Kisah Inspiratif Mail, Anak 8 Tahun Penjual Odading di Kudus

Mail, anak delapan tahun di Kudus jadi viral di media sosial. Kisah inspiratifnya berjualan odading dipuji warganet.
Ismail atau Mail (kaos merah) sedang melayani orderan bolang-baling pembeli. Kisah inspiratif anak delapan tahun penjual odading ini viral di media sosial. (Foto: Tagar/Nila Niswatul Chusna)

Kudus - Mail, bocah delapan tahun asal Desa Pedawang, Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, sedang viral di media sosial. Kisah inspiratif anak yang membantu orang tuanya berjualan odading atau sebutan lain dari kue bolang-baling, ramai dibicarakan masyarakat.

Islmail atau yang akrab disapa Mail, sudah beberapa waktu terakhir ini berjualan bolang-baling di Jalan Mayor Kusmanto Kudus. Gerobak kecil di utara Perumahan BRB Rendeng menjadi tempatnya menggelar dagangan.

Di sana, Mail bersama kakaknya, Erlanga, 11 tahun, menjajakan dagangan mereka. Jika dagangannya habis, biasanya Mail pulang ke rumah untuk kembali mengambil bolang-baling.

Jarak antara lokasi berjualan dengan rumah Mail cukup dekat, hanya sekitar 100 meter. Dengan menggunakan nampan plastik, bocah kelas tiga setingkat sekolah dasar ini membawa bolang-baling dari rumah ke lapak dengan berjalan kaki.

"Kalau dagangan di sini habis atau sisa sedikit, saya biasanya pulang untuk ambil dagangan lagi. Soalnya pembuatannya di rumah, tidak di sini (lapak). Makanya kalau habis harus bolak-balik ambil," jelasnya saat ditemui, Selasa, 29 Desember 2020.

Bolang-baling yang dijual Mail memiliki cita rasa yang enak dan bertekstur lembut. Harganya juga sangat terjangkau, yakni Rp 1.000 per bijinya. Tak ayal, jika dalam hitungan jam dagangan mereka laris manis diserbu pembeli.

Kendati baru duduk di kelas tiga di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur'an Bae, Mail terlihat cukup cekatan dan sopan dalam melayani pembeli yang rata-rata merupakan orang dewasa. Kemampuan matematikanya juga bagus, terlihat jelas dari caranya melayani orderan pembeli, mengenali nominal mata uang hingga memberikan kembalian.

Dua adik perempuan saya menjaga dan mengajak bermain adik saya yang masih bayi. Saya dan kakak yang berjualan.

bocah odading kudus1Erlangga, kakak Mail, mengambil bolang-baling atau odading dari rumah untuk dibawa ke lokasi berjualan di Kudus. (Foto: Tagar/Nila Niswatul Chusna)

Pada Tagar, Mail mengaku sudah sebulan ini membantu orang tuanya berjualan bolang-baling. Pekerjaan ini dengan senang hati dilakoni untuk meringankan beban bapak ibunya.

Dia merasa tidak tega melihat orang tuanya melakukan berbagai peran sekaligus. Mulai dari membuat dan menjual bolang-baling hingga mengasuh adiknya yang masih bayi. Hal inilah yang kemudian membuat mereka berbagi peran.

"Kalau pagi, bapak dan ibu saya buat bolang-baling di rumah. Dua adik perempuan saya menjaga dan mengajak bermain adik saya yang masih bayi. Saya dan kakak yang berjualan," ungkap Mail menjelaskan pembagian tugas dalam keluarganya.

Awalnya sempat merasa malu berjualan bolang-baling di tepi jalan. Lama kelamaan, Mail tak lagi merasa begitu. Kini dia mengaku sudah terbiasa dengan aktivitas tersebut. Terlebih, aktivitas berjualan yang dijalannya bersama kakak memiliki tujuan mulia, membantu orang tua.

Disinggung mengenai aktivitas pembelajaran daring, Mail dan Erlangga kompak mengatakan jika aktivitas berjualan mereka tidak mengganggu waktu belajar.

"Kami berjualan dari pukul 05.30 sampai 09.00 WIB. Kami belajarnya biasanya setelah berjualan. Jadi tidak mengganggu waktu belajar," sahut Erlangga.

Namun, jika nanti pembelajaran tatap muka kembali dibuka, Erlangga dan Mail mengaku akan tetap berusaha membantu orang tuanya berjualan, tentu dengan intensitas dan waktu yang berbeda.

"Kami bantunya paling sebentar. Pas waktu sekolah, kami ya berangkat sekolah," tegas Erlangga.

Ayah Mail, Dwi Hardi Azzam, 36 tahun, mengatakan baru sebulanan ini berjualan bolang-baling. Sebelum ini, keluarganya mengandalkan penghasilan dari berjualan dawet di Jalan Diponegoro.

"Musim penghujan ini omzet kami turun drastis. Lalu kami cari sumber panghasilan lain untuk memenuhi kebutuhan keluarga, ya ini akhirnya jualan bolang-baling," ujar pria ber-KTP Lampung tersebut.

Baca juga: 

Terkait anak-anaknya yang membantu berjualan, Azzam mengaku hal tersebut dilakukan untuk mengajarkan pentingnya tolong menolong dan kerja sama dalam kehidupan. Sekaligus mengajarkan mereka cara berwirausaha.

"Mail di rumah anaknya memang paling peka dan suka membantu orang. Membantu kakaknya, adik-adiknya dan orang tuanya. Dia bantu kami berjualan, karena dia tahu betul kondisi orang tua dan keluarganya bagiamana," tutur Azzam.

Azzam sendiri mengaku kaget jika aktivitas Mail akhirnya viral di media sosial. Ia tahu hal tersebut dari tetangganya. Sama sekali tidak ada di benaknya jika apa yang dilakukan anaknya mendapat sambutan baik dari warganet. 

"Tadi pagi baru tahu. Dikasih tahu tetangga, katanya anak saya masuk Facebook," imbuh dia. []

Berita terkait
Kisah Orang Kristen Kebaktian di Masjid
Nabi mengizinkan orang Kristen kebaktian di masjid. Tidak seperti Rizieq Shihab tanya bidan Yesus siapa, atau UAS bilang ada jin kafir di salib.
Kisah Cinta Terlarang Perangkat Desa Jepara Berujung Hukum
Kisah cinta terlarang perangkat desa di Jepara berujung hukum. Ia disiang di pengadilan setelah didakwa melakukan percobaan aborsi.
Bocah Penggemar Elon Musk Jadi Sensasi Penerbangan Uganda
Seorang anak laki-laki berusia 7 tahun di Uganda, penggemar Elon Musk, menarik perhatian publik karena pengetahuannya tentang pesawat terbang
0
Aung San Suu Kyi Dipindahkan ke Penjara di Naypyitaw
Kasus pengadilan Suu Kyi yang sedang berlangsung akan dilakukan di sebuah fasilitas baru yang dibangun di kompleks penjara