Kisah Andi Arief dari Aktivis Idealis, Masuk Istana Lalu Tertangkap Nyabu

Andi Arief semasa kuliah pernah jadi aktivis.
Mantan Wasekjen Partai Demokrat Andi Arief (tengah) bergegas saat akan menjalani proses rehabilitasi di Kantor Badan Narkotika Nasional (BNN), Cawang, Jakarta, Rabu (6/3/2019). Direktorat IV Narkotika Bareskrim Polri menyerahkan Andi Arief ke BNN untuk menjalani masa rehabilitasi setelah dinyatakan bebas pada Selasa (5/3/2019) terkait kasus penggunaan narkotika. (Foto: Antara/Aprillio Akbar)
Jakarta, (Tagar 8/3/2019) - Ditangkapnya mantan Wakil Sekretaris Partai Demokrat Andi Arief karena dugaan narkoba jenis sabu, belakangan ini jadi topik yang hangat dibicarakan di tengah masyarakat sekarang ini. 

Apa yang menjadikan politikus Demokrat tersebut bisa tersentuh dengan barang haram tersebut. Padahal, Andi Arief ada sosok yang sangat garang mengkritik pemerintah di media sosial.

Siapa sangka sosoknya yang garang itu, jadi dikenal masyarakat sebagai pengguna sabu. Jika mengingat saat masih di bangku kuliah, Andi Arief aktif dalam berbagai kegiatan kemahasiswaan, seperti kelompok studi, pers mahasiswa hingga senat mahasiswa. 

Bahkan di zaman kuliah, Andi Arief yang dikatakan mantan Sekjen Partai Rakyat Demokratik (PRD), Petrus Hariyanto, tidak merokok dan tidak mengonsumsi minuman keras sudah menjadi Ketua Senat Mahasiswa Fisip Universitas Gajah Mada (UGM)1993-1994 dan Pemimpin Umum Majalah Mahasiswa Fisipol 1994-1995.

Andi Arief juga pernah membentuk Komite Penegak Hak Politik Mahasiswa (Tegaklima) bersama rekannya yaitu Velix Wanggai dan Denny Indrayana. Kedua rekannya itu adalah staf khusus presiden.

Organisasi Tegaklima ini, pernah mengadakan demonstrasi, yang dipimpin oleh Andi Arief. Saat itu para mahasiswa meminta hak politik untuk ikut memilih dekan dan rektor.

Baca juga: Diperbolehkan Pulang, Andi Arief Serang Mahfud MD

Andi AriefAndi Arief ditangkap di Hotel menara Peninsula, Slipi, Jakarta Barat. (Foto : Istimewa)

Andi Arief saat masih kuliah pun juga pernah memimpin aksi yang tergabung dalam Solidaritas Mahasiswa Indonesia untuk Demokrasi (SMID) cabang Yogyakarta. Saat menggalang aksi atas nama SMID Yogyakarta itulah, Andi Arief mengenal Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang saat itu Danrem Pamungkas.

Di tahun 1996,  Andi Arief menjadi Ketua Umum SMID. Di tahun itulah Andi Arief pernah dikejar-kejar aparat. Itu karena dia yang merupakan bagian dari SMID dituding telah mendalangi kerusuhan. Padahal Andi Arief sempat membantah hal itu, dan menyebutkan itu adalah rekayasa Orde Baru. 

Baca juga: Andi Arief yang Dulu Aku Kenal

Pascakehebohan itu, Andi Arief pun juga menghilang. Dia bersama kawan-kawannya saat itu diburu aparat keamanan Orde Baru. PRD dan SMID lalu bergerak di bawah tanah. Pada 28 Maret 1998, segerombolan orang berambut cepak berhasil mencokoknya di sebuah rumah di Bandar Lampung. Andi Arief diculik.

Kejadian yang menimpa Andi Arief itu akan berakhir, jika menandatangani surat penahanan dari kepolisian. Namun, akhirnya Andi Arief dibebaskan dan diserahkan ke Kontras pada 14 Juli 1998.

Sejak 1998 itulah namanya Andi Arief sempat menghilang. Awal reformasi, kemudian Andi Arief bersama aktivis SMID, Nezar Patria, meluncurkan sebuah buku berjudul Antonio Gramsci: Negara dan Hegemoni. 

Memang sudah jelas politik itu tidak bisa lepas dari sosok Andi Arief. Apalagi jika dilihat keaktifannya dengan berbagai kegiatan berbau politik saat menduduki bangku kuliah. Pada Pemilu 2004, kemudian Andi Arief ikut berperan memenangkan pasangan SBY-Jusuf Kalla. Untuk memenangkan paslon SBY-Jusuf Kalla, dia juga sempat menjadi Sekretaris Jenderal Jaringan Nusantara, sebuah organisasi sukarelawan pemenangan SBY.

Kiprahnya ini membuahkan perhatian SBY. Awal 2006, dia ditunjuk presiden sebagai salah satu Komisaris PT Pos Indonesia. 

Namun menjelang Pemilihan Presiden 2009, Andi Arief menyatakan mundur dari PT Pos Indonesia. Kemundurannya itu karena dirinya ingin konsentrasi memenangkan SBY-Boediono. Meski tak duduk di Tim Kampanye Nasional SBY-Boediono, kabar beredar, Andi Arief adalah IT Campaigner SBY-Boediono, yakni semacam penanggung jawab kampanye di internet.

Dan kiprah Andi pun dilihat oleh SBY. Selaku Presiden, SBY kemudian mengeluarkan Surat Keputusan Presiden pada Kamis 19 November 2009 yang menunjuk Andi Arief sebagai Staf 
Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana.

Kini, Andi Arief tersangkut masalah penyalahgunaan narkoba berjenis sabu. Mantan Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat itu dicokok polisi di Hotel Menara Peninsula, Slipi, Jakarta pada Minggu (3/3) malam. Sejumlah barang bukti diamankan, salah satunya alat hisap sabu atau bong.

Baca juga: Ada Andi Arief, Petinggi Partai Demokrat Nyanyi Lagu Iwan Fals

Berita terkait
0
Serangan ke Suharso Monoarfa Upaya Politik Lemahkan PPP
Ahmad Rijal Ilyas menyebut munculnya serangan yang ditujukan kepada Suharso Manoarfa merupakan upaya politik untuk melemahkan PPP.