan Aksi Sosial
Menkominfo Johnny G. Plate jelang peringatan Hari Natal Nasional 2020 lakukan aksi sosial. Bantuan diberikan kepada 8.424 anak di panti asuhan.
Gantikan Risma, Whisnu Tinjau Misa Natal di Gereja Surabaya
Plt Wali Kota Surabaya, Whisnu Sakti Buana meninjau dua gereja di Surabaya yang melaksanakan Misa Natal di tengah pandemi Covid-19.
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.